“Biaya logistik nasional masih mahal dan infrastruktur belum memadai, bagaimana Indonesia Economic Forum merespon persoalan inefisiensi operasional industri?” tanya seorang jurnalis di sesi tanya-jawab konferensi pers di Perpustakaan Habibie, Patra Kuningan, Jakarta, Kamis (10/11). Shoeb Kagda, Pendiri IEF menerangkan bahwa IEF berupaya mencari solusi tak sebatas persoalan ekonomi, tapi juga persoalan sosial.
Shoeb menambahkan, di dalam workshop 14-15 November di Shangri-La Hotel, Jakarta, akan ada pembahasan isu infrastruktur berikut manfaatnya melalui perspektif economic value. Ia memberikan contoh pembangunan jalan trans Jawa atau trans Sumatera yang melibatkan multistakeholder termasuk sektor privat. Di dalam dialog nantinya, akan ada para pembicara berkompeten yang mencoba memberikan solusi berbagai persoalan nasional.
Para pembicara diantaranya para ahli ekonomi digital, akan memberikan sejumlah model sebagai solusi terkait pembangunan infrastruktur yang kerap bermasalah di funding dan bunga pinjaman yang tinggi. Model atau pendekatan baru tersebut mencoba melihat kerangka pembangunan infrastruktur bukan semata sebagai project. Lebih dari itu, pembangunan infrastruktur melibatkan peran serta masyarakat dan menciptakan nilai-nilai perekonomian.
“Biasanya harga tanah akan naik saat Pemerintah berencana membangun infrastruktur, misalnya jalan raya. Selama ini hal itu tak dihitung sebagai cost infrastruktur padahal itu adalah value, dan economic value grows up” tutur Shoeb. Ekonomi digital nampaknya akan menjadi dimensi penting dalam workshop IEF.
Di sektor kesehatan misalnya, melalui digital healthcare setiap orang mampu mengantisipasi supaya tak jatuh sakit. Pun pula sektor agrikultur, petani bisa menggunakan aplikasi di dalam ponsel pintar untuk menjalankan proses produksi dan mengantisipasi risiko gagal panen. Pertanyaan mendasar dalam tren digitalisasi, bagaimana mengubah tantangan menjadi kesempatan?
Indonesia dengan penduduk lebih dari 250 juta jiwa memiliki kesempatan menjadi innovator handal di berbagai lini bisnis dan industri. Menggunakan besarnya populasi penduduk untuk mengkreasikan ide baru, gagasan tentang solusi dan kebutuhan, mendorong inovasi tanpa henti. []