Manufaktur produk natural personal-care ini tengah menjalankan program sustainability dengan mengambil inspirasi dari produk makanan, biomimicry dan sistem pertahanan alam sebagai pilar inovasi mereka.

“Nature Becomes You” berarti lebih dari sekedar slogan bagi Burt’s Bees. Perusahaan manufaktur produk natural personal care yang populer dengan lip balm nya, melihat sustainability sebagai starting point dari proses inovasi mereka.

Program sustainability kami benar-benar mencoba untuk meminimalisir impact dari proses dan produk kami terhadap lingkungan sekitar. Kami melakukannya dengan merancang konsep eco-friendly sejak awal hingga akhir, mulai dari bahan baku yang kami pilih dan cara kami memproduksinya, dan di segala hal yang kami lakukan,” kata Ken McLellan, business connection leader di Burt’s Bees.

“Semua ini adalah mengenai bahan baku natural. Komitmen kami adalah menemukan bahan baku yang aman, yang memiliki impact yang rendah terhadap lingkungan dimana bahan diambil dan digunakan, bagaimana cara memanen bahan baku alam, proses ekstraksinya, hingga akhirnya dikirim kepada pabrik kami.”

McLellan berbicara mengenai tiga pilar yang membantu perusahaan dan berperan sebagai pondasi bagi usaha inovasi mereka. Ketiga pilar tersebut antara lain:

1. Food-Inspired

“Kami sangat mengandalkan produk makanan sebagai referensi yang menginspirasi semua inovasi yang dilakukan; baik itu dari sisi komposisi makanan, pemikiran umum mengenai penyerapan manfaat makanan oleh tubuh (dalam kasus ini, tubuh mereka sendiri), dan bagaimana makanan diproses serta dikirim kepada market.”

McLellan mengambil contoh dalam produk moisturizer dari Burt’s Bees. Produk ini mengandung pengemulsi yang biasa digunakan dalam industri manufaktur produk makanan. Pengemulsi tersebut merupakan replika yang sangat mirip dengan kristal cair natural yang menyatukan air dengan minyak dan mengikat kedua bahan dengan konsisten.

“Kulit manusia lebih siap untuk menerima moisturizer yang emulsion-based, karena kulit secara alami mengenali struktur tersebut,” kata McLellan. “Moisturizer akan menyerap dengan lebih baik dan efeknya akan bertahan lebih lama.”

Berkat inspirasi yang didapat dari industri makanan, Burt’s Bees moisturizer dapat bertahan melindungi dan menutrisi kulit selama kurang lebih 24 jam.

“Kami adalah manufaktur produk natural care yang mampu mengklaim demikian,” kata McLellan. “Sebelumnya, kami hanya bisa mengklaim sejauh delapan hingga sepuluh jam.”

2. Kekuatan Pelindungan dari Alam

Komposisi utama dalam rangkaian produk perawatan anti-jerawat dari Burt’s Bees didapat dari sumber yang tak biasa: pohon black willow.

Menurut riset Burt’s Bees, asam salisilat yang terkandung secara alami didalam batang pohon black willow melindungi pohon dengan cara menyesuaikan temperatur, melembapkan, menutrisi, dan melawan penyebab stress yang ditimbulkan lingkungan sekitar.

Sebagai bahan utama produk anti-jerawat, asam salisilat tersebut memiliki peran yang sama terhadap kulit manusia.

“Bahan tersebut sangat efektif dalam membersihkan dan mengeringkan bakteri yang ada dalam minyak yang mengisi pori-pori,” terang McLellan, “Ia juga melindungi kulit dari serangan jerawat setelahnya.”

Alasan mereka menggunakan asam salisilat alami adalah fakta bahwa bahan asam salisilat sintetik memang memiliki efek yang sama, namun terlalu keras untuk kulit.

