ChatGPT down menjadi trending topic pada hari Kamis pagi(12/12). Dari sudut pandang operational excellence, ternyata ada banyak pelajaran penting yang bisa kita dapat. Apa saja itu?

Mengutip iNews, berdasarkan laporan Mirror, monitoring dari situs DownDetector mencatat sebanyak 2.483 laporan mengenai gangguan pada layanan ChatGPT. Gangguan ini dilaporkan meluas dan memengaruhi pengguna, termasuk pelanggan berbayar. Secara sigap, Pihak OpenAI memastikan tengah mengatasi masalah tersebut. Dalam entri log OpenAI menyampaikan:“ChatGPT, Sora, dan API masih tidak berfungsi. Kami telah mengidentifikasi masalah tersebut dan sedang meluncurkan perbaikan.”

Beruntung, sistem segera dipulihkan, dan layanan kembali berfungsi normal dalam waktu yang relatif singkat. Meski demikian, insiden ini memberikan beberapa pelajaran penting dari perspektif operational excellence. Berikut empat hal yang bisa kita pelajari:

1. Pentingnya Pemantauan dan Pendeteksian Dini: Sistem pemantauan yang efektif dapat mendeteksi masalah sebelum menjadi besar, memungkinkan perbaikan cepat.
2. Pentingnya Kontinjensi: Tidak ada sistem yang sepenuhnya bebas dari risiko. Oleh karena itu, memiliki rencana kontinjensi yang matang, seperti prosedur pemulihan atau cadangan sistem, sangat penting untuk meminimalkan dampak gangguan dan mempercepat waktu pemulihan.
3. Komunikasi yang Efektif: Transparansi adalah kunci dalam menjaga kepercayaan pengguna. OpenAI memberikan contoh yang baik dengan segera memberikan informasi terkini kepada pengguna mengenai status sistem dan langkah yang diambil untuk mengatasi masalah.
4. Pemeliharaan Preventif: Melakukan pemeliharaan rutin untuk mencegah kegagalan sistem.

Gangguan pada sistem seperti yang dialami ChatGPT adalah pengingat bahwa dalam operasional, hal tak terduga bisa terjadi. Namun, dengan menerapkan empat prinsip operational excellence di atas, risiko dapat diminimalkan, dan kepercayaan pengguna tetap terjaga.

Semoga pelajaran ini bermanfaat bagi kita semua, excellent people!

Baca juga  Pendapatan Negara 2024 Mencapai Rp2.842,5 Triliun, Berikut Rinciannya