Proses boarding pesawat bisa jadi sangat lama dan menjengkelkan bagi penumpang. Mungkin Anda sendiri pernah mengalami, harus berdiri setengah jam di gang sempit untuk menunggu penumpang lain menjejalkan koper raksasanya kedalam kompartemen “mungil” diatas kursinya? Saking kesalnya, seseorang menyarankan untuk mendenda orang yang terlalu lama menghambat antrian atau menempatkan kopernya di kompartemen di atas kursi orang lain. Well, oke, mungkin hal ekstrim semacam itu tidak sering terjadi.
Tapi setiap orang yang pernah menjadi penumpang pesawat tentu pernah mengalami hal mengesalkan ketika melakukan boarding. Sebuah artikel di Gizmondo.com mengemukakan tentang sebuah metode baru yang bisa diaplikasikan pada proses boarding pesawat. Metode ini diklaim bisa memangkas setengah waktu boarding normal.
Penasaran? Metode ini ditemukan oleh Dr. Jason Steffen, seorang astrofisikawan yang sangat memperhatikan proses boarding pesawat. Mungkin karena beliau sendiri sering mengalami kejengkelan ketika boarding? Well, mungkin. Tapi yang jelas, metodenya cukup inovatif. Penumpang yang duduk di dekat jendela di salah satu sisi harus mendapat giliran boarding pertama. Lalu diikuti dengan penumpang yang duduk di dekat jendela di sisi lainnya. Setelah kursi di dekat jendela di kedua sisi sudah terisi semua, penumpang yang duduk di kursi bagian tengah di salah satu sisi dipersilakan untuk boarding, diikuti oleh penumpang di kursi tengah di sisi lainnya. Terakhir, penumpang yang duduk di kursi bagian aisle (gang) dipersilakan untuk boarding hingga pesawat terisi penuh.
Dr. Steffen merancang metode ini dengan menggunakan metode optimasi Monte Carlo. Ia mengklaim bahwa metodenya akan memangkas setengah dari waktu boarding pesawat pada umumnya. Metodenya ini diharapkan akan mempermudah penumpang dalam proses boarding dan mengurangi frekuensi komplain yang dilayangkan penumpang kepada pihak maskapai. Ada banyak komentar yang menanggapi metode sederhana ini. Mungkinkah Anda sebagai orang tua akan membiarkan anak Anda yang masih kecil boarding beberapa menit sebelum atau sesudah Anda? Ada juga yang memberikan ide untuk membagi waktu boarding dan mencantumkannya pada boarding pass.
Mungkin metode Steffen ini masih perlu penyempurnaan, namun dilihat sekilas, metode ini tidak membutuhkan banyak biaya dan maskapai low-cost sekalipun pasti bisa menerapkannya. Adakah maskapai Indonesia yang tertarik mencobanya?
Adaptasi dari artikel di Gizmondo.com.