“Banyak orang yang memiliki problem jerawat tidak cocok dengan produk berbahan sintetik, karena menyebabkan iritasi kulit dan reaksi negatif,” kata McLellan. “Bahan tersebut sangat, sangat keras.”

Untunglah, bahan natural tidak menimbulkan efek demikian.

“Dari berbagai uji coba yang kami lakukan, produk dengan bahan-bahan alami terbutk tidak memiliki efek negatif bagi kulit pemakainya,” terangnya. “Produk yang saya banggakan ini telah menerima begitu banyak testimoni dari pelanggan yang telah memiliki masalah jerawat sejak usia remaja hingga dewasa, dan telah mencoba sangat banyak produk di pasaran, yang mengatakan bahwa akhirnya mereka telah menemukan sebuah produk yang benar-benar efektif. Semua itu berangkat dari kekuatan perlindungan dari alam, dan jadi bagian dalam program sustainability kami.”

3. Biomimicry

Biomimicry atau mengemulsi ide-ide terbaik dari alam untuk menyelesaikan masalah manusia, adalah sesuatu yang sangat menggairahkan dari Burt’s Bees. Namun McLellan mengakui bahwa Burt’s Bees masih harus menempuh jarak bermil-mil hingga mencapai area tersebut.

“Kami masih berada di permulaan perjalanan panjang, dan saya harap dalam beberapa tahun kami telah dapat bercerita mengenai ‘beberapa tempat’ yang telah kami kunjungi, dimana kami telah berhasil menjalankan biomimicry dalam proses pembuatan beberapa produk,” kata McLellan. “Namun saat ini kami masih dalam perjalanan menuju kesana.”

Untuk mengilustrasikan potensi keuntungan dari biomimicry, ia mengajukan contoh dari Velcro, yang rancangan dan pembuatannya terinspirasi dari tanaman burdock.

Kunci dari memanfaatkan kekuatan dari “flora dan fauna yang telah berevolusi selama 3,8 milyar tahun,” kata McLellan, adalah “mengambil waktu untuk mengajukan pertanyaan yang tepat untuk mendefinisikan masalah yang ada.”

“Jika Anda melakukannya demi mencapai biomimicry, sebagai inspirasi bagi pengembangan dan perancangan produk, maka hal itu akan membawa banyak terobosan di masa depan,” katanya. “Anda akan mendapatkan hasil yang sangat menguntungkan.”

Packaging Masih Menjadi Tantangan

Sebagai manufaktur produk consumer goods dalam kemasan yang berkomitmen kepada sustainability, Burt’s Bees tidak terhindar dari tantangan pemilihan kemasan. Produk natural tentunya harus dikemas dalam kemasan yang eco-friendly.

“Banyak produsen kemasan yang kami pakai yang mengklaim bahwa produk mereka memiliki efek negatif yang minimal terhadap lingkungan, dan dapat didaur ulang,” kata McLellan. “Namun kami masih menggunakan plastik atau resin. Kami tengah berusaha keras untuk menghindari kemasan semacam itu.”

Bagaimanapun, ia senang karena industri packaging kini mulai merespon isu eco-friendly dengan lebih intens. Terobosan produk kemasan berbahan natural mulai banyak diproduksi. Contohnya, ia merujuk kepada kemasan yang dipakai Burt’s Bees yang dibuat dengan campuran air dan tepung kentang.

“Kemasan tersebut sangat mudah dibuat, sangat cost-effective, melindungi produk dengan baik, dapat didaur ulang atau dibuat kompos. Saya harap akan banyak berkembang produk dengan solusi semacam itu.”

Dalam usaha meraih sustainability, Burt’s Bees tidak sendirian. Perusahaan induk mereka, Clorox, juga sedang berusaha menemukan kemasan yang eco-friendly.  McLellan senang karena Clorox kini tengah mengikuti jejak Burt’s Bees dalam program sustainability mereka. Mereka saling mempengaruhi dalam kerangka yang positif.

Sumber: IndustryWeek, Josh Cable