Saat ekonomi melemah, perusahaan-perusahaan bereaksi dengan cara yang berbeda. Sebagian tetap tenang, sebagian lainnya menyiapkan strategi baru. Bagaimana dengan perusahaan Anda?
Saat resesi terjadi, ekonomi melemah, project menurun, kondisi finansial perusahaan pun lesu. Memang, sebagian perusahaan memilih mengabaikannya dengan berharap bahwa ini adalah fase sementara yang akan segera berlalu. Namun ketahuilah bahwa perusahaan inilah yang justru akan terpuruk saat terjadi penurunan ekonomi untuk jangka waktu yang lama.
Di sisi lain, perusahaan yang dikelola dengan baik, mengambil pendekatan proaktif saat mereka melihat tanda-tanda awal dari kemerosotan ekonomi. Perusahaan ini biasanya mengadopsi strategi untuk mengurangi biaya dan menghasilkan uang. Rencana mereka untuk melakukan ini meliputi:
1) Memangkas biaya operasional
Bila kondisi pasar bagus, perusahaan tidak fokus pada pengurangan biaya. Namun seiring dengan menurunnya penjualan dan kapasitas menganggur yang dihasilkan, bisnis dipaksa untuk memeriksa setiap biaya secara rinci.
Outsourcing berbagai aktivitas bisa memberi keuntungan finansial yang sangat besar. Selain keuntungan biaya yang jelas, perusahaan mendapatkan fleksibilitas untuk menambahkan atau mengurangi kapasitas outsource berdasarkan kebutuhan mereka.
Cara ini juga memungkinkan perusahaan berkonsentrasi pada area inti operasi mereka alih-alih mengalokasikan waktu pengelolaan ke aktivitas yang tidak penting bagi bisnis mereka.
2) PHK
Ini merupakan keputusan yang berat bagi perusahaan. Menyingkirkan karyawan untuk menurunkan biaya bukanlah keputusan untuk dianggap enteng. Selain rasa sakit hati yang akan ditimbulkan terhadap pekerja yang diminta untuk pergi, perusahaan juga harus mempertimbangkan beberapa faktor lainnya.
Pertimbangan pentingnya: jika personil berkemampuan tinggi dikeluarkan, bagaimana produksi akan meningkat ketika ekonomi kembali membaik? Tapi di sisi lain, memiliki sejumlah besar pekerja yang menganggur sambil tetap membayar mereka adalah sesuatu yang semakin merugikan perusahaan.
Untuk mengatasi masalah ini, banyak perusahaan menerapkan strategi tenaga kerja inovatif. Karyawan dengan biaya tinggi dengan keterampilan rendah diganti dan dikeluarkan dari daftar. Pekerja terampil dengan pengetahuan khusus perusahaan dipertahankan dan waktu luang mereka digunakan untuk melatih karyawan lain untuk meningkatkan keahlian di bidang khusus mereka.
Perusahaan yang memiliki pandangan ke depan juga menggunakan resesi untuk merekrut pekerja terampil yang tersedia dengan biaya yang relatif rendah. Langkah ini memberi mereka keuntungan luar biasa ketika ekonomi membaik.
3) Jual Aset non-inti
Untuk bertahan dari penurunan ekonomi, persyaratan penting adalah persediaan cash yang memadai. Penjualan kontrak dan penurunan profitabilitas akan membuat pinjaman akses sulit atau paling tidak sangat mahal.
Perusahaan perlu mengidentifikasi dan menjual semua aset yang tidak diperlukan untuk produksi atau kegiatan penting lainnya. Sangat penting untuk mengumpulkan cash sebesar mungkin. Memiliki jumlah cash yang lebih besar akan memberikan bisnis ini kuat untuk bertahan dalam resesi yang terus berlanjut.
4) Kembangkan “Game Plan” baru
Tidak ada strategi yang saklek untuk membantu usaha bisnis bertahan dalam penurunan ekonomi. Setiap perusahaan harus memiliki langkahnya sendiri untuk memungkinkannya berhasil melewatinya.
Bagi beberapa perusahaan, langkah pengurangan biaya drastis mungkin sudah cukup. Namun bisa jadi perusahaan lain perlu menggunakan strategi inovatif yang bisa mencakup adopsi teknologi dan proses yang lebih baru.
Perusahaan yang “mengubur kepala mereka di pasir” alias tidak peduli dengan situasi dan keadaan sekitar dan tidak mengambil langkah untuk memerangi resesi, adalah yang paling mungkin untuk tidak bertahan lama. Jangan sampai perusahaan Anda mengalaminya!