Reliabiliti atau keandalan mesin produksi bagi sebuah perusahaan manufaktur merupakan sebuah ‘produk’ atau hasil dari proses maintenance, sehingga tingkat keandalan pada suatu mesin merupakan hal yang sangat penting bagi produktivitas sebuah perusahaan manufaktur.
Untuk mengukur tingkat keandalan dari sebuah mesin produksi, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Yang perlu diperhatikan adalah, proses pengukuran dari tingkat keandalan mesin harus menyediakan informasi berharga yang bisa digunakan oleh bagian maintenance untuk dilakukan perbaikan.
Proses pengukuran tingkat keandalan mesin juga tidak memerlukan waktu dan upaya yang besar. Cara terbaik untuk agar pengukuran tersebut lebih berguna adalah dengan merekam atau mencatat setiap losses atau kerugian pada tingkat ‘lokasi peralatan’ berada, dimana pada kondisi normal setiap item dari proses manufaktur atau proses peralatan harus diidentifikasi dan diklasifikasi dengan memberikan nomor.
Yang dimaksud “kerugian” disini adalah bagian dari unit produksi yang tidak diproduksi (atau tidak berkualitas untuk dijual) tetapi masih tetap bisa dijual, meskipun dalam kondisi yang tidak sempurna.
Kerugian yang terjadi biasanya memiliki berbagai penyebab, misalnya persediaan yang tidak cukup, persediaan yang terlalu banyak keluar, kualitas bahan baku, kerusakan pada peralatan atau slowdows, kurangnya skill dari operator mesin, dan lain sebagainya.
Cara terbaik untuk merekam atau mencatat semua kerugian tersebut adalah dengan:
- Menetapkan tingkat produksi maksimum untuk setiap unit produksi yang besar (biasanya pada bagian operasional manufaktur, yang memiliki beberapa proses persediaan yang masuk dan keluar).
- Menetapkan target produksi untuk setiap unit manufaktur dan setiap produk (misalnya 90% dari produksi maksimum) untuk setiap shift kerja.
- Mereview semua kerugian untuk setiap shift dan memastikan bahwa semua kerugian tersebut telah dicatat dengan cara yang memungkinkan bahwa informasi yang dikumpulkan akan digunakan untuk mengidentifikasi peluang perbaikan. Dalam proses ini diperlukan beberapa posisi yang harus terlibat, seperti proses engineering, yang bertanggung jawab untuk melakukan review setiap harinya.
- Secara teratur menganalisis catatan kerugian dan menggunakan informasi tersebut untuk mengembangkan dan mempertahankan program perbaikan berkelanjutan, dan selalu fokus pada peluang tercapainya nilai mesin tertinggi.
Kerugian harus dicatat secepatnya ketika hal itu terjadi, biasanya hal ini dilakukan oleh operator per departemen, karena operatorlah yang mengetahui setiap peristiwa yang terjadi. Sebuah post it atau form catatan sederhana dapat digunakan untuk mencatat aktivitas yang merugikan.
Informasi yang dicatat oleh operator ketika aktivitas kerugian terjadi harus mencakup:
- Nama dari manufacturing unit
- Waktu; hari dan jam kejadian terjadi pertama kali
- Waktu; hari dan dajm kejadian berakhir
- Jumlah unit produksi yang rusak
- Penyebab kerugian (jika diketahui)
- Jumlah peralatan dan deskripsi kerugian jika disebabkan oleh masalah peralatan.
- Atau informasi lainnya yang digunakan dalam proses analisa di waktu mendatang.
Daily assessment yang dilakukan oleh operator, kemudian informasinya harus direview, berbagai penyebab yang ada harus dikonfirmasi, dan manajeman juga dapat memberikan sebuah tanggung jawab, misalnya kepada bagian operasional, mekanikal, atau pun elektrikal.
Perlu diingat juga, bahwa departemen yang berada dalam posisi terbaik untuk memastikan kerugian tersebut tidak terjadi lagi adalah departemen yang mengalami kerugian. Hal ini bukan berarti departemen tersebut sebagai pihak yang salah.
Grafik dibawah ini menunjukkan hasil dari salah satu penggunaan sistem pencatatan kerugian. Setelah dianalisa, ditemukan bahwa 87 dari 12.000 item peralatan menyumbang 80 persen dari semua downtime yang terjadwal.Sebuah program preventive maintenance berfokus pada 87 item tersebut dan dampak pengurangan kerugian juga ditampilkan dalam grafik.
Ada berbagai cara dalam mengukur keandalan mesin, seperti automated overall equipment effectiveness (OEE), yang juga dapat efektif dalam suatu kondisi mesin tertentu.
Keandalan merupakan indikator yang paling penting dan KPI yang berguna dalam melakukan perawatan mesin dan harus dilaporkan secara berkala, dengan kemampuan mem-filter setiap departemen dari proses operasional dan maintenance yang disiplin. Hasil dari penerapan perawatan mesin yang disiplin akan menjadi fondasi awal dalam melakukan aktivitas perbaikan yang berkelanjutan (continuous improvement).***
Sumber: reliableplant.com