Tahukah Anda bahwa pesan non-verbal terkadang jauh lebih penting daripada pesan verbal? Ya, terkadang ekspresi atau gesture seseorang lebih mengungkapkan suatu pesan ketimbang kata-kata yang terucap.

Pada 1980-an, psikolog John Gottman melakukan penelitian terhadap calon pasangan pengantin. Secara mengejutkan, ia dan tim menemukan bahwa perceraian dapat diprediksi dalam waktu 15 menit saja, dengan tingkat akurasi 94%, dengan mempelajari ekspresi mikro para pasangan tersebut, yakni ekspresi wajah singkat yang spontan tanpa disengaja.

Pesan non verbal selalu merupakan hal menarik untuk diteliti dan dipelajari, ermasuk di dunia kerja, di mana pesan yang disampaikan tidak selalu sama dengan pesan yang diterima. Misalnya seorang manajer berkata ke karyawan, “Kok banyak sekali ya sampahnya hari ini?” Artinya,, ia meminta sampah tersebut dibersihkan. Tetapi, karyawan tidak menyadarinya, sementara manajer merasa sudah menyampaikan permintaannya.

Seorang atasan mengatakan suatu hal, tapi seorang karyawan menangkap sesuatu yang berbeda. Jika ditanyakan kepada para manajer dan karyawan dari seluruh dunia, kegagalan berkomunikasi ini sering terjadi dan telah menimbulkan stress di tempat kerja.

Dirangkum dari Inc Asian, inilah empat pernyataan yang para atasan sampaikan namun sering ditangkap berbeda oleh para karyawannya:

1. ”Apa yang sedang kamu kerjakan?”

Atasan menganggap pertanyaan ini sebagai sekadar kalimat basa-basi untuk mencairkan suasana. Namun kenyataannya, banyak karyawan menganggap pertanyaan ini adalah: “Atasan ingin tahu apakah saya benar-benar sedang bekerja dan mengerjakan pekerjaan yang benar.”

Sebagai pemimpin, alangkah lebih baiknya mengeluarkan pernyataan yang jelas menggambarkan niat Anda. Misalnya, “bagaimana jalannya proyek X? Apakah ada yang bisa saya bantu? Kabari saya ya,” akan jauh lebih efektif.

2. “Jika Anda memiliki sesuatu yang penting untuk dikatakan, tolong bicarakan dengan saya.”

Baca juga  Koin Jagat, Inovasi Gamifikasi yang Viral di Era Digital

Niat Anda memang baik, namun karyawan bisa salah memaknainya. Seorang pria yang bekerja di pusat pemrosesan data mengaku, “saya selalu merasa disepelekan, seolah-olah pendapat saya selama ini bukan merupakan sesuatu yang penting,”

Sebagai pemimpin, sekali lagi, penting untuk membuat pernyataan yang jelas. Misalnya, “saya ingin mendengar ide dari Anda dan pintu saya selalu terbuka untuk itu,” terdengar lebih baik.

3. “Untuk hal yang satu ini, saya percaya dengan Anda.”

Jika Anda telah membaca dua contoh pertama, kemungkinan besar Anda sudah bisa tahu kesalahan dalam pernyataan ini. Ya, maksud Anda pastilah sebuah pernyataan positif untuk memberi dorongan. Tapi, sekali lagi, pikirkan apa yang didengar oleh karyawan tersebut. Mereka bisa jadi malah menyangka bahwa Anda tidak percaya dengan mereka pada hal-hal sebelumnya.

Sebagai gantinya, Anda cukup mengatakan, “Saya percaya dengan Anda,” atau “Saya tahu Anda selalu ahli dalam hal ini.” Terdengar jauh lebih baik bukan?

4 “Jangan sampai ini gagal.”

Ketika para atasan membuat pernyataan ini, mereka mencoba menekankan pentingnya sebuah proyek. Bukannya tidak percaya bahwa tim Anda akan melakukan pekerjaan dengan benar. Namun daripada terdengar seperti tidak percaya pada tim Anda, cobalah kalimat ini, “Ini adalah proyek yang penting dan saya yakin Anda adalah orang yang tepat untuk melakukannya.”

Dengan mengubah bahasa Anda sedikit, Anda telah mengubah keseluruhan percakapan dari yang terkesan “Saya takut Anda akan menggagalkannya,” menjadi “Saya adalah pendukung terbesar Anda.” Jauh lebih positif bukan?

Komunikasi, baik verbal maupun non verbal, sering kali rumit. Kita harus selalu mempertimbangkan apa yang penerima komunikasi kita dengar, pikirkan, dan rasakan. Namun jangan pula berpikir “Wah, kalau begitu lebih baik saya tidak mengatakan apa-apa, deh!”. Itu tentu tidak menyelesaikan masalah. Karena jika pemimpinnya tak mengatakan hal apapun, para bawahan akan menganggap Anda tak menghargai mereka, atau tidak menyukai pekerjaan mereka.

Baca juga  Selamat Tahun Baru 2025, Excellent People!

Intinya, sampaikan pesan verbal dengan baik dan benar, namun perhatikan pula bahasa non-verbal Anda, karena bisa jadi itu lebih kuat maknanya bagi para bawahan Anda. Mengutip istilah bahasa Inggris: they read between the lines.