Komponen penyumbang ekonomi kuartal 1 yang hanya tumbuh 4,7 persen ialah belanja pemerintah yang belum maksimal, rendahnya tingkat konsumsi masyarakat dan pelemahan kinerja ekspor-impor.
www.katadata.co.id
www.katadata.co.id

Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal 1 2015 hanya 4,7 persen, masih jauh untuk menggapai target yang tercantum dalam APBN-P sebesar 5,7 persen sepanjang tahun ini. Di antara penyebabnya adalah rendahnya pertumbuhan konsumsi masyarakat, kinerja ekspor-impor yang buruk, dan belanja pemerintah yang terhambat.

Belanja pemerintah terutama yang dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur belum sepenuhnya bisa digunakan. Penyebabnya, terdapat revisi APBN-P di akhir 2014 dan perubahan nomenklatur beberapa kementerian yang belum selesai. Contohnya seperti yang dialami oleh kementerian PU-Pera. Kementerian ini memiliki alokasi anggaran terbesar dalam APBN-P 2015 yaitu Rp 119 triliun. Namun, hingga kuartal 1 2015 hanya terealisasi 1,7%, setara Rp 2,02 triliun.

Komponen lain yang menyebabkan perlambatan ekonomi ialah rendahnya tingkat konsumsi masyarakat. Kondisi ini merupakan efek domino dari perubahan harga bahan bakar minyak. Sehingga menyebabkan harga terdaftar (administered price) seperti tarif listrik dan LPG  yang tidak stabil. Selain itu, tingkat konsumsi melemah juga disebabkan oleh distribusi pasokan barang yang tidak merata.

Sebab lainya, kinerja ekspor-impor yang melambat. Sekilas kinerja terlihat baik sebab terjadi surplus Rp 2,6 triliun. Namun, angka ini tidak berasal dari kinerja ekspor yang menguat, melainkan penurunan impor hingga 17,8 persen dibanding periode sama tahun lalu. Dimana penurunan terbesar disumbang oleh impor bahan baku (-16%) dan barang modal (-10%).

Sumber: katadata.co.id

Baca juga  Kinerja 2023 dan Outlook Perekonomian Indonesia 2024