Sebuah kajian menemukan sekitar 251,454 kasus kematian di Amerika Serikat disebabkan error medis yang terjadi setiap tahun. Penyakit jantung dan kanker menjadi dua penyakit yang menjadi penyebab utama kematian penduduk Amerika Serikat. Gangguan pernafasan kronis seperti bronkitis dan empisema menjadi penyebab kematian nomor tiga.
Namun menurut sejumlah analis di surat kabar Amerika, penyebab kematian penduduk Amerika Serikat nomor tiga adalah error medis yang berkontribusi pada 250 ribu kematian per tahun.
Dr. Martin Makary seorang ahli bedah dan profesor kebijakan kesehatan dan manajemen Universitas John Hopkins, sebagaimana ditulis dalam time.com menjelaskan “secara kolektif, persoalan medis berjalan salah menjadi penyebab kematian banyak orang di Amerika Serikat”.
Dr. Makary dan rekan-rekannya mengkaji dan menganalisis bahwa error medis telah menyebabkan tingkat kematian penduduk Amerika serikat mencapai 9.5 persen.
Hasil penelitian yang diterbitkan di British Medical Journal memperkiraan sekitar 25 persen dari satu juta orang meninggal akibat human error di Amerika Serikat pada 2013.
[cpm_adm id=”10763″ show_desc=”no” size=”medium” align=”left”]
Error medis meliputi potensi kesalahan sistem pengurusan rumahsakit: salah diagnosis, salah memberi dosis obat ataupun mengabaikan perawatan pasien akibat gangguan komunikasi. Error tersebut merusak, bahkan menyebabkan orang yang memiliki harapan hidup lebih lama meninggal sebelum waktunya.
Dr. Makary juga mengatakan dalam sebuah rekam medis, penyebab kematian seseorang tercatat dalam tagihan, dan error medis ada di dalamnya. Hal ini berarti di satu sisi kematian akibat error medis telah diklasifikasikan, dan error medis tak dihitung sebagai statistik nasional yang menentukan perawatan kesehatan penduduk Amerika.
“Dalam tradisi kedokteran klasik, sangat tidak bisa diterima jika seseorang akhirnya meninggal lantaran perawatan yang diberikan ketimbang penyakit yang mereka coba obati” ungkap Dr. Makary. Saat ini peran kesalahan medis dan pentingnya keselamatan pasien didokumentasikan dalam literatur sains.
Sekitar 2007 lalu WHO Collaborating Centre for Patient Safety menerbitkan sembilan solusi life-saving pasien rumah sakit. Panduan tersebut mengidentifikasi dan mempelajari beragam masalah keselamatan pasien, bahkan Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) mendorong RS di Indonesia menggunakan panduan tersebut sesuai kemampuan. Belajar dari error medis yang menjadi penyebab kematian terbesar ketiga di Amerika Serikat, setidaknya terdapat sejumlah tools manajerial yang ada di dalam panduan WHO.
NORUM
Akronim dari nama obat rupa dari ucapan mirip (NORUM) menjadi penyebab kesalahan obat, medication error. Sehingga perlu menggunakan protokol pengurangan risiko, memastikan terbacanya resep, label atau penggunaan perintah yang dicetak, serta pembuatan resep secara elektronik.
Akurasi Pemberian Obat pada Pengalihan Pelayanan
Menciptakan daftar lengkap, akurat, yang sedang diterima pasien. Mengkomunikasikan daftar kepada petugas layanan saat pasien akan ditransfer. Kesalahan medikasi paling sering terjadi saat transisi atau pengalihan, sehingga rekonsiliasi medikasi atau penuntasan perbedaan menjadi proses yang didesain mencegah salah obat atau medication errors pada titik transisi.
Komunikasi Secara Benar saat Serah-Terima atau Pengoperan Pasien
Memperbaiki pola serah terima pasien untuk mengkomunikasikan informasi yang bersifat kritis, termasuk penggunaan protokol. Kesenjangan dalam komunikasi saat serah-terima pasien antara unit pelayanan, terputusnya kesinambungan layanan sampai pada pengobatan yang tidak tepat dapat mengakibatkan cedera pada pasien.
[cpm_adm id=”11002″ show_desc=”no” size=”medium” align=”none”]
Selain prinsip serta protokol life-saving, manajemen lean kiranya juga diperlukan sebuah rumah sakit dalam meningkatkan kualitas layanan pasien dengan cara mengurangi kesalahan atau error, meningkatkan kinerja antardepartemen untuk saling bekerjasama meningkatkan kesehatan, keselamatan dan kepuasan pasien. Manajemen lean dalam dunia medis dikenal sebagai lean healthcare.
Prinsipnya, lean healthcare merupakan metode manajemen meningkatkan flow, menghilangkan waste. Menempatkan segala sesuatu di tempat yang tepat, di waktu yang sesuai dalam jumlah yang benar, sembari meminimalisir waste sehingga sistem lebih fleksibel, terbuka terhadap perubahan. Tentunya saat sebuah rumah sakit menerapkan lean, tingkat error medis bisa ditekan semaksimal mungkin.***