Banyak perusahaan ingin karyawannya memiliki pemikiran seperti para pemimpinnya, tetapi masalahnya adalah perusahaan belum mengambil tindakan untuk memberdayakan keinginan tersebut. Jika seuatu perusahaan ingin timnya berpikir ataupun bertindak seperti layaknya pimpinan, pembekalan informasi mengenai cara-cara berpikir tersebut menjadi suatu kebutuhan mutlak. Transparansi menjadi salah satu cirri penting dalam perusahaan, terlepas dari besarnya industri yang telah berhasil dikembangkan. Sharing mengenai berbagai informasi akan menimbulkan kepercayaan, membangkitkan adanya motivasi untuk belajar lebih mengetahui segala hal, dan akan mengarah kepada pengambilan keputusan yang lebih cerdas.
Namun, banyak perusahaan yang belum menyadari bahwa membangun suatu budaya transparan dalam organisasi tidak bisa terjadi dalam sekejap tanpa perencanaan dan tindakan nyata. Perlu diingat bahwa mengubah suatu kebudayaan yang telah menjadi kebiasaan dalam organisasi seringkali menimbulkan kontra terhadap karyawan yang telah lama berada dalam zona nyaman mereka. Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan perusahaan untuk bisa menciptakan suatu budaya organisasi yang transparan? Berikut akan dijelaskan 5 cara sederhana untuk membangun suatu budaya transparan dalam perusahaan.
- Rekrut orang-orang yang benar-benar dipercaya
Beberapa perusahaan terjebak dalam individualis mereka dalam menjaga hal-hal pribadi, tanpa menyadari bahwa hal tersebut hanya akan menyebabkan ketidakpercayaan diantara semua tim mengenai tanggapan yang harus diberikan perihal informasi tersebut. Sebaliknya, mempekerjakan orang-orang yang sudah dipercaya akan menjadikan perusahaan nyaman untuk memberdayakan mereka dengan pengetahuan dan cara untuk merubah pola pikir mereka.
- Selalu terbuka dalam semua diskusi dan rapat
Tanamkan pikiran pada semua orang dalam organisasi bahwa semua hal dalam perusahaan yang berkaitan dengan pekerjaan bersifat terbuka dan tidak ada yang terlarang selama keseluruhan adalah hal yang positif bagi perkembangan perusahaan. Adanya keterbukaan akan menjadikan interaksi antar personel perusahaan lebih baik, tim dapat mengambil pelajaran dari pengalaman satu sama lain, marketing mampu untuk membuat kampanye yang lebih baik lagi, dan penjualan pun dapat ditingkatkan.
[cpm_adm id=”10097″ show_desc=”no” size=”medium” align=”right”]
- Mengutamakan pelanggan
Menjadi transparan tidak hanya dalam internal perusahaan saja, melainkan juga harus meluas di luar lingkungan perusahaan, khususnya dengan pelanggan. Transparan tersebut dapat dilakukan dengan keterbukaan perusahaan perihal biaya produksi kepada pelanggan secara jelas dan tanpa manipulasi apapun.
- Cari feedback dan ungkapkan kepada tim
Salah satu cara terbaik untuk melakukan peningkatan adalah dengan mendapatkan umpan balik (feedback) dari tim. Untuk mendapatkannya bisa dilakukan dengan cara mengadakan survei pada setiap waktu tertentu untuk mengukur kontribusi, kepemimpinan, keselarasan, dan pengembangan. Untuk mendapatkan feedback yang terbuka dan jujur, survey bisa dilakukan secara anonim, tetapi hasilnya harus dibagi kepada semua tim. Adanya survei ini akan membantu karyawan untuk belajar menjadi rekan kerja yang lebih baik lagi, termasuk dalam personal karakter yang pada akhirnya akan membantu perusahaan menciptakan dan mempertahankan budaya otentik.
- Tunjukkan apa yang sedang diperjuangkan
Terkadang, bersikap transparan bukanlah hal yang mudah, tetapi menjadi hal yang benar untuk dilakukan. Pemimpin perusahaan yang melakukan kesalahan harus mau mengakui kesalahan tersebut tanpa melemparkannya keada orang lain. Hal ini akan membangun pribadi yang bertanggung jawab untuk menjadi tim yang lebih baik lagi. Begitu juga dengan kekurangan yang dimiliki suatu area kerja lain yang ingin dibenahi, baik secara internal maupun eksternal.
Salah satu aspek penting dalam membangun sebuah bisnis adalah mengetahui dan memahami dengan benar identitas masing-masing dalam perusahaan. Menciptakan budaya yang terbuka dan transparan dapat menjadi misi penting yang akan membantu membangun kepercayaan dan hubungan relasi yang lebih baik.
Sumber: entrepreneur.com