Sebelumnya, kita pernah membahas mengenai makna kualitas dari sudut pandang pelanggan, yaitu “fit for purpose”. Jika Anda pernah membaca artikel tersebut, tentunya Anda telah memahami bahwa “fit for purpose” dapat berarti dua fitur: memenuhi kebutuhan pelanggan dan kebebasan dari kesalahan.
“Fit for purpose” yang memenuhi kebutuhan pelanggan memberikan efek langsung terhadap revenue: meningkatkan kepuasan pelanggan, meningkatkan penjualan, dan memperbesar market share. “Fit for purpose” yang membebaskan proses (organisasi) dari kesalahan memberikan efek langsung terhadap cost: mengurangi kesalahan yang terjadi, mengurangi waste dan rework, serta meningkatkan kualitas produk/jasa. Kali ini kita akan membahas pengaruh kualitas terhadap cost dan revenue ini.
Pengaruh Kualitas Terhadap Revenue
Sebelum melangkah kepada pembahasan, mari kita kupas makna “revenue” yang sebenarnya. Revenue berarti gross income, baik dari penjualan, penyesuaian budget, hadiah, dan sebagainya. Lalu bagaimana kualitas mempengaruhi revenue?
Semakin tinggi kualitas, semakin baik kemampuan organisasi untuk menciptakan produk dan menyediakan jasa yang paling tepat dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Hal ini akan meningkatkan daya jual produk dan jasa, karena pelanggan tertarik untuk membeli sesuatu yang berkualitas tinggi. Inilah sumber revenue Anda. Terbukti, perusahaan yang mampu memberikan produk dan jasa berkualitas tinggi dapat menetapkan harga premium untuk komoditas mereka, yang berarti revenue yang lebih besar.
Pengaruh Kualitas Terhadap Cost
Seperti biasa, kita akan membahas terlebih dahulu mengenai makna “cost”. Cost adalah total uang yang terpakai oleh organisasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam hubungannya dengan kualitas, cost termasuk pengeluaran yang dihabiskan untuk mendesain dan mengadakan barang dan jasa yang berkualitas tinggi dan biaya serta kehilangan yang diakibatkan karena kualitas yang buruk.
Kualitas memiliki hubungan yang kuat dengan cost. Dalam hubungan ini, kualitas bermakna “kebebasan dari masalah, kesalahan manusia dan mesin, cacat produk, pelayanan buruk, kesalahan operator lapangan, dan seterusnya”. Ketika pelanggan menerima barang atau jasa yang berkualitas rendah, mereka umumnya mempermasalahkan buruknya respons dari vendor, lambatnya respons, cacat / disfungsi produk, dan sebagainya.
Untuk meningkatkan kualitas dari sisi cost, perusahaan harus menguasai teknik-teknik quality improvement yang tepat; misalnya Six Sigma, yang akan membantu mengurangi defisiensi seperti “cost yang timbul karena kualitas yang rendah”, untuk menciptakan level kualitas yang lebih tinggi dan memangkas biaya-biaya yang berkaitan dengan rendahnya kualitas.