Lebih dari 100 Chief Marketing Officer (CMO), eksekutif pemasaran dari Inggis berkumpul di Forbes CMO Summit Europe, pertemuan tahunan yang membahas masa depan keterlibatan merek di dunia yang semakin dekat dengan data dan teknologi. Tema yang dihasilkan serupa dengan pertemuan tahunan CMO Forbes ke- 40 di Laguna Niguel, CA. Keduanya, mengemukakan bahwa ketika dunia pemasaran menjadi lebih kompleks, lebih cepat, dan dibangun di atas platform digital, merek harus menjadi manusia-sentris, dan perusahaan serta karyawannya harus bergeser dari semula hanya bertransaksi saat ini harus bisa membangun hubungan, artinya secara otentik mampu terlibat dengan individu yang merupakan pembeli.
Dan ketika perusahaan ingin mengambil pangsa pasar generasi muda (dominasi Gen Z), ada dua pertanyaan yang wajib dijawab. Yaitu, “Bagaimana komitmen Anda terlihat terang melalui kreativitas Anda, dan bagaimana Anda membuat perbedaan bagi dunia?” Kata Vero, CMO John Beasley seperti dikutip SHIFT Indonesia dari Forbes (17/12).
Sementara itu, dalam diskusi panel yang membahas kecepatan baru ritel, Julie Woods-Moss, presiden Woods Moss Holdings, yang sebelumnya menjadi presiden Tata Communications ini mengajak para peritel offline untuk menciptakan kue yang lebih besar dengan berkolaborasi dan menggunakan teknologi yang tepat. Senada dengan Julie, dalam diskusi yang memperdebatkan “kreativitas vs teknologi”, Nina Bibby, CMO O2 mengatakan bahwa dirinya lebih memihak pada kreativitas. “Lengkapi cerita hebat dengan penggunaan teknologi yang tepat dan Anda menciptakan sesuatu yang benar-benar kuat.”
Namun, terlepas dari teknologi yang akan kita gunakan, pada akhirnya pemasaran adalah tentang dampak, membuat perbedaan di dunia dan membuat perbedaan dalam kehidupan orang-orang. Penting untuk mendorong orang-orang untuk bisa berpikir tentang kesan seperti apa yang ingin kita tinggalkan. Misalnya, dengan menunjukkan tujuan merek kita ke masyarakat sehingga mereka bisa merasakan dampak positifnya.