Clash of clans

Oleh: Sudarmaji, SSCX

Tahu game Clash of Clans? Atau mungkin Anda pemain aktif game yang kerap disebut CoC ini?Sekedar informasi, CoC adalah online game yang dikembangkan oleh Supercell dan cukup populer di kalangan pengguna gadgetAndroid atau iOS. Uniknya, game strategi perang yang bisa diunduh gratis ini memberikan pelajaran signifikan mengenai strategi bisnis. Penasaran? Teruskan membaca!

Pelajaran #1: Investasi untuk Membangun Tim

Dalam permainan CoC, ketika kita bergabung dengan salah satu klan, kita mempunyai kesempatan untuk meminta tambahan pasukan dari rekan-rekan di klan tersebut. Sama halnya ketika kita punya pasukan yang sudah cukup bagus, maka kitapun bisamembantu kepada sesama anggota klan yang membutuhkan. Intinya adalah, kita ingin seluruh anggotaklan kita berkembang sehingga cukup kuat untuk memenangkan perang.

Pernahkah Anda melihat serial TV “Wake Up Call” yang dipandu oleh Dwayne “The Rock” Johnson? Dalam suatu episodenya, ada sebuah restoran makanan Italia di Amerika, dimana pemiliknya adalah warga imigran Italia. Pada awalnya, restoran tersebut membuat masakan yang enak sehingga banyak pengunjung yang datang. Namun seiring waktu, ketika restoran mulai berkembang, pemilik restoran masih mengerjakan semua aktivtas sendiri, seperti memilih bahan makanan, meracik, hingga memasak. Padahal, dia punya banyak juru masak yang bagus,namun  tidak dimanfaatkan. Si pemilik restoran inijuga punya kebiasaan buruk, yaitu suka mengumpat dan mencaci jika marah.Akibatnya, para juru masaknya tidak bertahan lama. Pekerjaan banyak terbengkalai sehinggapelanggan harus menunggu lama untuk menikmati pesanan makanan mereka.

Karena kecewa dengan kualitas dan pelayanan restoran, banyak pengunjung hengkang dan restoran-pun sepi. Pemasukan tak ada, dan si pemilik harus tetap membayar gaji pelayan, listrik, sewa toko dan sewa rumah. Penghasilan selalu pas-pasan, padahal dia sudah bekerja keras 70 jam seminggu.Mengapa ini terjadi?

Kesalahan besar yang dilakukan si pemilik restoran adalah menyimpan ilmunya untuk diri sendiri dan tidakmemberi kepercayaan kepadatim-nyauntuk mengerjakan apa yang dia kerjakan. Tim-nya hanya berperan sebatas helper yang disuruh mengambil ini dan itu. Inilah yang membuat lead time menjadi panjang dan tingkat kepuasan karyawan rendah. Singkat cerita, “The Rock” akhirnya mendorong si pemilik restoran untuk mengubah mindset dan menghilangkan kebiasaan buruknya.Perubahan positif terjadi ketika si pemilik mulai melakukan apa yang harus dia lakukan: membangun timnya.

Baca juga  OPEXCON: Mendorong Budaya Inovasi di Indonesia Melalui Pengembangan Skill dan Kompetensi

“Manusia adalah pemeran utama dalam keberhasilantransformasi, termasuk implementasi lean.”

Intinya, manusia adalah pemeran utama dalam keberhasilantransformasi, termasuk implementasi lean. Bagaimanapun bagusnya suatu sistem yang kita punyai, jika orang-orang dalam tim kita tidak pernah dilatih dan tidak ditingkatkan skill-nya, maka sistem tersebut tidak akan berfungsi sesuai harapan kita. Sharing best practice adalah salah satu ide untuk untuk meningkatkan kemampuan tim kita.

Dalam mengembangkan karyawan, manajemen sering dihantui pertanyaan “bagaimana kalau karyawan yang kita training kemudian keluar?” Jika ini terjadi, bayangkan kejadian sebaliknya, “Bagaimana jika karyawan yang tidak pernah kita training dan tidak keluar dari tempat kerja?”Siapa yang paling dirugikan dari kondisi seperti ini?

Contoh yang baik ditunjukkan oleh salah satu klien kami di SSCX. Merekamemiliki sistem development yang cukup bagus. Semua karyawan mulai dari operator sampai dengan manager di-training, mulai darisoft skillhinggahard skill. Tidak hanya itu, untuk level foremandan operator terbaik yang belum pernah merasakan pendidikan tingkat tinggi, perusahaan menyediakan kelas kuliah dari salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung. Perusahaan tersebut menganggap bahwa karyawannya adalah salah satu aset yang sangat berharga.

