Dengan menggunakan data IoT, produsen akan mengalami perubahan signifikan, dari reaktif menjadi proaktif  terhadap masalah dan inilah kunci manfaat IoT (manfaat IoT pernah kita bahas di artikel sebelumnya). Tetapi meskipun manfaatnya terlihat jelas, juga ada hambatan untuk penerapan IoT yang dihadapi industri manufaktur sehingga membatasi kemampuan perusahaan untuk memilih solusi yang memiliki dukungan luas dan kegunaan jangka panjang.

Sederhananya ketika produsen akan melakukan adopsi sensor, sensor adalah komponen utama dalam implementasi IoT untuk mendukung berbagai macam pengukuran yang diperlukan. Saat ini, banyak plant yang cenderung tidak memiliki jaringan yang kuat untuk mendukung penambahan ratusan titik sensor baru, internet dan wifi pun tidak memadai, ditambah lagi keengganan sumber daya manusianya untuk menerapkan teknologi baru terlebih para staf pemeliharaan yang diisi oleh generasi old.

Meskipun ada hambatan, pabrik pintar (smart manufacturers) akan bertekad untuk memanfaatkan apa yang ditawarkan IoT dan terus bergerak maju. Mereka melakukan langkah- langkah penting untuk mendukung implementasi IoT di organisasinya, dengan cara : 

Pertama, menilai ROI. Manfaat dari IoT benar-benar terwujud hanya jika nilai tangible data untuk pemeliharaan organisasi dan operasi manufaktur secara keseluruhan sebelumnya telah didefinisikan dengan jelas. Failure modes, biaya downtime, spesifikasi pengukuran yang diperlukan dan jenis sensor, dan informasi yang berguna dalam meningkatkan kesadaran situasional semuanya harus diidentifikasi. Biaya tenaga kerja yang melakukan pekerjaan berulang juga harus diperhitungkan.

Kedua, bersiap melakukan perubahan perilaku. Agar IoT sukses, penting bagi tim pemeliharaan di pabrik dan tim IT bekerja sama. Para personel pemeliharaan akan membutuhkan perubahan perilaku dan juga peningkatan koordinasi dengan rekan-rekan TI mereka, di sisi lain tim TI harus menjadi lebih cerdas tentang fungsi-fungsi teknologi operasional dan terus bekerja untuk menyediakan aplikasi yang mudah digunakan oleh tim pemeliharaan dengan informasi yang relevan dan bisa ditindaklanjuti. Sementara para pabrikan bergerak mengadopsi Teknologi IoT, fakta di lapangannya saat ini sebagian besar data pemeliharaan masih banyak yang  hanya dikumpulkan, disimpan, dan digunakan secara lokal, bahkan dalam banyak kasus data tersebut sekedar di atas kertas. Namun, para pabrik pintar mulai sekarang akan memanfaatkan IoT ke dalam operasi mereka, terutama yang berkaitan dengan pemeliharaan. Mereka akan berada jauh di depan para kompetitornya, dan siap untuk menuai hasilnya.

Baca juga  Case Study Lean Management di DBS

sumber : mbtmag