Tak terhitung sudah berapa banyak buku mengenai leadership yang telah diterbitkan dan beredar luas di semua toko buku di seluruh dunia. Mulai dari pembelajaran dan pengetahuan sederhana, tips dan trik ampuh, serta tahapan detil untuk diimplementasikan dalam kepribadian diri masing-masing. Mungkin beberapa buku tersebut memiliki kesamaan secara gairs besarnya, tetapi selalu ada hal yang dapat ditonjolkan dalam setiap buku.
Namun, yang seharusnya dipahami oleh setiap orang adalah bahwa untuk menjadi pemimpin tidak hanya dengan membaca buku saja. Melainkan harus dengan penerapan yang konsisten dilakukan setiap harinya. Buku hanya berperan sebagai pedoman, namun berhasil atau tidaknya tetap tergantung dari pribadi masing-masing.
Pastinya, ada langkah-langkah tertentu yang menjadi dasar dalam menerapkan sikap pemimpin dalam diri. Berikut adalah 5 langkah dasar untuk menjadikan diri sebagai pemimpin yang lebih efektif dan valuable.
- Jangan Takut untuk Evaluasi Diri
Yakinkan dalam diri, selalu ada kesempatan dan waktu untuk terus melakukan perbaikan. Banyak orang hanya bisa mengatakan kalimat tersebut, tetapi pada kenyataannya, sangat sedikit yang mampu mempraktekkannya. Satu kalimat berikut terbukti ampuh sebagai motivasi diri untuk melakukan perbaikan dan konsisten terhadap perbaikan tersebut: “once you stop learning, you start dying.”
[cpm_adm id=”10097″ show_desc=”no” size=”medium” align=”right”]
Sejatinya, pemimpin akan terus mencari tahu dan membuat catatan sebagai pengingat tentang apa yang sebaiknya dilakukan dan yang tidak, bagaimana membuat keputusan yang baik, bagaimana untuk memotivasi para karyawan untuk tetap memiliki performa kerja yang memuaskan dan mengarah pada kesuksesan perusahaan. Namun, semua itu tidak berarti jika tidak dilakukan evaluasi diri.
Evaluasi di sini juga berarti mengetahui kapan harus mengakui kesalahan dan tidak melimpahkannya kepada karyawan lain. Satu hal yang dimiliki setiap pemimpin yang tidak berbeda dengan semua orang lainnya – termasuk karyawan – adalah kesempurnaan. Tidak pernah ada manusia yang sempurna, dan tidak pernah ada pula manusia yang tidak pernah melakukan ataupun berbuat salah.
- Berfikir Positif dalam Situasi Apapun
Bukan hal yang aneh jika kita menemukan lingkungan kerja yang tidak kondusif ataupun tidak sejalan dengan kenyamanan kita. Tetapi, memang kita dituntut untuk keluar dari zona nyaman, bukan? Sehingga kita selalu siap jika menghadapi situasi dimana lingkungan tidak sepaham atau sejalan dengan pikiran kita. Yang pasti, tetap berpikir positif akan membuat kita mampu bertahan menghadapi situasi tersebut, sehingga kita tidak terbawa dengan energi negatif di lingkungan kerja.
Tentu, untuk bisa berpikir positif, tidak bisa dilakukan dalam sekejap mata. Segala sesuatunya butuh proses dan waktu. Pemimpin harus melihat sendiri bagaimana lingkungan kerja perusahaan dan bagaimana kinerja karyawan dalam perusahaan mereka. Pikiran positif, energi positif dapat memanifestasikan dalam banyak hal, misalnya menunjukkan bahasa tubuh dan akan memberikan umpan balik kepada setiap orang. Secara sederhana, pikiran dan energi positif akan menular pada tingkat alam bawah sadar.
- Utarakan Ide Sebebas Mungkin
Pada dasarnya, kepemilikan adalah sesuatu yang menjadi tolok ukur bagi seseorang untuk menghargai orang lain, bukan dari kerjasama yang dibuat. namun, pada skala yang lebih kecil, mereka di lingkungan kerja cenderung memegang erat ide yang mereka miliki karena mereka akan merasa lebih unggul dalam kompetisi antar organisasi.
Yang seharusnya diterapkan oleh seorang pemimpin adalah membuat semua karyawan dalam perusahaan saling berbagi ide, wawasan dan intuisi satu sama lain. Pertukaran ide dan inovasi menjadikan pengetahuan tersebar luas di seluruh organisasi, dan menjadi seorang pemimpin yang besar harus tahu kapan saat yang tepat untuk berbagi ide dan inovasi tersebut.
- Buktikan Rasa Kepercayaan dan Transparansi
Transparansi mempunyai peran yang sangat penting dalam dunia bisnis, apalagi pada masa kini, ketika teknologi informasi telah menjadi pedoman dalam pengembangan perusahaan.
[cpm_adm id=”10576″ show_desc=”no” size=”medium” align=”left”]
Budaya transparansi akan membina suasana kepercayaan. Dengan membiasakan transparansi, seluruh anggota organisasi akan secara jelas memahami apa tujuan utama serta visi misi perusahaan secara keseluruhan, yang membuat mereka pun mengetahui arah kerja mereka untuk mencapai tujuan tersebut.
Kepercayaan dan transparansi sama pentingnya dalam perusahaan, karena secara naluriah orang-orang ingin mengetahui apakah perbuatan mereka berdampak pada perubahan yang baik, yang berdampak pula pada pekerjaan yang mereka kerjakan. Kurangnya transparansi akan membuat pekerjaan jadi tak terarah karena tujuan yang juga kurang terdefinisikan dengan baik.
Ketika transparansi telah berhasil diterapkan dalam lingkungan kerja, maka secara alamiah kepercayaan akan mengikuti. Umumnya, pemimpin transparan hampir secara otomatis lebih dapat dipercaya karena mereka akan lebih terbuka dengan semua anggota tim.
- Buat Diri Sendiri sebagai Sumber Informasi
Pemimpin adalah sumber utama – begitu filosofi sederhananya. Namun, perlu diperhatikan juga bahwa pemimpin bukan hanya sebagai sumber informasi dan pengetahuan, melainkan sumber secara emosional juga tentunya.
Dari segi pengetahuan, pemimpin harus lebih mampu memahami bagaimana untuk dapat memberikan pelatihan kepada semua karyawannya, bagaimana untuk membagi informasi yang dimilikinya.
Sedangkan dari sisi emosional, pemimpin harus dapat memahami semua yang terjadi pada karyawan dari sisi emosi mereka, apakah mereka sedang mengalami kendala atau masalah yang berhubungan dan berdampak dengan pekerjaan mereka, dan bagaimana harus bereaksi terhadap kendala tersebut.
Leadership is A Skill!
Pemimpin yang besar datang karena mereka telah mengasah kemampuan tersebut selama bertahun-tahun. Kempemimpinan secara sederhana dapat dimiliki karena perubahan kecil yang dilakukan secara terus menerus – misalnya bertanggung jawab. Memang tidak mudah, dan konsisten menjadi poin terpenting untuk dapat memilikinya.***
Sumber: forbes.com