Blank clapboard in hands

Sebuah komik strip Dilbert karya Scott Adams menunjukkan sudut pandang yang salah mengenai Lean dan Six Sigma. Lean dikatakan memiliki “bias untuk aksi”, dan Six Sigma Keduanya dianggap sebagai dua hal yang bertentangan dan tidak bisa disatukan.

shift dilbert

Seringkali seorang manajer menemukan kesempatan untuk melakukan sesuatu yang bernilai untuk perusahaan, namun karena beberapa hal, anda tidak juga bisa memulai, tulis dari Tim McMahon dalam blog pribadinya. Walaupun mereka memulai sebuah proyek, pada akhirnya mereka menyerah ketika menemukan hambatan besar yang pertama.

Ketidak-mampuan untuk melakukan aksi yang memiliki tujuan jelas nampaknya telah mewabah di banyak perusahaan. Para manajer cenderung mengabaikan atau menunda berurusan dengan isu-isu krusial yang membutuhkan refleksi, perencanaan sistematik, berpikir kreatif, dan penyisihan waktu.

Jika anda tidak melakukan apapun, tentu saja, tidak akan ada yang berubah. Semua yang diletakkan diluar prioritas sepertinya tidak akan menjadi prioritas. Waspadalah terhadap semua hal yang menghambat aksi anda. Sangat lebih baik jika bisa membukukan perbaikan sebanyak 50 persen, daripada tidak ada sama sekali. Dengan demikian, anda bisa berharap untuk memenuhi 100 persen perbaikan di masa depan.

Satu-satunya obat untuk status quo adalah aksi. Seperti yang pernah dikatakan Murgatroyd dan Morgan, “Plans are one thing, action is another.” Karena alasan yang sama, langkah pertama dalam menciptakan budaya eksekusi yang sukses adalah dengan menciptakan bias untuk aksi (karena itulah kita menggunakan skema PDCA). Mereka yang membuat segalanya terjadi pantas diberi pujian dan penghargaan dalam arti sebenarnya. Setiap orang harus memiliki motivasi untuk berubah, atau tersingkir. Namun demikian, kegagalan tidak bisa serta-merta disalahkan. Hanya jika orang merasa tidak takut melakukan kesalahan, mereka akan berani mengambil tindakan yang tegas.

Baca juga  3 Konsep Penting dalam Metode Lean

Kunci untuk menciptakan bias untuk aksi adalah mendorong keberanian dan motivasi untuk mencoba dan menghadapi resiko gagal. Alih-alih habis-habisan melakukan analisa produk atau jenis layanan baru, carilah jalan untuk melakukan percobaan yang relatif murah. Lalu, belajarlah dari semua hal yang telah anda coba.

Lalu, bagaimana dengan Six Sigma? Masalahnya, Six Sigma seringkali disalah-artikan sebagai bias untuk melakukan analisa lebih banyak. Pada prakteknya, hal tersebut bisa saja terjadi. Namun, sebaiknya anda kembali kepada fungsi awal Six Sigma, yaitu meminimalisir kesalahan (error), yang tentu saja bisa menunjang bias untuk aksi yang menjadi semboyan Lean. Analisa Six Sigma adalah sebuah persiapan untuk melakukan aksi yang besar, dengan resiko kesalahan sekecil mungkin.***