Toyota sebagai salah satu perusahaan manufaktur otomotif terkemuka di Indonesia merespon penerapan MEA melalui penguatan sumberdaya manusia, mengarah pada pola pikir engineer dunia otomotif. Pengembangan bisnis sesuai kebijakan pemerintah, infrastruktur serta pengembangan SDM merupakakan tiga tantangan besar industri otomotif di era MEA yang diantisipasi Toyota.

Saat ini Toyota terus mendorong kualitas tenaga kerja di lapangan dengan mendirikan kampus Akademi Toyota Indonesia strata D1 jurusan Akademi Manufaktur Otomotif.

[cpm_adm id=”10763″ show_desc=”no” size=”medium” align=”left”]

Selain itu Toyota juga mendapatkan kepercayaan sebagai mitra Pemerintah RI, Kementrian Ketenagakerjaan, melakukan pelatihan kerja bidang otomotif dan revitalisasi Balai Latihan Kerja (BLK) di Kupang, NTT awal tahun lalu.

Melalui institusi pendidikan, Toyota berupaya melahirkan operator-operator pabrik otomotif bersertifikasi, siap pakai. Di era MEA, sektor ini menjadi sasaran para pekerja asing yang bisa jadi lebih ahli dan berpengalaman. Sebaliknya, saat operator lulusan Indonesia memiliki sertifikasi berstandar internasional akan mampu bersaing, bekerja di negara-negara mitra di ASEAN, misalnya Vietnam dan Thailand.

Di sisi lain, transfer keahlian dan ketrampilan menjadi dimensi yang sangat penting bagi Toyota. Salah satu mekanisme yang diterapkan saat ini adalah melalui rangkaian kegiatan Quality Control Circle (QCC) yang mengarah pada pengembangan pola pikir engineer di dunia otomotif.

[cpm_adm id=”11002″ show_desc=”no” size=”medium” align=”none”]

Melalui QCC, antar tenaga kerja dimungkinkan saling terbuka, berbagi ilmu dari generasi ke generasi.

Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Warih Andang Tjahyono, sebagaimana ditulis Bisnis Indonesia, Selasa (10/5), peningkatan kualitas tenaga kerja menjadi salah satu prioritas Toyota selain eskpor dan peningkatan daya saing industri. Selanjutnya Toyota berharap ke depan Indonesia mampu membangun SDM, berperan aktif dalam pengembangan industri otomotif nasional menghadapi persaingan pasar bebas.

Baca juga  Inovasi, Jawaban atas Tantangan Zaman