Lho? Memang apa bedanya? Seorang bos itu pasti memimpin, dan pemimpin itu adalah bos. Secara istilah memang benar, namunperbedaan bos dan pemimpin ada pada “jiwa”nya.Tidak semua bos memiliki jiwa pemimpin.Nah, bagaimana dengan Anda? Apakah Anda termasuk seorang bos, atau seorang pemimpin? Untuk mengetahuinya, Anda bisa menjawab pertanyaan sedehana berikut ini.

Apakah Anda a) Melihat anggota tim Anda sebagai kebutuhan yang meskipun menyebalkan tapi mau tak mau harus Anda atur, agar dapat melakukan aktivitas setiap hari dan mencapai tujuan perusahaan? Atau b) menikmati bekerja bersama orang-orang dalam tim Anda untuk mencapai tujuan perusahaan?

Jika Anda memilih a) kemungkinan Anda adalah seorang bos, jika Anda memilih b) kemungkinan Anda lebih berjiwa pemimpin. Lalu apa pentingnya bagi perusahaan? Well, penting untuk Anda ketahui bahwa tim yang memproduksi hasil lebih efektif dan long-lasting adalah tim yang diarahkan oleh seorang pemimpin, bukan seorang bos.

Lalu jadi bagaimana Anda dapat beralih dari seorang bos menjadi seorang pemimpin?

1. Cintai anak buah Anda
Anak-anak buah Anda bukanlah kaki tangan, mereka adalah individu dengan kepribadian, sifat, dan bakat yang berbeda-beda. Sebagai seorang pemimpin, menyatulah dengan tim Anda. Anda harus menikmati membantu mereka, pandai memotivasi mereka, dan bangga menyaksikan mereka berhasil.

2. Membimbing, bukan mengontrol
Seorang bos biasanya merasa perlu untuk mengontrol setiap tindakan anak buahnya. Sementara pemimpin tahu bahwa tim mereka akan mencapai hal-hal besar jika mereka menerima arahan yang tepat dan dukungan daripada kontrol, sehingga mereka membangun kerangka kerja dan struktur, kemudian memberdayakan tim mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang dilakukan, dan memberikan dukungan sepanjang jalan.

3. Berikan pujian, terima kesalahan
Ini merupakan ciri khas perbedaan seorang bos dengan seorang pemimpin di mata anak-anak buahnya. Seorang bos merasa senang menerima pujian dari klien, namun menyalahkan anak buah saat mereka gagal. Sebaliknya, seorang pemimpin akan merasa bertanggung jawab saat terjadi kesalahan dan memback-up tim, dan merasa bangga dan memberi pujian pada anak-anak buahnya saat tim meraih keberhasilan.

Baca juga  Dua Hal Esensial untuk Menciptakan Perubahan