Setengah abad lalu Neil Armstrong menjadi orang pertama yang menjejakkan kaki di bulan dengan menyelesaikan misi Apollo 11. Peristiwa ini kemudian tercatat sebagai petualangan terbesar dalam sejarah umat manusia. Keberhasilan misi ini menunjukkan keajaiban dari kemajuan science dan engineering beserta komitmen tim NASA. Selain itu, juga menawarkan banyak pelajaran tentang kepemimpinan yang masih relevan digunakan oleh para eksekutif hari ini. Apa saja pesan kepemimpinan yang bisa kita pelajari dari misi Apollo 11? Simak ulasan SHIFT berikut ini:

1. Visi dapat Menjadi Kenyataan. Salah satu pidato Kennedy (JFK) yang paling mengesankan adalah “Moon Speech”, tentang mengedepankan Apollo. Dia mengaku bahwa misi Apollo adalah sulit, untuk melakukan semuanya dengan benar maka perlu keberanian,”maka kita harus berani”, ungkapnya dikutip SHIFT dari Forbes. Visi, keberanian dan motivasi hingga hari ini tetap menjadi tools penting bagi pemimpin untuk membawa organisasi ke tingkat yang lebih tinggi.

2. Kerja Sama Tim. Tiga astronot yang tergabung dalam misi Apollo 11 bukanlah teman dekat, mereka memiliki kepribadian yang berbeda. Tapi mereka berhasil, sukses berinteraksi dalam situasi yang ekstrem. Disini kita bisa melihat bahwa dalam bekerja siapapun harus bisa menerima dan menghormati rekan mereka, dan kontribusi yang mereka tawarkan.

3. Percaya Diri. Mereka percaya pada sistem mereka terlepas dari risiko besar dalam misi ini. Seperti kita lihat meskipun NASA memiliki standar keandalan 99,9 persen kesalahan masih bisa terjadi. Namun mereka tetap bergerak maju dengan mengandalkan kepercayaan pada kompetensi teknis tenaga kerja dan upaya untuk menghilangkan risiko  desain konseptual. Ya, Para pemimpin harus membangun komitmen organisasi terhadap kualitas, keselamatan, dan manajemen risiko, sehingga para manajer lebih nyaman menghasilkan produk yang agresif.

Baca juga  12 Prinsip Agile 

4.Peran Penting Michael Collinses. Ketika mengorbit di bulan, Collins dengan sabar menunggu kembalinya Armstrong dan Aldrin dari permukaan bulan, dan dia baik-baik saja dengan hal itu. Ya, setiap organisasi membutuhkan pemimpin untuk melakukan pekerjaan mereka, yaitu mereka yang bersedia menjadi bagian dari upaya yang lebih besar dan tidak mengeluh atau khawatir tentang tugas yang lebih ‘glamour’ yang ditugaskan kepada orang lain.

5. Kecepatan Mengambil Keputusan. Armstrong benar-benar mendaratkan Modul Lunar secara manual, dengan bahan bakar yang tersisa hanya untuk 16 detik. Sebagai pemimpin, Armstrong bertanggung jawab. Dia tahu medannya. Dia tahu mesinnya. Dia tahu taruhannya dan dia akan menyelesaikan pekerjaan. Adalah tanggung jawabnya untuk memberikan perintah akhir yang mutlak. Para pemimpin harus selalu siap untuk membuat keputusan yang paling sulit dan seringkali dalam situasi yang paling sulit.

6. Manajemen Risiko. Kode 1202 adalah alarm program yang akan menyala jika ada masalah yang terdeteksi oleh sistem. Seorang petugas kontrol akan meneruskan alarm ini untuk memberikan jaminan keselamatan. Tidak ada perusahaan yang kebal dengan masalah, hal-hal yang tak terduga akan terjadi tetapi kepemimpinan dapat menetapkan ekpektasi evaluasi risiko untuk membantu perusahaan merespons dalam situasi krisis.

7. Pentingnya Kemitraan. Tim proyek Apollo diperkirakan berjumlah lebih dari 300.000 orang. Ini adalah kemitraan luar biasa antara pemerintah, industri swasta, para astronot, dan tentunya masyarakat Amerika. Pada transmisi penerbangan terakhir mereka, para astronot Apollo membuat video sederhana kepada seluruh tim sebagai hadiah. Kepemimpinan yang efektif mengakui bahwa keberhasilan adalah kombinasi antara visi manajemen dan komitmen tenaga kerja.

8. Belajar dari Kesalahan. Keberhasilan besar Apollo 11 tidak lepas dari kegagalan Apollo 1. Kejadian tragis telah memaksa NASA untuk merestrukturisasi seluruh operasinya demi risiko dan keselamatan. Dari sini kita dapat belajar bahwa kegagalan atapun kesuksesan selalu meninggalkan tanggungjawab dan kita harus terus bergerak maju. Pemimpin tidak pernah berhenti belajar,dari kesalahan mereka sendiri atau organisasi mereka.

Baca juga  Bagaimana cara kerja pemimpin yang agile?

Sumber : Forbes