Keberhasilan implementasi AI tidaklah terlepas dari People-Process-Technology.
Menurut CEO SSCX Teknovasi keberhasilan AI tidaklah terlepas dari People-Process-Technology. Pertama, “People, siapa pengguna AI? Apa manfaatnya untuk pengguna tersebut? Apa manfaatnya untuk organisasi atau perusahaan?” Kedua, “Process, aktivitas, aksi, atau bahkan micro-action apa yang akan memanfaatkan AI? Apa estimasi dan ukuran peningkatan sebelum dan sesudah AI?” Ketiga, “Technology, apa teknologi yang sangat mirip yang telah ada dan berhasil digunakan? Kalau ada yang sangat mirip dan berhasil, maka kita pelajari dan bisa gunakan, supaya kita tidak perlu ‘re-inventing the wheel’.”
Hal selanjutnya yang tidak kalah penting adalah pengembangan dan eksperimen yang diterapkan dengan metode Design Sprint dan Agile Scrum Sprint (biasanya 1 Sprint itu berdurasi 1 – 2 minggu).
Dalam tiap Sprint harus ada hasil yang kongkret. Sprint pertama akan menjadi fondasi bagi Sprint kedua, dst. Walaupun misalnya Sprint pertama tidak semua tujuan tercapai, tapi lessons learned tetaplah menjadi fondasi bagi langkah selanjutnya. Kita sebut ini successful Micro-Failure.
Dalam 2 – 3 Scrum Sprint perlu sudah dapat dihasilkan Minimum Viable Product (MVP) dengan Minimum Viable Action (MVA) atau Micro-Action dari AI tersebut yang memberikan manfaat, walaupun masih Micro-Benefit tapi yang penting terukur dan nyata. Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.
“AI itu butuh sekali manusia, butuh sekali tim yang fokus dan committed, butuh sekali eksperimen metode demi metode agar semakin efektif, butuh target kongkret. Seperti halnya atlet yang hebat, ada pelatih yang hebat juga, ada teknik latihan yang efektif, dan ada hasil capaian demi capaian dalam tiap tahap. Kami banyak menghasilkan successful micro-failure sekaligus juga menemukan micro-benefit, sehingga dari AI kami dengan akurasi rendah (di bawah 50 persen), lalu bertambah sedikit demi sedikit, lalu sempat ada lompatan, lalu sedikit demi sedikit lagi, dan seterusnya sampai mencapai akurasi tinggi (lebih dari 90 persen),” pungkas Fajar. Fail fast, learn fast!
SSCX Teknovasi merupakan salah satu anak usaha dari SSCX Group, perusahaan konsultan yang fokus di bidang operational excellence dengan menggunakan pendekatan people dan process. Kehadiran SSCX Teknovasi sendiri menjadi langkah terobosan bagi SSCX menghadirkan solusi dengan pendekatan Technology. SSCX Teknovasi telah memiliki 6 solusi terpercaya yaitu ALTIX (IoT untuk OEE), SEMAI (Digitalisasi dan AI untuk sawit), SPA (platform penerbitan surat jaminan), e-Filing (kolaborasi SSCX dengan Bantex untuk pengarsipan secara digital), e-Bantex (platform e-signature, e-meterei, e-sign, e-stamp), dan SSCX Technovation (technology consultant dan training services).
Fitur terbaru dari SEMAI adalah JEPRIN, Jepret (ambil foto) dan Input. Setelah di-Jepret, maka aplikasi mobile akan menggunakan AI untuk mengidentifikasi itu foto tentang apa, lalu akan memberikan rekomendasi form yang sesuai untuk membantu pengguna melakukan data input atau bahkan secara otomatis sudah diisikan oleh AI ke form tersebut.