Continuous Improvement tidak hanya memberikan keuntungan operasional, tapi juga keuntungan finansial. Sebuah survey yang dilakukan khusus bagi IndustryWeek, menunjukkan dampak yang berkelanjutan di tiga sektor keuangan: pertumbuhan revenue terantisipasi, peningkatan income dan cash flow. Secara umum, perusahaan yang tidak melakukan continuous improvement menunjukkan perkembangan yang lebih lambat di ketiga sektor tersebut.
Sebagai contoh, sebanyak lebih dari 50% responden perusahaan yang tidak menerapkan continuous improvement program melaporkan ekspektasi pertumbuhan revenue hanya sebesar 3% atau kurang pada 2012. Jumlah ini kontras bila dibandingkan dengan 20% perusahaan yang menerapkan program continuous improvement yang telah matang, yang melaporkan ekspektasi pertumbuhan revenue hanya 3% di tahun mendatang.
Perbandingan yang sama juga berlaku pada matriks pertumbuhan pendapatan operasional. Hampir 50% dari responden yang tidak melakukan continuous improvement melaporkan ekspektasi pertumbuhan pendapatan operasional pada tahun mendatang. Namun hanya kurang dari setengah responden dengan implementasi program continuous improvement yang matang yang mengalami angka pertumbuhan serendah itu.
Cash flow perusahaan yang menjalankan continuous improvement dengan konsisten tentunya jauh lebih sehat dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menerapkannya. Menurut survey, sejumlah lebih dari 50% perusahaan responden yang melakukan continuous improvement dengan berkesinambungan melaporkan perbaikan pada cash flow jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Bagaimana dengan perusahaan yang tidak menerapkan continuous improvement? hanya 20% perusahaan yang melaporkan perbaikan cash flow dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Hasil survey ini menimbulkan banyak pertanyaan yang semuanya mengarah kepada satu maksud: bagaimana program continuous improvement, khususnya yang menggunakan metode-metode yang matang dan telah terbukti, mampu memberikan keuntungan di sektor finansial? Inilah pertanyaan yang dicoba dijawab oleh Ken Koenemann, wakil presiden business development dan marketing, pada sebuah web conference yang dilakukan baru-baru ini.
Intinya Koenemann menyampaikan bahwa meningkatnya produktifitas dan berkurangnya lead time akan meningkatkan profit, sedangkan manajemen inventori yang baik (menghilangkan inventori yang berlebihan) akan meningkatkan cash flow. Kesimpulannya, dengan memanfaatkan hasil dari langkah-langkah perbaikan yang dilakukan, perusahaan akan mampu meningkatkan market share yang akan mengarahkan kepada pertumbuhan revenue yang lebih cepat.
Menariknya, perusahaan yang menjalankan continuous improvement lebih cenderung merekrut sumber daya yang memiliki wawasan untuk melihat kedepan dalam proses perencanaan strategis mereka. Sumber daya tersebut meliputi staf analis tingkat kompetisi, analis bisnis yang fokus meneliti perkembangan pasar dan informasi mengenai strategi pemenuhan permintaan pelanggan.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan program continuous improvement, silakan kunjungi halaman berikut ini.
Sumber: IndustryWeek.com; Jill Jusko.