Nampaknya Marissa Mayer mesti mengubur harapannya untuk mengembangkan Yahoo, ikon internet adidaya di awal 2000an. Sebuah perusahaan telekomunikasi internasional berbasis di New York, Amerika Serikat, Verizon, resmi mengakuisisi Yahoo senilai Rp 63 Triliun, Senin (25/7). Sebagai seorang CEO Mayer mesti mengakui kegagalan untuk mengupayakan perkembangan Yahoo di era digital.
Verizon mengakuisisi mengambil alih operasi bisnis utama atau bisnis inti Yahoo. Sebuah langkah awal Verizon untuk mengakuisisi sejumlah situs portofolio lain milik Yahoo, seperti Yahoo News, Flickr, dan Tumblr. Yahoo didirikan oleh Jery Yang dan David Filo pada 1994, mengawali tahun pertama sebagai portal internet terpopuler dengan dua layanan: email dan Yahoo messenger.
Sejumlah pengamat menilai Verizon sebagai perusahaan media modile global akan semakin kompetitif setelah berhasil mengakuisisi Yahoo. Salah satunya terkait pemasukan di bidang iklan yang diprediksi akan meningkat. Kepemimpinan yang buruk ditambah munculnya pesaing-pesaing hebat, salah satunya Google, menjadi faktor yang membuat Yahoo tersingkir.
Sebenarnya Mayer menjadi CEO Yahoo sedari 2012, ia masuk ketika kondisi bisnis Yahoo mengalami kemunduran. Kasus akuisisi Yahoo oleh Verizon sejenak memberikan pesan singkat pada seluruh perusahaan mapan, berada di zona nyaman supaya “jangan berhenti berinovasi!” Sebaliknya, di era digital yang sarat perubahan radikal dan cepat, perusahaan mesti selalu siap bertransformasi.
Bisa dibilang Yahoo pada 90an merupakan pelopor, ikon internet. Tapi mengapa saat ini malah mundur, bahkan terpuruk? Sindrom dilema inovator nampaknya perlahan menjangkiti perusahaan yang memperkerjakan 4000 karyawan itu. Indikasinya sederhana, saat pesaing-pesaing baru mulai muncul, semua orang berharap Yahoo yang memulai inovasi dan terus memimpin. Nyatanya, raksasa seperti Facebook dan Instagram bukan Yahoo yang melahirkan.
Perusahaan besar cenderung meremehkan pemain baru, kecil. Terlalu yakin dengan produk sendiri, abai dengan potensi pesaing yang lebih inovatif. Mari terus berinovasi. []