Dr. W Edwards Deming adalah salah satu tokoh penting dalam dunia quality. Sebagai akademisi dan praktisi di bidang improvement dan quality, ia sukses mengaplikasikan teori statistical control yang dicetuskan oleh salah satu mentornya, Walter Shewhart, di berbagai industri. Pencapaian terbesarnya adalah kesuksesan dalam membantu membangkitkan ekonomi di Jepang pasca kalah Perang Dunia II, dan implementasi konsep Plan-Do-Check-Act (PDCA/Deming Cycle/Shewhart Cycle) yang dipelajari bersama Shewhart.
Pemimpin Adalah Aktor Utama dalam Transformasi Organisasi
Dalam bukunya yang berjudul The New Economics for Industry, Government, Education, Deming menulis, “Transformasi pada setiap organisasi akan terjadi dibawah supervisi para pemimpin. Ia tidak akan terjadi secara spontan.” Selain itu, ia juga menulis, “Seorang pemimpin adalah mereka yang memiliki pengetahuan, kepribadian, dan kekuatan persuasi.”
Lalu bagaimana seorang pemimpin dapat memfasilitasi transformasi?
- Pemimpin harus memahami teori yang mendasari transformasi dan mengapa transformasi akan mempengaruhi (dan dibutuhkan oleh) organisasi dan semua orang yang terlibat didalamnya, dan apa keuntungannya.
- Pemimpin harus merasa terdorong untuk menjalani transformasi sebagai bagian dari tanggung jawabnya dan organisasi.
- Pemimpin harus berpikir praktis, dengan perencanaan, step-by-step, dan mampu menjelaskan semuanya dalam bahasa yang mudah dipahami.
Deming menekankan dalam buknya, bahwa pemimpin tidak cukup baik jika ia hanya sekedar pintar. Ia harus menyeimbangkan antara kepala dan hatinya; yaitu sisi emosional dan logikanya.
Pada poin pertama yang dikemukakan Deming diatas, mengenai pemahaman MENGAPA, mungkin akan mengingatkan mereka yang telah membaca literatur Toyota Production System (TPS). Dalam teori TPS, Taiichi Ohno pernah menekankan bahwa kita harus “Memulai dari hal-hal yang kita butuhkan”, yang kedengarannya serupa dengan “Memahami mengapa perubahan dibutuhkan”. Shigeo Shingo pernah menulis, “Kita harus menguasai bukan hanya soal ‘know-how’, tapi juga ‘know why’ jika ingin menguasai Toyota Production System (TPS).” Disini terlihat bahwa Deming sangat mementingkan aspek manusia dalam implementasi teorinya. Serupa dengan prinsip Toyota, “Respect for people”, yaitu para pelanggan, karyawan, supplier dan komunitas sekitarnya.
14 Kunci Sukses ala Deming
Dalam Bab 6 bukunya tersebut, Deming menulis tentang “peran manajer yang memimpin karyawan” dalam usaha transformasi organisasi. Ia mengemukakan 14 kunci sukses untuk para manajer:
- Seorang manajer memahami dan mampu menyampaikan makna dan tujuan sebuah sistem kepada karyawannya. Ia menjelaskan tujuan dari sistem tersebut. Ia mengajarkan mereka untuk memahami bagaimana kerja tim akan mendukung tujuan tersebut.
- Ia membantu karyawannya untuk melihat diri mereka sebagai komponen dari sistem, untuk bekerjasama dengan tahap sebelumnya dan tahap selanjutnya melalui optimalisasi upaya di semua tahap untuk mencapai tujuan.
- Seorang manajer memahami bahwa setiap individu berbeda satu sama lain. Ia mencoba memancing antusiasime, semangat dan kesenangan dalam bekerja. Ia mencoba untuk mengoptimalisasi potensi dalam setiap orang, termasuk latar belakang mereka, pendidikan, kemampuan, harapan, dan keahlian mereka. Ini bukan mengenai seleksi, tapi mengenai pemahaman akan perbedaan yang dimiliki setiap orang dan usaha untuk menempatkan mereka dalam posisi yang akan mendorong perkembangan.
- Manajer adalah seorang pembelajar yang tidak kenal henti. Ia akan memberikan seminan dan kursus-kursus untuk kemajuan pembelajaran, jika konteks dan waktunya tepat. Ia mendukung mereka yang mengininkan studi formal lanjutan di universitas atau lembaga pendidikan.
- Ia adalah pelatih dan penasihat; bukan penilai.
- Ia memahami sistem yang stabil. Ia memahami interaksi antara karyawan dengan lingkungan kerja mereka. Ia memahami bahwa performa seseorang yang dapat mempelajari suatu keahlian akan mencapai keadaan stabil – ketika pembelajaran lebih lanjut tidak akan membawa perbaikan performa. Seorang manajer yang membawahi orang-orang akan tahu bahwa pada keadaan stabil ini, sangatlah mengganggu jika ia berbicara mengenai kesalahan dengan karyawan.
- Ia memiliki tiga sumber kekuatan utama: 1) Otoritas di kantor, 2) Pengetahuan, dan 3) Kepribadian serta kekuatan persuasif. Manajer yang sukses tidak bergantung kepada poin 1; ia mengembangkan poin 2 dan 3. Kekuatannya pada poin 1 akan memungkinkannya untuk mengubah proses, mesin, material, metode, untuk melakukan improvement.
- Ia akan mempelajari hasil dengan tujuan meningkatkan performanya sebagai manajer.
- Ia akan mencoba menemukan siapapun yang ada diluar sistem yang membutuhkan bantuan khusus. Tidak sulit menemukannya; cukup dengan kalkulasi simpel untuk menemukan masalah dalam produksi. Bantuan khusus dapat berupa penataan ulang pekerjaan. Mungkin juga lebih kompleks.
- Ia menciptakan kepercayaan. Ia menciptakan lingkungan yang mendorong kebebasan dan inovasi.
- Ia tidak mengharapkan kesempurnaan.
- Ia mendengarkan dan belajar untuk tidak menghakimi orang-orang yang ia dengarkan.
- Ia akan melakukan obrolan yang santai dan informal dengan setiap orang yang ada dibawah tanggung jawabnya. Bukan untuk menghakimi, hanya untuk mendengarkan. Tujuannya adalah mengembangkan dan meningkatkan pemahaman akan karyawan; tujuan, harapan, dan kekhawatiran mereka. Perbincangan ini akan terjadi secara spontan, tanpa direncanakan.
- Ia memahami manfaat dari kerjasama dan kerugian dari kompetisi antara orang-orang yang berada dalam satu tim.
Itulah 14 poin yang menjadi pedoman bagi banyak pemimpin sukses di dunia, dari seorang Quality Guru. Selama karirnya, Deming terkenal sangat humanis. Dialah yang mempopulerkan ide bahwa Top Management dan karyawan adalah setara untuk mendapatkan kondisi kerja yang nyaman. “Para elit di perusahaan memang penting, namun karyawanlah yang membuat bisnis tetap berjalan” katanya di hampir setiap kuliah yang diberikan.
Sumber: Artikel oleh Mark Graban dan Wikipedia.