Branding yang tepat bisa meningkatkan interest karyawan terhadap proyek perubahan yang telah ditetapkan.

Setiap program perubahan di perusahaan mana pun selalu terkesan menakutkan,  sehingga tidak jarang banyak karyawan yang menentangnya. Umumnya, setelah sebuah program dideklarasikan akan ada kelompok yang merasa terancam kehilangan posisinya di perusahaan sehingga muncul tindakan resisten. Kelompok ini juga bisa menjadi influencer negatif bagi kelompok lain, akibatnya sebaik apapun program yang telah didesain oleh perusahaan tidak akan pernah berhasil diimplementasikan.

Oleh karena itu kita perlu mem-branding setiap program perubahan atau continuous improvement sehingga terkesan lebih menarik di mata karyawan. Hilangkan label proyek efisiensi atau cost reduction, ini dapat membantu Anda menurunkan intensitas kekhawatiran mereka. Misalnya, ketika Anda sedang menjalankan proyek Lean Six Sigma,  sebuah program improvement menggunakan infrastruktur yang jelas dan dapat diaplikasikan di perusahaan dengan berbagai skala ukuran dan skala kompleksitas. Program yang identik dengan perusahaan-perusahaan raksasa ini terkesan menakutkan karena banyak orang yang membayangkannya sebagai program yang rumit, kompleks, dan penuh dengan statistik merepotkan. Karena itulah akhirnya perusahaan menggunakan branding berbeda untuk Lean Six Sigma, menggantinya dengan nama lain yang terkesan lebih sederhana.

Branding-branding yang digunakan untuk melabeli Lean Six Sigma umumnya disesuaikan dengan bidang dan program perusahaan. Perusahaan bisa saja menyebutnya “ABC Way”, perusahaan lain menamainya “Metode DEF”, atau “The GHI Transformation Program”, atau “JKL Excellent” dan seterusnya, tapi sejauh program itu memiliki elemen lengkap Lean Six Sigma, maka efeknya sama saja. Ingat, branding sangat penting dilakukan agar program perubahan Anda bisa lebih menarik, menantang, dan dapat diterima perusahaan.

Green Belt dan Black Belt Branding
Penggunaan istilah Green Belt dan Black Belt juga termasuk branding. Istilah belt tersebut merujuk kepada kualifilkasi individual mengenai tingkat kemampuan, konsentrasi, energi, penguasaan tool dan bidang kerja tertentu.

Istilah Belt pun juga bukanlah harga mati, banyak perusahaan yang menggunakan istilah lain seperti Red Hat dan Yellow Hat. Namun Green Belt dan Black Belt merupakan istilah yang lebih sering digunakan karena lebih familiar dan telah banyak institusi yang memberikan sertifikasi eksternal untuk dua peran ini.

Istilah Green Belt dan Black Belt sebagai branding bermanfaat untuk menumbuhkan motivasi bagi anggota tim. Mengkomunikasikan bahwa Black Belt adalah posisi atau level yang istimewa, memicu mereka yang tergolong Green Belt untuk belajar lebih banyak agar dapat mencapai posisi Black Belt. Hal serupa berlaku bagi mereka yang levelnya masih di bawah Green Belt dan Black Belt.

 

sumber: sixsigmaindonesia.com