Kinerja ekspor industri TPT nasional dalam kurun tiga tahun terakhir terus menanjak. Pada tahun 2016, berada di angka USD11,87 miliar kemudian di tahun 2017 menyentuh USD12,59 miliar dengan surplus USD5 miliar. Tren ini berlanjut sampai dengan 2018 dengan nilai ekspor USD 13,27 miliar.

Sementara itu, pada periode Januari-Mei 2019, ekspor produk TPT nasional tercatat USD5,63 miliar atau naik dibanding capaian di periode yang sama tahun lalu di angka USD5,61 miliar. Komposisi produk yang diekspor tersebut mayoritasnya adalah pakaian jadi (63,1%), kemudian ada pula benang, serat dan kain.

Untuk mencapai target ekspor tahun ini, dibutuhkan penambahan investasi baru dan ekspansi di setiap sektor industri TPT. Peningkatan kapasitas di seluruh sektor industri TPT ini diharapkan dapat menimbulkan efek ganda, yaitu penurunan impor melalui substitusi impor dan dukungan terhadap penyerapan tenaga kerja. Untuk merealisasikan target tersebut, Kementerian Perindustrian mengusulkan agar program restrukturisasi mesin tetap dilanjutkan, diberlakukan penerapan bea masuk tindakan pengamanan (BMTP), usulan harga gas yang kompetitif bagi industri TPT, dan pengurangan PPh netto sebesar 60 persen untuk industri padat karya.

Baca juga  Top! Dekarbonisasi Pertamina Lampaui Target 124%