Pelajaran #2: Bentuk Partnership dengan Tim yang Tangguh

Dalam permainan CoC, ketika sudah membangun kastil klan, kita bisa memilih di klan mana kita akan bergabung. Mungkin pada awalnya kita akan memilih clan secara acak. Tapi lama kelamaan,kita akan memiliki kriteria untuk memilih klan, misalnya orang-orangnya bersahabat (walaupun kita tidak kenal), sering berdonasi (memberikan tambahan pasukan), selalu menang pada saat perang dan lain-lain. Intinya kita bisa memilih bergabung dengan klan yang bagus dan kuat serta tim yang kompak.

Baca juga  Tips Menyenangkan untuk Memulai Pekan

Ketika akan berkolaborasi dengan pihak lain, tentu saja kita membutuhkan mitra atau partner yang baik, yang bisa membantu mengembangkan bisnis. Salah satu contohnya adalah dengan menerapkan supplier relationship management (SRM) dan customer relationship management (CRM). Hubungan yang baik dengan supplier akan memastikan kebutuhan barang-barang yang dibutuhkan oleh kita terpenuhi sehingga kita tidak menghadapi masalah kekurangan material. Begitu juga dengan menjaga hubungan dengan customer.

Saya memiliki pengalaman menarik bekerja di salah satu perusahaan manufaktur elektronik. Salah satu raw material yang diperlukan oleh kami adalah chasis. Kebetulan, chasis tersebut dipasok oleh satu supplier saja. Pada saat order dari pelanggan cukup tinggi, ternyata supplier tidak bisa memenuhi kebutuhan kami, ditambah lagi dengan banyaknya defect atau produk cacat yang mengakibatkan part tersebut harus disortir atau rework. Paling parah adalah ketika lini produksi harus berhenti selama beberapa hari. Bisa dibayangkan berapa kerugian yang diakibatkan oleh kejadian tersebut! Belajar dari pengalaman tersebut, akhirnya timpurchasing melakukan pemilihan beberapa supplier baru untuk part tersebut,namun tetap mengikuti prosedur yang berlaku.

Yang harus diingat, pada saat melakukan kerja sama dengan pihak lain, prinsipnya adalah kerja sama simbiosis mutualisme (saling menguntungkan).

Pelajaran #3: MengejarPertumbuhan yang Seimbang

Salah satu yang menarik dari game CoC ini adalah kita harus bisa mempertahankan markas kita dari serangan lawan dan pada saat pasukan kita ”keluar kandang” untuk menyerang.Sama halnya, ketika kita menyerang pihak lawan, kita harus mampu menghancurkan markas mereka. Artinya kita harus mempunya defense yang sangat bagus dan pasukan yang tangguh untuk offense. Apakah mudah? Tentu saja tidak, karena pada saat kita meng-upgradedefense dan troops, kita akan membutuhkan resources yang sangat banyak.

Baca juga  Sulit Membuat Laporan Proyek Improvement? Ini Solusinya

Productivity dan quality adalah dua hal yang sama pentingnya. Banyak perusahaan saat ini hanya mementingkan output atau productivity dan mengabaikan masalah kualitas. Akibatnya adalah banyak hidden cost yang muncul seperti biaya rework, lembur, biaya energi dan biaya-biaya overhead lainnya. Begitu juga jika kita hanya fokus dimasalah quality, masalah pengiriman barang kepada pelanggan akan terganggu.

“Banyak perusahaan saat ini hanya mementingkan output atau productivity dan mengabaikan masalah kualitas.”

Pengalaman saya di salah satu klien SSCX, tim produksi hanya fokus pada produktivitas; berapa banyak produk yang dihasilkan. Dalam satu bulan mereka bisa menghasilkan 20% lebih banyak dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Tapi apa yang terjadi? Lebih dari 60%  total output yang dihasilkan, harus dilakukan re-proses atau rework. Akibatnya adalah banyak pengiriman yang terlambat dan terjadi penumpukan WIP di area kerja.Tim lain, seperti tim marketing, jadi ketiban sial.Mereka harus melakukan negoisasi ulang dengan pelanggan untuk masalah pengiriman tersebut.

Berkaca dari pengalaman tersebut, ada baiknya lihat kembaliinternal proses kita, apakah adahambatan atau bottleneck yang bisa menghambat productivity? Apakah beban kerja di setiap area masih belum merata? Jika ya, maka kita harus melakukan line balancing sehingga bisa meningkatkan output dan produktivitas, karena yang menentukan produktivitas dari suatu proses adalah proses yang paling lama.

Lalu apa hubungannya dengan aktivitas continuous improvement?

Kerja sama antar bagian merupakan hal yang sangat penting pada saat kita melakukan transformasi atau improvement. Jika salah satu bagian masih merasa paling hebat, masih berpikir silo, maka improvement yang dilakukan tidak akan berjalan. Tidak ada individu yang super, tidak ada bagian yang super, yang ada adalah TIM yang SUPER. One man show sudah ketinggalan zaman. Superman is dead!***