Sebagian besar leader menginginkan budaya perusahaan yang sangat ideal – yang ditandai dengan kebahagiaan, dan karyawan yang produktif. pemimpin bisa merekrut orang yang tepat, membayar gaji yang besar dan menambah tunjangan yang menggiurkan, juga menjanjikan lingkungan kantor yang dinamis. namun, ketika seorang pemimpin tidak menciptakan budaya perusahaan yang positif secara sengaja, perusahaan tidak akan berhasil mencapai semua hal tersebut.
Layaknya cabang-cabang pohon, hubungan antara karyawan dengan pekerjaan mungkin terlihat sehat, tetapi jika kepemimpinan yang berperan sebagai akarnya tidak berkembang, keseluruhan sistem tidak akan bekerja dengan baik. Budaya dan partisipasi merupakan kendala utama untuk pemimpin organisasi, namun solusinya dimulai dari level atas. Budaya perusahaan berasal langsung dari kepemimpinan, sehingga tim manajemen harus dipimpin dengan tindakan nyata untuk menyelaraskan budaya perusahaan
Setelah para leader mendefinisikan budaya perusahaan seperti apa yang diinginkan, mereka harus menyertakan cara-cara berikut dalam pelaksanaannya untuk melibatkan seluruh karyawannya.
- Lakukan auditing terhadap sikap dan perilaku
Tim pastilah akan meniru perilaku pemimpin mereka, jadi hendaknya para pemimpin mempertimbangkan semua tindakan yang dilakukan setiap harinya. Proyksikan contoh-contoh yang positif. Sukses tidak berasal dari mereka yang bekerja keras tetapi mereka yang bekerja cerdas.
- Bagikan data yang sesuai dengan fakta
Performa terhadap target bisa mempengaruhi mood dari seluruh tim. Untuk merasakan bahwa mereka turut andil dalam kemajuan perusahaan di masa depan, karyawan harus mendapatkan informasi mengenai laporan penjualan, data operasi dan tujuan jangka panjang. Para karyawan perlu suatu jaminan bahwa perusahaan mampu bertahan, sehingga pemimpin harus menyampaikan harapan-harapan, menunjukkan dukungan, berkomunikasi dan bertindak konsisten.
[cpm_adm id=”10097″ show_desc=”no” size=”medium” align=”right”]
- Jangan terlalu mengatur perilaku
Budaya perusahaan tidak berasal dari peraturan perundangan perusahaan yang luas. Bahkan, memimpin dengan pola pikir yang totaliter hanya akan memperdalam kesenjangan antara para pemimpin dan karyawan juga merusak kepercayaan. Kesalahan pertama, bagaimanapun juga, akan memberikan pelajaran berharga. Menciptakan suatu budaya perusahaan dimana semua karyawan diijinkan untuk menemui kegagalan di masa depan ternyata lebih produktif dalam jangka panjang.
- Memperhatikan dan memberikan reward kepada karyawan atas prestasi mereka
Bila memungkinkan, buat pekerjaan lebih kuantitaf dan terukur dengan menawarkan tunjangan dan bonus atau hanya dengan menunjukkan penghargaan secara sederhana namun tulus. Kepercayaan merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam budaya perusahaan, dan adanya penghargaan tersebut akan menjadi motivasi kuat bagi karyawan untuk terus melakukan perubahan setiap saat, menjadikan kerja yang lebih produktif dan memuaskan.