Metode TRIZ cocok untuk mereformasi cara brainstorming di organisasimu. Dibuat berdasarkan riset dan sudah dibuktikan oleh para inovator hingga inventor terkemuka dunia, menjadikan metode ini sangat layak untuk dipelajari. 

Excellent people, perkenalkan satu best practice yang sangat luar biasa untuk melakukan brainstorming bernama TRIZ. Berasal dari bahasa Rusia, TRIZ merupakan akronim dari Teorija Resenija Isobretatelskih Zadac atau dalam bahasa Inggrisnya kita kenal dengan Theory of Inventive Problem Solving (TIPS). Konsep ini sangat membantu kita melakukan upaya penyelesaian masalah secara kreatif dan inovatif. Penasaran? Baca artikel ini sampai selesai ya. 

Metode Sistematis TRIZ 

Ada begitu banyak teknik brainstorming yang bisa kita manfaatkan, satu kelebihan yang dimiliki TRIZ adalah mampu mendukung kreativitas dalam penemuan solusi dengan arahan yang jelas sehingga tidak banyak waktu yang terbuang. 

Berangkat dari pengalaman, brainstorming seringkali dilakukan dengan sangat random Situasi ini terjadi karena berangkat dari ketidaktahuan dan dengan mindset kreativitas tanpa batas. Karena tidak batasi, maka banyak potensi solusi yang didapat sehingga memberi kita tantangan tersendiri untuk menyaring yang terbaik. TRIZ memberikan metode sistematis, yang memberi kita arahan (guidance) agar kita bisa menemukan solusi yang kuat dari awal. 

Metode ini ditemukan oleh orang Rusia bernama Genrikh Saulovich Altshuller. Dirinya bersama teman-temannya mempelajari ratusan ribu paten di berbagai bidang dan negara untuk memahami inovasi dan kreativitas hingga kemudian sampai pada kesimpulan bahwa semua paten tersebut memiliki satu benang merah yang sama, termasuk tentang peta proses evolusi produk dan layanan yang bisa diprediksi. 

Masih menurut Altshuller, metode inovasi memiliki prinsip dasar bahwa masalah yang membutuhkan solusi inventif dapat diselesaikan secara metodis yang mana inovasi sendiri bisa diterapkan untuk menyelesaian permasalah baru. Oleh karena itu ia membangun metode TRIZ yang: 

Baca juga  Perubahan, Darimana Kita Harus Memulainya?

Knowledge based, metode menemukan solusi berdasarkan pengetahuan 

Fasts, salah satu cara tercepat mengakses kreativitas manusia dengan cara terstruktur 

Structured, cara terstruktur menemukan solusi inovatif dan kreatif

5 Level Inovasi dalam TRIZ 

CEO SSCX Rifki Rizal Derrian kepada SHIFT Indonesia mengatakan bahwa inovator perlu memiliki pengetahuan mengenai tingkatan inovasi. “Mengapa? Karena dengan mengetahui tingkatan inovasi tersebut mereka bisa menjadi lebih cerdas untuk menentukan tingkat inovasi apa yang dibutuhkan saat ini,” jelasnya.

TRIZ sendiri mengelompokkan inovasi ke dalam lima tingkatan sebagai berikut: 

1. Perbaikan sederhana dari sistem yang sudah ada

2. Inovasi kecil dari sistem yang sudah ada

3. Penemuan yang substantif dari sistem yang ada

4. Solusi terobosan yang menggantikan teknologi yang ada dengan teknologi baru

5. Penemuan fenomena baru yang mengubah peradaban

Mengetahui peta tingkat inovasi seperti ini, kita dapat menjadi lebih realistis dan berfokus pada tingkat inovasi mana yang feasible dilakukan oleh perusahaan kita saat ini. Kita tidak harus terpaku untuk menciptakan inovasi yang mengubah peradaban dunia saat ini. Seperti kita lihat, total inovasi tingkat 1 sampai 3 mencakup 95% dari seluruh inovasi yang ada, dan hasilnya pun sudah sangat luar biasa.  

Teknik Problem Solving TRIZ

Sahabat SHIFT, hal utama yang perlu diperhatikan sebelum melakukan brainstorming adalah kita harus tahu tujuannya. Biasanya terbagi menjadi dua, pertama yaitu brainstorming untuk mencari akar masalah (root cause). Banyak tools yang mendukung ini, salah satunya adalah diagram fishbone atau diagram Ishikawa. Kedua yaitu brainstorming untuk mencari solusi atau ide inovasi dan inilah yang akan fokus kita bahas disini. Yaitu bagaimana menggunakan TRIZ untuk brainstorming yang berkaitan dengan mendapatkan ide kreatif untuk solusi atau creative thinking. 

Lanjut, apa yang menjadi kunci dari brainstorming di dalam TRIZ? Adalah kita harus tahu bahwa kita harus memiliki mindset “mau keluar dari definisi” untuk bisa menjadi seorang inovator. Artinya tidak lagi hanya berpikir bagaimana melakukan sesuatu dengan lebih baik (atau improvement) tetapi harus lebih berani melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda (lebih inovatif). 

Baca juga  Peran Kunci Inovator dalam Bisnis yang Patut Diapresiasi

Di dalam improvement fungsi (definisi) diterima sebagai batasan ruang lingkup kerja, sementara di dalam dunia inovasi definisi dinilai sebagai bagian dari masalah. Oleh TRIZ, mempertanyakan definisi menjadi sebuah kunci utama melakukan brainstorming. Ingat! “Your definition is your problem too”. Jadi adalah wajib bagi kita mempelajari pola suatu masalah (dan solusi yang berulang) dan memahami kontradiksi yang ada dalam suatu situasi.  

Setelah memahami mindset penting ini, selanjutnya kita mengambil tindakan menggunakan matriks kontradiksi dan metode sederhana 40 prinsip pemecahan masalah (inventive principle) yang dapat dengan mudah diintegrasikan untuk memecahkan masalah. Penemu TRIZ percaya bahwa untuk membuat sebuah inovasi, semua orang bisa melakukannya. Tidak harus memiliki bakat kreatif sejak lahir, kamu tinggal berpegang pada prinsip yang benar untuk membuat inovasi nyata. Adapun langkah detailnya akan kita bahas di kesempatan berikutnya ya.