Berapa lama waktu yang bisa Anda terima ketika harus menunggu antrian; 5, 10 atau 20 menit? Apakah Anda merasa waktu tunggu yang Anda alami tersebut terlalu lama?
Lalu, bagaimana jika menunggu ini terjadi di saat kondisi Anda sedang tidak sehat? Menunggu saja sudah menjadi hal yang tidak menyenangkan, apalagi dalam kondisi tubuh yang kurang sehat. Itulah sebabnya banyak dokter terus berupaya melakukan yang terbaik untuk lebih mengatur jadwal mereka agar pasien tidak menunggu terlalu lama. Selain itu, ruang tunggu dokter juga ternyata mendapat peringkat atas sebagai tempat menunggu yang paling mengganggu.
Buat waktu tunggu menjadi lebih produktif dan menyenangkan.
Berdasarkan psikologi antrian – orang-orang yang mempelajari fenomena menunggu mengatakan bahwa persepsi menunggu menjadi hal yang lebih penting dibanding waktu tunggu itu sendiri. Menurut penelitian yang dilakukan MIT, “konsumen menganggap menunggu membuat mereka menjadi tidak aktif, membuang-buang waktu dan hilangnya kesempatan. Oleh karena itu, jika Anda belum bisa mengurangi waktu tunggu Anda lebih cepat, ada baiknya Anda mengoptimalkan ruang tunggu Anda dengan desain yang membuat pasien merasa nyaman.
Berikut 6 cara bagaimana mengoptimalkan ruang tunggu Anda dengan mengoptimalkan desain yang membuat pasien Anda tidak merasa bosan menunggu saat gilirannya tiba, seperti yang disarankan lembaga konsultasi desain asal Spanyol, Fuelfor.
#1. Kursi yang nyaman
Untuk membuat pasien merasa nyaman saat menunggu, Fuelfor menyarankan agar kursi di ruang tunggu di buat dengan sistem duduk modular atau MODU yang dapat disesuaikan dengan bentuk ruangan dan individu pasien. Sandaran lengan yang dapat digerakkan, jumlah bantal yang cukup akan membuat pasien dapat menciptakan zona nyaman mereka sendiri. Juga, cobalah untuk menciptakan suasana ‘mini garden’ di sekitar kursi tunggu pasien agar ruangan tetap menghasilkan udara yang segar.
#2. Mengelola Antrian
Sistem pengambilan nomor antrian, mungkin bukan lagi yang harus dilakukan untuk mengelola antrian. Justru menurut Fuelfor, dengan menampilkan sistem manajemen antrian di ruang tunggu akan membuat orang merasa secara fisik terikat pada tempat tersebut. Fitur waktu tunggu akan selalu ditampilkan di banyak tempat, tidak hanya di atas meja saja. Fitur di sebuah smartphone saat ini juga sudah mulai menyediakan informasi seperti jumlah antrian, jenis-jenis obat, dan juga fitur manajemen kesehatan lainnya.
#3. Rekam Medis yang Jelas
Meskipun saat ini sudah semakin banyak catatan medis di kelola dalam bentuk digital, namun Fuelfor menyarankan agar catatan medis tetap di buat dengan jelas dengan format kertas folio yang berisikan informasi lengkap, baik untuk pasien maupun petunjuk untuk dokter. Selain itu sediakan juga form terpisah yang berisikan resep dan saran kesehatan lainnya. Dengan desain grafis yang baik, dokumen medis ini tetap simpel dan sederhana namun berisikan informasi yang jelas.
#4. Makanan Sehat
Ini memang terlihat lucu. Sering kali di ruang tunggu pasien ditemui aneka ‘jajajan’ seperti keripik, soda, ataupun permen. Menurut Fuelfor, ini justru kebalikan dari kampanye pola hidup sehat yang dipajang di billboard-billboard besar. Untuk itu, Fuelfor menyarankan agar mesin penjual otomatis di ruang tunggu pasien lebih menyediakan air putih, buah-buahan seperti apel, pir ataupun makanan bergizi ringan lainnya yang akan mengganjal perut pasien selagi menunggu. Bahkan menurut Fuelfor, cobalah untuk mendesain meja dapur untuk menegaskan mengonsumsi makanan sehat bisa dimulai dari rumah.
#5. Simbol Selamat Datang
Ruang tunggu pasien dapat terasa terlalu formal dan terlalu banyak birokrasi. Untuk membuat kesan ruangan tersebut lebih ‘bersahabat’ dengan pasien, Fuelfor merekomendasikan papan selamat datang dengan informasi dokter yang sedang bertugas (lengkap dengan poto dokter tersebut, sehingga mereka tidak hanya kenal namanya saja). Juga posting informasi kegiatan yang menyehatkan, seperti yoga atau pelajaran memasak.
#6. Ruang Umum
Fuelfor mengatakan bahwa meja besar dapat membantu mengurangi kecemasan pasien di ruang tunggu. Fuelfor menjelaskan, cukup masuk akal jika di ruang tunggu pasien, disediakan ruang terbuka dimana tersedia sebuah meja besar yang berfungsi untuk pasien dan keluarganya jika ingin mendiskusikan masalah medis yang cukup sensitif dan provasi. Hal ini juga dinilai lebih efektif untuk pasien berkonsultasi dengan dokter tanpa merasa begitu canggung.***
Sumber: fastcodesign.com