Terdapat dua metode yang bisa kita pilih untuk menerapkan Six Sigma di perusahaan, yaitu DMAIC dan DMADV. Kedua metode ini tentu memiliki fungsi yang berbeda. Nah, perbedaan inilah yang akan kita bahas di artikel SHIFT kali ini
DMAIC
DMAIC adalah langkah sistematis yang terdiri dari lima tahapan sebagai berikut:
Define, menetapkan masalah. Pendekatan yang paling tepat untuk menemukan permasalahan yang akan dijadikan proyek six sigma adalah top-down
Measure, mengukur kinerja dari proses yang sedang berjalan, tujuannya untuk menetapkan standar kinerja
Analyze, melakukan analisa terhadap kelemahan yang ada pada proses (seperti sumber-sumber cacat), jadikan kelemahan pada proses tersebut sebagai peluang perbaikan.
Improve, melakukan perbaikan terhadap kinerja proses-proses yang lemah tadi. Tujuan fase improve adalah menghilangkan atau mengendalikan penyebab utama (akar masalah) untuk mencapai kinerja yang diinginkan.
Control, mengendalikan kinerja dari proses-proses yang diperbaiki tadi untuk mempertahankan profit.
DMADV
Perbedaan antara DMAIC dengan DMADV terletak pada dua huruf (sebagai tahapan). Dalam DMADV, D didefinisikan sebagai design dan V untuk verify. Design, diperlukan untuk mendesain proses-proses agar memenuhi kebutuhan dan persyaratan pelanggan.sementara, Verify diperlukan untuk melakukan verifikasi terhadap kinerja proses, terlebih lagi dalam kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan dan persyaratan pelanggan.
Kedua metode ini sama-sama mengambil konsep siklus PDCA (Plan-do-check-act) dari W. Edwards Deming. Namun dalam aplikasinya, DMAIC digunakan untuk memperbaiki proses bisnis yang sedang berjalan, sedangkan DMADV digunakan untuk menciptakan produk baru atau desain proses bagi kinerja bebas-cacat.
Pendekatan Lean untuk Six Sigma
Ketika persaingan pasar meningkat, perusahaan harus bisa memberikan nilai tambah pada produk yang mereka buat. Tuntutan inilah yang kemudian mendorong kemajuan metodologi Lean Six Sigma.
Lean Six Sigma merupakan gabungan dari Lean Manufacturing dan Six Sigma sebagai upaya penghapusan variasi. Konsep lean diciptakan untuk meningkatkan kecepatan proses dan kualitas produk, dengan kata lain perusahaan harus mengidentifikasi proses dan aktivitas yang tidak memberi nilai tambah (waste-red) dan menghilangkannya. Terkait upaya menghilangkan waste, lean menggunakan beberapa tools yang sama dengan Six Sigma. Inilah alasan kenapa lean bisa sejalan dengan six sigma klasik.
Jika kita berbicara fokus area yang diperbaiki, maka lean akan mengarah pada perubahan budaya organisasi secara keseluruhan, sedangkan six sigma lebih difokuskan untuk mengubah bagian demi bagian dari proses. Dalam implementasi Lean Six Sigma, salah satu pendekatan yang digunakan adalah menerapkan lean di setiap proses dan memanfaatkan tool-nya untuk menghilangkan aktivitas dan proses yang tidak diperlukan. Baru kemudian, kita bisa mengkombinasikannya dengan x melalui DMAICuntuk menghilangkan proses yang terlalu kompleks.
Untuk diketahui, DMAIC akan selalu fleksibel digunakan untuk menentukan cacat dan mengidentifikasi cara untuk mengatasi cacat tersebut, diantaranya dengan menggunakan tools seperti: 5 Whys, 5s, Kanban, atau poka yoke.
Memulai Lean Six Sigma di dalam Organisasi
Untuk memulai Lean Six Sigma di Organisasi, Anda harus memiliki orang yang ahli, yaitu orang yang siap mengambil dan menjalankan inisiatif perubahan di seluruh organisasi. Dalam hal ini, SSCX adalah satu-satunya perusahaan konsultan yang bisa membantu Anda mempersiapkan agen perubahan di organisasi Anda.
Bagi Anda yang tertarik dengan program Lean Six Sigma atau ingin melakukan assesment dengan menggunakan metode yang sudah terbukti ini, Anda bisa menghubungi nomor telf (021) 576 3020, WA di http://wa.me/628175763021 atau melalui email info@sscx.asia.
Pelatihan Lean Six Sigma yang akan diadakan oleh SSCX:
- Lean Six Sigma Green Belt, 29 – 31 Maret 2021
- Lean Manufacturing, 26 – 27 April 2021
- Lean Six Sigma Black Belt, 21 – 24 Juni 2021 (Batch 1)
- Lean Six Sigma Fundamental, 26 – 27 Juli 2021
Dapatkan jadwal lengkap public training SSCX disini!