Lean Manufacturing adalah sebuah metode dan sistem manajemen yang konsepnya diadaptasi dari Toyota Production System, sebuah pendekatan unik dari Toyota dalam berproduksi. Fokus utamanya adalah menghilangkan waste dalam produksi dan memberikan nilai tambah (value) yang berarti bagi pelanggan, sehingga meningkatkan nilai produk di mata pelanggan. Selain itu, Lean Manufacturing juga memberikan kekuatan kepada perusahaan untuk meningkatkan competitive advantage mereka dan memperbesar pangsa pasar.
Dengan manfaat tersebut, banyak perusahaan mulai mencoba untuk ikut menerapkan konsep Lean Manufacturing demi meningkatkan efisiensi dan nilai produk atau jasanya kepada pelanggan. Namun, yang banyak terjadi adalah perusahaan justru meninggalkan prinsip paling dasar dari Lean Manufacturing. Sehingga pada akhirnya aktivitas menghilangkan waste dan menambah value hanya merupakan kegiatan sementara yang berupa project 3 bulanan tanpa memberikan dampak secara berkelanjutan.
Jadi, bagaimana perusahaan bisa menerapkan konsep Lean Manufacturing bukan hanya sebagai progam sementara namun dapat menjadi budaya yang tertanam kuat di dalam DNA perusahaan?
Berikut 3 prinsip dasar dalam penerapan Lean Manufacturing:
Prinsip Mendefinisikan Nilai Produk (Define Value)
Pendefinisian nilai produk dilakukan dengan mengacu kepada pandangan dan pendapat pelanggan (Voice of Customer) melalui kerangka QCDS dan PME (Productivity, Motivation dan Environment). Pendefinisian nilai produk dimulai dengan membuat pemetaan aliran nilai (Value Stream Mapping). Tujuannya adalah mengidentifikasi value yang ada pada seluruh aliran proses, mulai dari pemasok hingga pelanggan. Hasil identifikasi tersebut adalah pengetahuan mengenai titik-titik pada proses yang tidak memberikan nilai tambah kepada pelanggan.
Prinsip Menghilangkan Pemborosan (Waste Elimination)
Pemborosan atau waste dalam konsep Lean Manufacturing adalah segala aktifitas yang tidak memberi nilai tambah kepada produk yang dapat menyebabkan kepuasan pelanggan. Jadi, segala aktifitas dianggap sebagai waste jika tidak memberikan kontribusi untuk peningkatan nilai produk di mata pelanggan. Lebih jelas tentang waste, silakan baca artikel mengenai 7 pemborosan dalam konsep Lean Manufacturing.
Prinsip Mengutamakan Karyawan (Support the Employee)
Penerapan Lean Manufacturing harus dilakukan oleh karyawan di semua level dalam organisasi. Karena itulah, perusahaan harus mendukung karyawan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan yang memadai untuk memahami Lean Manufacturing, dari metode hingga perkakasnya. Operasional harian untuk proyek-proyek Lean Manufacturing di perusahaan sepenuhnya berada di tangan karyawan; diperlukan pengetahuan yang memadai untuk menjalankannya dengan benar.***