Perusahaan analis Gartner Inc kembali merilis daftar perusahaan “Top 25 Supply Chain of The Year”. Meskipun perusahaan yang masuk dalam daftar ini hampir sama persis setiap tahunnya, pergerakan peringkat tetap bergerak dinamis, terbukti beberapa perusahaan baru berhasil masuk ke dalam daftar dan beberapa perusahaan lainnya mulai terlempar.
Peringkat ini berdasarkan hasil penggabungan skor dewan juri, yang terdiri dari analis Gartner, praktisi supply chain, dan para ahli. Adapun penilaiannya menggunakan beberapa metriks, termasuk laba atas aset, pertumbuhan pendapatan, dan skor tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Satu hal yang perlu kita ketahui bahwa perusahaan yang masuk dalam peringkat ini adalah perusahaan besar yang memiliki angka penjualan sebesar $ 12 miliar atau lebih, dengan kata lain mereka adalah perusahaan raksasa multinasional di industrinya.
Gartner juga membatasi ruang lingkup kompetisi, peringkat ini hanya diberikan kepada perusahaan yang berasal dari tiga sektor industri, yaitu manufaktur, ritel, atau distribusi. Jadi, beberapa perusahaan yang benar-benar memimpin manajemen suplly chain dan menerapkan teknologi mengalami pengecualian disini, misalnya maskapai penerbangan, kereta api, perusahaan pengiriman paket, perusahaan energi, bank, minyak dan gas, dll.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, ada banyak kejutan dalam daftar Top 25. Gartner menggeser beberapa perusahaan dari daftar, memungkinkan beberapa nama baru masuk peringkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2018 ini, McDonald’s bergabung dengan Apple, Procter & Gamble, dan Amazon ke dalam daftar “masters” yang tersingkir.
Berikut daftar lengkap yang masuk peringkat Top 25 Supply Chain 2018:
- Unilever
- Inditex,
- Cisco Systems
- Colgate Palmolive
- Intel
- Nike
- Nestle’
- Pepsi Co
- H&M
- Starbucks
- 3 M
- Schneider Electric
- Novo Nordisk
- HP Inc
- L’Oreal
- Diageo
- Samsung Electronic
- Johnson & Johnson
- BASF
- Walmart
- Kimberly-clark
- The Coca Cola Co
- Home Depot
- Adidas
- BMW
sumber: industryweek.com