Ilustrasi: freeimages.com
Ilustrasi: freeimages.com

Tim kerja yang hebat tidak tercipta begitu saja. Tim yang setiap anggotanya merasa cocok satu sama lain, layaknya potongan-potongan dalam puzzle adalah hasil dari kerja keras kepemimpinan yang kuat dan bijaksana.

Terlepas dari peran pemimpin tersebut, tentu saja setiap anggota tim juga perlu memiliki beberapa keahlian dan wawasan, serta yang paling penting adalah mereka harus membuktikan bahwa mereka dapat bekerja sama dengan baik dalam tim.

Namun, ternyata faktor-faktor tersebut belum bisa menjamin tim anda dapat bekerja dengan efektif. Menurut sebuah penelitian, justru tim yang efektif tercipta dari kemampuan setiap anggotanya membangun hubungan emosional, dan inilah yang mereka sebut tim yang solid.

Dan berikut beberapa karakteristik yang diperlukan untuk menciptakan sebuah tim yang solid seperti dikutip dari blog.sandglaz.com:

Setiap anggota tim memiliki kecerdasan emosional

Tim yang solid tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga kecerdasan emosional. Bahkan, penelitian telah menunjukkan bahwa kecerdasan emosional lebih penting daripada IQ dari masing-masing anggota. Dan faktanya, jika masing-masing anggota tim memiliki kepedulian sosial, maka hal itu akan berdampak pada kualitas kerja tim yang lebih baik.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Anita Wooley dan rekan-rekannya dari Carnegie Mellon University di Pittsburg, Pennsylvania, mengukur kecerdasan sebuah kelompok dan bagaimana setiap anggota kelompok itu memberikan pengaruh dalam kelompoknya.

Dalam studinya, Wooley menempatkan 699 orang di dalam 2 dari 5 kelompok, lalu kemudian meminta mereka untuk menyelesaikan beberapa tugas, seperti memecahkan teka-teki, brainstorming, mengetik, dan negosiasi. Kelompok-kelompok tersebut kemudian dievaluasi hasil tugasnya dan diberikan skor kecerdasan kelompok.

Dan sebagai hasilnya, ternyata faktor kecerdasan baik itu dari individu yang paling pintar atau memiliki kecerdasan rata-rata, tidak berpengaruh besar terhadap kecerdasan kelompok secara keseluruhan. Sebaliknya, kepekaan sosial dalam memahami perasaan dan pikiran dari masing-masing anggota lah yang menjadi faktor paling penting yang mempengaruhi kecerdasan kelompok secara keseluruhan.

Baca juga  Inovasi, Jawaban atas Tantangan Zaman

Jadi, singkatnya, dari hasil studi tersebut, kepekaan sosial telah mengalahkan kecerdasan itu sendiri. Itu artinya, jika tim anda saat ini sudah menjalin kerja sama tim yang baik, anda harus melihat dan memahami seberapa baik kecerdasan emosional dari masing-masing individu dalam tim anda.

Kolaborasi antara introvert dan extrovert

Biasanya, kita berpikir bahwa orang yang terbuka (extrovert) adalah dia yang menjalankan (doers) atau pemain yang berada di garis depan. Biasanya orang-orang extrovert ini dianggap sebagai anggota tim yang lebih kompeten karena mereka terlihat lebih banyak dan mudah bergaul dengan orang lain.

Tapi ternyata, penelitian menunjukkan bahwa orang-orang dengan sifat extrovert biasanya melakukan hal-hal dengan tergesa-gesa dan tidak jarang hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan orang lain, sementara orang-orang dengan sifat introvert mendapatkan perhatian karena mereka telah berpartisaipasi melebihi harapan dari kelompok mereka.

Jadi, dengan memadukan tim dengan anggota yang memiliki sifat extrovert dan introvert di dalamnya, maka anda berhasil menciptakan kolaborasi yang pas dalam kelompok anda.

Setiap anggota tim saling berbagi dan memahami tujuan bersama

Setiap anggota tim harus memiliki tujuan dan ambisi yang sama, hal ini bertujuan agar tim dapat bekerja seefisien mungkin. Serangkaian penelitian pada tim militer menunjukkan bahwa kerja tim yang efisien tergantung pada bagaimana anggota tim menerapkan pemahaman bersama dari tugas/tujuan yang harus mereka capai.

Para ilmuwan menyebutnya model “mental yang sama”. Inilah yang memungkinkan anggota tim untuk mengantisipasi apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dan apa tindakan anggota tim lainnya.

Anda dapat mendorong model “mental yang sama” dalam tim anda dengan menetapkan peran dan harapan yang jelas, atau sebagai anggota tim dan bukan manajer. Bangunlah komunikasi yang jelas serta pahami dan berbagilah tujuan dan niat anda dengan anggota tim lainnya. Hal ini juga akan membantu anggota tim memahami peran apa yang diperlukan untuk mendukung tujuan tersebut, serta membantu setiap anggota tim memahami dan menghargai pekerjaan anggota tim yang lain.

Baca juga  Tidak perlu bingung, ini beda value add dengan value enabler

Memiliki waktu untuk ber-humor-ria

Humor mungkin bukan merupakan faktor yang jelas untuk mengukur efektivitas tim, namun kenyataannya, humor telah membangun kepercayaan dan keintiman yang dapat menciptakan interaksi tim yang lebih baik.

Eric Romero dari Peru Catholic University dan Anthony Pescosolido dari Univeritas New Hampshire, menemukan bahwa humor memiliki dampak positif pada beberapa aspek interaksi tim yang efektif, termasuk komunikasi yang efektif, pengembangan individu, produktivitas, dan manajemen emosi.

Mungkin akan terdengar aneh, jika menempatkan humor sebagai alat manajemen yang baik, namun kenyataannya hal tersebut bermanfaat bagi semua orang untuk tidak begitu serius sepanjang waktu.

Mereka berkomunikasi secara proaktif

Tim yang efektif menjalin komunikasi yang intens dan proaktif. Komunikasi yang proaktif ini dapat terwujud dalam 4 cara:

  1. Anggota tim memberikan informasi sebelum diminta
  2. Mereka memberikan dukungan dan bantuan sebelum diminta
  3. Mereka mengambil inisiatif tim dengan memberikan bimbingan dan membuat saran kepada anggota tim lainnya
  4. Mereka selalu memberikan kabar ter-update, menciptakan kesadaran situasional untuk anggota tim lainnya

Kepemimpinan yang kuat sebagai fondasinya

Jika semua anggota tim telah memiliki semu karakteristik seperti disebutkan diatas, sebuah tim tetap masih membutuhkan peran pemimpin yang kuat dan bijaksana. Peran pemimpin tidak hanya sekedar memberi contoh dan memotivasi anggota tim, tetapi juga memberikan umpan balik yang efektif dan untuk memelihara soft skill yang dibutuhkan (seperti yang dijabarkan diatas).

Peran pemimpin pun menjadi lebih penting karena dia adalah orang yang bertanggung jawab untuk mempekerjakan orang yang tepat, mendorong komunikasi yang baik dan memastikan anggota tim berbagi cerita yang sama.

Dan pada akhirnya, sebuah tim yang solid akan bertahan dalam ujian waktu. Mereka akan tetap bersama-sama menghadapi kendala yang muncul. Mereka juga akan tahu bagaimana merayakan prestasi dan bagaimana menyesuaikan kembali usaha mereka setelah mengalami kegagalan.***

Baca juga  3 Konsep Penting dalam Metode Lean

Sumber: blog.sandglaz.com