Beberapa waktu lalu, kami menerbitkan artikel yang akan membantu anda mengingat kembali konsep Lean Manufacturing. Kali ini kami menyajikan prinsip-prinsip Lean Manufacturing yang akan memandu anda sepanjang perjalanan menuju keunggulan operasional alias operational exellence perusahaan.

Lean Manufacturing dibangun diatas tiga prinsip dasar, antara lain:

1.  Prinsip Mendefinisikan Nilai Produk (Define Value)

Pendefinisian nilai produk dilakukan dengan mengacu kepada pandangan dan pendapat pelanggan (Voice of Customer) melalui kerangka QCDS dan PME (Productivity, Motivation dan Environment). Pendefinisian nilai produk dimulai dengan membuat pemetaan aliran nilai (Value Stream Mapping). Tujuannya adalah mengidentifikasi value yang ada pada seluruh aliran proses, mulai dari pemasok hingga pelanggan. Hasil identifikasi tersebut adalah pengetahuan mengenai titik-titik pada proses yang tidak memberikan nilai tambah kepada pelanggan.

2.  Prinsip Menghilangkan Pemborosan (Waste Elimination)

Pemborosan atau waste dalam konsep Lean Manufacturing adalah segala aktifitas yang tidak memberi nilai tambah kepada produk yang dapat menyebabkan kepuasan pelanggan. Jadi, segala aktifitas dianggap sebagai waste jika tidak memberikan kontribusi untuk peningkatan nilai produk di mata pelanggan. Lebih jelas tentang waste, silakan baca artikel mengenai 7 pemborosan dalam konsep Lean Manufacturing.

3.  Prinsip Mengutamakan Karyawan (Support the Employee)

Penerapan Lean Manufacturing harus dilakukan oleh karyawan di semua level dalam organisasi. Karena itulah, perusahaan harus mendukung karyawan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan yang memadai untuk memahami Lean Manufacturing, dari metode hingga perkakasnya. Operasional harian untuk proyek-proyek Lean Manufacturing di perusahaan sepenuhnya berada di tangan karyawan; diperlukan pengetahuan yang memadai untuk menjalankannya dengan benar.

Penghematan Biaya Adalah Investasi Masa Depan

Pola pikir tradisional kerap mengesampingkan pentingnya melakukan strategi penghematan biaya atas peningkatan profit. Tapi sebenarnya, kemampuan melakukan penghematan biaya sangat erat kaitannya dengan profit besar di masa depan.

Dalam konsep Lean, harga ditentukan oleh pasar sehingga besarnya profit menjadi amat bergantung terhadap efisiensi biaya produksi. Kemampuan kita mengelola biaya menjadi penentu besarnya investasi untuk  menggaransi kelanggengan organisasi masa depan. Namun penghematan biaya bukan berarti penurunan kualitas. Tugas Lean-lah untuk mempertahankan kualitas tinggi dengan biaya efektif.

Baca juga  Hilirisasi Lanjut untuk Topang Ekonomi 8 Persen

Cesare Mainardi dalam bukunya Cut Cost and Grow Stronger  menyatakan, “Penghematan biaya adalah sebuah strategi untuk masa depan. Inisiatif ini harus menjadi katalis yang dibutuhkan organisasi untuk berubah.”

Untuk mendapatkan gambarannya, simaklah laporan tahuan  P&G (Protect and Gambler) pada 2010, Investing to Grow and Changing to Lead:

Kami menargetkan penurunan biaya sebesar 20-25%. Dengan mengolah data yang benar, dan waktu yang tepat, keputusan yang kami buat akan menjadikan kami jauh lebih efisien dan produktif. Simplifikasi adalah peluang terbesar yang kami miliki. Sebagai contoh, saat ini kami mengelola 16,000 formula produk dengan 4,000 warna pada label. Dalam dua tahun ke depan, kami akan turunkan formula produk sebesar 30% dan penggunaan warna sampai dengan 50-75%. Penyerderhanaan warna saja akan memberikan penghematan sebesar 50 juta dolar tiap tahunnya.”

Menurut P&G, penghematan biaya bukan keputusan reaktif, namun bagian dari strategi untuk tumbuh dan berkembang.***