Secara historis, produk yang minim variasi dan volume produksinya tinggi telah memenuhi syarat efisiensi dan kualitas yang optimal. Namun sayangnya, produsen saat ini, justru sebaliknya, memiliki proses manufaktur yang justru banyak variasinya namun volume produksinya rendah (high-mix/low-volume production)
Meskipun demikian, keuntungan bagi produsen yang memiliki proses high-mix/low-volume production adalah mereka lebih baik dalam menyesuaikan permintaan tertentu dari pelanggan, meningkatkan respon terhadap pelanggan dan persyaratan inventori lebih rendah untuk barang jadi. Namun, skema produksi ini secara tradisional menghasilkan kualitas output yang lebih rendah karena variasi yang tinggi. Ini adalah fakta bagi produsen modern, namun tetap masih ada peluang untuk meningkatkan kualitas dan menekan biaya operasional.
Meskipun ada perubahan kebutuhan dari pelanggan, para produsen tetap dapat memiliki proses yang kuat, sehingga dapat menghasilkan peluang untuk mengoptimalkan volume produksi yang tinggi.
Berikut lima langkahnya:
1. Buat proses yang berurut di area manapun yang memungkinkan
Meskipun saat ini proses anda memiliki variasi produk, usahakan untuk tetap mengoptimalkan aliran melalui proses yang berurut di dalam fasilitas manufaktur yang digunakan. Bila memungkinkan, gunakan juga peralatan yang fleksibel untuk melakukan manajemen takt time.
2. Buat proses tetap simpel
Mengembalikan alur proses untuk bagian-bagian atau produk tertentu dalam aliran manufaktur demi operasional sekuder, selain akan menambah waste perjalanan, juga akan menambah kebutuhan manajemen untuk menelusuri aliran proses tersebut. Dengan mempertahankan kesederhanaan aliran proses, kebutuhan manajemen untuk melakukan penelusuran proses dapat dikurangi.
3. Jalankan proses yang sudah dijadwalkan
Proses yang sudah dijadwalkan (meskipun ada perbedaan waktu pemrosesan dan kendala) akan memungkinkan manajemen pabrik untuk memiliki hasil yang lebih baik, sehingga mengurangi kejadian di luar prediksi. Jika proses menjadi indikator dalam mengambil keputusan, maka setiap bagian yang memenuhi kriteria yang sama harus mengalir melalui langkah-langkah proses yang sama pula.
4. Ciptakan lingkungan yang terbuka
Lingkungan yang terbuka memungkinkan setiap orang (baik manajemen, supervisor dan operator) dapat melihat apa yang terjadi di pabrik dan untuk menyesuaikan proses seperlunya. Hal ini juga menghasilkan peningkatan komunikasi antara karyawan. Arus informasi di lantai produksi sama pentingnya dengan aliran dalam proses produksi.
5. Tetap fleksibel
Desain dari fasilitas area produksi, work station, penempatan peralatan dan staf harus fleksibel untuk mengakomodasi perubahan kebutuhan. Kemampuan untuk mengkonfigurasi ulang lingkungan kerja, seperti proses, produk, dan perubahan level staf sangat penting dalam organisasi.***