Menurut Steve Denning, penulis “The Age of Agile”, Amazon memiliki 10 strategi untuk menjadi perusahaan global yang agile, yaitu :
1. Fokus pada Customer Value
Semua upaya yang ditempuh dimulai dengan obsesi untuk memberikan nilai pada pelanggan. Nilai pemegang saham adalah hasil dari upaya tersebut bukan tujuannya. Para eksekutif di Amazon pun menerima kompensasi sesuai prinsip-prinsip ini. Tidak ada pembedaan kompensansi dalam hal kinerja, dengan demikian tidak ada penggunaan atau kebutuhan untuk buyback saham dalam jangka pendek. Amazon memiliki banyak ide baru yang baik dan selalu didukung sumber dayanya.
2. Berbagi Tanggung Jawab
Fokus Amazon adalah pelanggan. Fokus ini tidak hanya dimiliki oleh manajemen puncak, tim penjualan ataupun tim pemasaran. Setiap orang harus mengetahui dan meningkatkan dampak dari apa tindakan yang telah mereka lakukan bagi pelanggan.
3. Customer-Focused Metrics
Di sebagian organisasi besar, adalah sulit untuk menemukan data pelanggan dan memahami data keuangan. Namun, ini tidak berlaku di Amazon. Mereka memiliki metrik pelanggan yang real-time di setiap aspek pekerjaan. Akibatnya, perusahaan bisa fokus dengan nilai pelanggan alih-alih pola pikir yang berorientasi pada finansial. .
4. Metrik Dibangun Menggunakan Narasi
Di Amazon, metrik harus masuk akal. Tidak ada aktivitas baru yang dapat dilakukan sebelum manajemen selesai me-review dokumen berjumlah enam halaman. Ya, setiap ide di Amazon harus tercantum dalam proposal yang dinarasikan secara lengkap sepanjang enam halaman, didukung dokumen lain (sebagai FAQ) yaitu siaran pers yang menggambarkan apa manfaat yang akan diperoleh pelanggan dan jawaban atas pertanyaan umum tentang bagaimana aktivitas dijalankan.
5. Fokus Jangka Panjang
Di Amazon, pemimpin adalah pemilik. Mereka berpikir jangka panjang dan tidak mengorbankan nilai jangka panjang untuk hasil jangka pendek. Mereka bertindak atas nama seluruh perusahaan, mereka tidak hanya peduli dengan tim mereka sendiri. Mereka tidak pernah mengatakan, ‘Itu bukan pekerjaan saya.’
6. Bebas Silo
Silo seringkali mengaburkan nilai pelanggan. Amazon memiliki tim yang bertanggungjawab secara end to end untuk memberikan nilai pada pelanggan.
7. Tim kecil dengan Siklus Pendek
Seperti halnya manajemen Agile, Amazon membentuk tim multidisiplin kecil yang bekerja otonom namun terintegrasi. Tim ini diberi nama two-pizza. Tim inilah yang mendorong para pemimpin ambisius, menciptakan kesempatan, dan meningkatkan ownership.
8. Budgeting Adalah Bagian Dari Perencanaan
Budgeting di Amazon adalah bagian dari proses perencanaan dimana setiap kegiatan akan direview berdasarkan besar kontribusi terhadap nilai pelanggan, bukan sekedar menghitung besaran uang yang dihasilkannya.
9. Transparan
Dalam manajemen tradisional, perlu upaya lebih untuk memantau besar pengeluaran. Hal-hal yang tidak berjalan baik sering disimpan dari top manajemen, akhirnya sangat terlambat untuk mendapatkan solusinya. Di Amazon, keberadaan metrik yang berkaitan dengan pelanggan tersedia secara real time di semua tingkatan untuk memastikan transparansi. Semua orang bisa melihat dan tahu segalanya.
10. Menghargai Karyawan
Masalah budgeting dalam manajemen tradisional sering terkendala oleh sistem SDM perusahaan, yang cenderung tertutup dan hierarkis. Dengan demikian, individu di organisasi yang silo ini akan dihargai ketika menghasilkan output sesuai dengan anggaran unit masing-masing. Sementara Amazon memfokuskan struktur kompensasi melalui pemberian insentif untuk menciptakan nilai perusahaan jangka panjang. Fokusnya adalah pencapaian (besar atau kecil) dengan penuh tanggung jawab, untuk mendapatkan dukungan dari semua orang.
Sumber : Forbes