“Adakah dari kalian yang memiliki ide besar yang bisa memberikan keuntungan bagi perusahaan?” tanya seorang CEO kepada timnya dalam sebuah rapat.
“Jika saya memiliki ide yang akan bernilai jutaan dolar, saya lebih baik mendirikan perusahaan sendiri,” jawab salah satu karyawan.
Seperti itulah kira-kira percakapan yang berlangsung saat seorang pemimpin di perusahaan meminta kepada karyawan memberikan ide besar; ide jutaan dolar yang nantinya bisa menghasilkan pundi-pundi uang bagi perusahaan. Yang membuat karyawan merespon sedemikian rupa ternyata bukan karena kurangnya kemampuan untuk memberikan ide kepada perusahaan, melainkan kurangnya kepercayaan dan rasa memiliki dari kepada perusahaan.
Mark Graban dalam blog pribadinya menunjukkan sebuah komik Dilbert, dimana Pointy-Haired Boss meminta Dilbert dan karyawan lainnya menyumbang ide besar bernilai jutaan dolar. Tanggapan yang ia terima mungkin sudah bisa anda bayangkan.
Saat perusahaan meminta karyawannya untuk menyumbangkan ide demi pengembangan bisnis perusahaan, mereka mengharapkan ide-ide yang nantinya mampu menghasilkan jutaan dolar bagi perusahaan. Sayangnya, ide senilai jutaan dolar tidak berasal dari karyawan.
Lalu, siapa yang harus menyumbang ide besar bernilai jutaan dolar?
Menurut artikel Graban, karyawan akan cenderung pasif ketika diminta untuk “berpikir besar”. Itulah alasan mengapa akan lebih efektif jika anda meminta mereka memberikan ide-ide KECIL. Anda bisa mengumpulkan ide-ide tersebut dan membuat perbaikan-perbaikan kecil. Jika dikumpulkan, sebenarnya ide dari karyawan akan cukup banyak, namun tidak semua dari ide-ide tersebut bernilai jutaan dolar. Mungkin saja di tengah perjalanan sebuah ide besar menjatuhi anda bagai durian runtuh, atau ternyata ada ide kecil namun ternyata berdampak signifikan.
Namun, permasalahan lain muncul. Jika para karyawan sudah memberikan ide-ide mereka kepada perusahaan, apakah perusahaan akan berlaku adil terhadap mereka? Apakah ide-ide dari karyawan akan menjadi sesuatu yang sangat dihargai atau memberikan ide hanya dianggap sebagai kewajiban dalam pekerjaan?
Disinilah isu keadilan muncul, yang pada akhirnya akan berbalik merugikan perusahaan. Karyawan merasa ide dan pekerjaan mereka tidak dihargai, sehingga mereka hanya memberi ide seadanya, bahkan cenderung enggan melakukan extra mile untuk perusahaan. Seperti Dilbert dan teman-temannya, karyawan lebih memilih untuk menyimpan ide jutaan dolarnya untuk mendirikan perusahaan sendiri.***RR/RW