Terus berupaya meningkatkan standar yang lebih tinggi serta mengoptimalkan produktivitas demi hasil produk yang memuaskan pelanggan memang menjadi tugas yang tidak akan pernah selesai dilakukan dalam dunia bisnis, khususnya di industri manufaktur. Selalu ada cara-cara baru yang bisa Anda kembangkan dan lakukan untuk mendongkrak produktivitas.

Upaya meningkatkan produktivitas di industri manufaktur ini harus melibatkan pengumpulan dan analisa data. Serta peran kepemimpinan yang tidak kalah penting untuk menginspirasi dan merangkul seluruh karyawan demi satu tujuan bersama, yaitu mengahasilkan produk atau jasa yang berkualitas bagi pelanggan.

Berikut 8 cara meningkatkan produktivitas dan memastikan bahwa keberhasilan dari upaya peningkatan produktivitas ini ada pada kerja tim yang solid dan penafsiran tujuan perusahaan dengan tepat dengan membudayakan upaya peningkatan dan perbaikan yang berkelanjutan.

1. Down Time

Untuk kebanyakan manufaktur, Down Time merupakan sumber utama yang dapat menurunkan tingkat produktivitas namun sekaligus juga menjadi tempat di mana Anda bisa meningkatkan keuntungan dengan cepat. Program seperti TPM (Total Productive Maintenance) memang menjadi praktek terbaik dalam upaya mengurangi Down Time, tapi tidak semua perusahaan siap untuk menginvestasikan waktu dan sumer daya yang dibutuhkan untuk menciptakan program TPM yang efektif. Sehingga ini lah 10 tips untuk mengurangi Down Time yang tidak memerlukan banyak dukungan dari pihak eksternal, yaitu menemukan penyebab masalah, fokus pada penyelesaian kendala, menentukan metrik yang mampu mengarahkan pola perilaku yang sesuai, visualisasikan proses down time, perbaiki masalah dengan cepat, gunakan 3s blitz, optimalkan aturan yang ada, adakan review, dan hanya mengubah satu hal dalam satu waktu.

2. Leadership

Leadership berpengaruh pada pola perilaku. Kepemimpinan yang efektif mampu mencipatkan perubahan positif yang menginspirasi dan memotivasi tim di bawahnya. Perubahan positif ini juga mampu menciptakan sebuah lingkungan kerja dimana para kolega merasa senang melakukan pekerjaan mereka dan berjuang untuk memberikan performa terbaiknya. Dengan terus mengembangkan kemampuan leadership, itu akan membantu Anda terhubung secara emosional serta menginspirasi tim Anda untuk memberikan hasil terbaik. Ada 8 karakteristik kepemimpinan yang efektif, yaitu visioner, passionate, percaya diri, konsisten, motivasional, penentu, berorientasi pada hasil, dan rendah hati.

Baca juga  Happy Long Weekend, Budget Liburanmu Terkendali dengan Prinsip Ini

3. Mendeteksi Top Losses (Kerugian)

Salah satu cara efektif meningkatkan produktivitas di industri manufaktur adalah dengan tanpa henti fokus mendeteksi kerugian apa saja yang terjadi. Dengan kata lain, Anda harus fokus pada hal-hal kecil yang justru berdampak besar pada hasil yang ingin dicapai. Lakukan deteksi lalu perbaiki sumber-sumber kerugian terbesar dalam perusahaan Anda yang menjadi penyebab menurunnya produktivitas perusahaan. Trek top losses perusahaan Anda. Tentukan (pick) tindakan spesifik untuk memperbaiki kerugian-kerugian tersebut. Perbaiki (fix it). Dan lakukan langkah tersebut secara konsisten (repeat).

4. Improve the Constraint

Masalah umum yang terjadi pada peningkatan program-program di industry manufaktur adalah fokus pada sumber daya. Apakah semua peralatan harus ditingkatkan ? Dimana fokus yang ingin Anda tingkatkan, Breakdowns ? Changeovers ? Small Stops ? ataukah meningkatkan kualitas ?

Setiap proses dalam perusahaan manufaktur memiliki kendala (bottleneck). Fokus pada upaya menyelesaikan kendala-kendala yang ada adalah cara efektif dalam meningkatkan produktivitas. Identifikasi, hasil yang terukur, dan upaya improvement, merupakan langkah-langkah dalam menyelesaikan kendala yang ada.

5. Short Interval Control

SIC (Short Interval Control) adalah proses di lantai produksi yang mengarah pada peningkatan produksi selama waktu shift berlangsung. SIC juga bisa dilihat sebagai sebuah bentuk metode Kaizen karena mampu mendorong tim untuk bekerja sama mencapai tujuan secara umum.  SIC merupakan logical extensions dari Daily Production Meeting. Prinsip-prinsip yang mendasarinya juga sama, bahwa Anda tidak bisa mengubah hal-hal yang terjadi di waktu lampau, namun Anda masih bisa belajar dari pengalaman tersebut untuk membuatnya lebih baik di masa yang akan datang. Meeting SIC ini biasanya dilaksanakan di lantai produksi selama kurang dari 10 menit.

Baca juga  Menentukan Prioritas Aksi dengan Benefit-Effort Matrix

6. Single-Minute Exchange of Dies (SMED)

SMED (Single-Minute Exchange of Dies) merupakan sebuah kumpulan teknik yang mampu mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proses changeover. Dalam teknik SMED, proses changeover dibagi lagi ke dalam langkah penting untuk mengonversi elemen-elemen sebanyak mungkin ketika mesin sedang berjalan. Waktu changeover biasanya dapat dikurangi menjadi kurang dari 10 menit.

7. OEE

Overall Equipment Effectiveness memastikan seberapa dekat Anda kepada hasil produksi yang nyaris sempurna. OEE merupakan sebuah metrik untuk mengetahui progres dari benchmarking dalam meningkatkan produktivitas industri manufaktur, seperti menghilangkan waste. OEE dihitung dari 3 faktor, yaitu Availibility, Performance, dan Quality. Masing-masing faktor ini merepresentasikan perspektif yang berbeda.

8. Agile

Agile adalah sebuah metode manajemen yang dapat memecah projek-projek besar menjadi bagian yang lebih kecil, dimana setiap projeknya harus memiliki nilai tambah dalam jangka waktu yang pendek. Untuk perusahaan manufaktur, Agile menyediakan sebuah cara bagaimana mengelola projek yang bekerja dengan baik dalam lingkungan continuous improvement. Penerapan teknik Agile harus menyenangkan, melibatkan seluruh karyawan, dan tentunya harus bermanfaat dalam hal pekerjaan, khusunya hal terebut dapat memberikan tujuan bisnis yang konsisten dan cepat.