Pertamina akan melakukan efisiensi di awal 2017, mengurangi beban kerugian dari kenaikan harga bahan bakar Premium dan solar. Selain efisiensi, Pertamina tak akan menaikkan harga BBM non public service obligation (PSO), berupaya memperkecil gap harga dengan pesaing.

Konsumsi BBM Premium 2017 sekitar 30 persen dari total konsumsi bahan bakan minyak. Sampai akhir 2016 pasar premium tinggal 44 persen, selebihnya adlah Pertalita, Pertamax dan Turbo.

Pasar Premiun antara lain di Jawa, Madura, Bali dan diprediksi terus menurun hingga 2017. Penurunan konsumsi Premium karena masyarakat mulai beralih ke produk BBM lain. Dua tahun lalu, Premium sempat mencapai Rp 8.500,- per liter.

Padahal dengan harga tersebut konsumen bisa mendapatkan Pertamax atau menambah tiga ratus rupiah untuk mendapatkan Pertamax Turbo. Dengan harga yang sama konsumen mendapatkan produk dengan kualitas yang lebih tinggi.

Meski demikian masyarakat, terutama di Pulau Jawa, masih terbiasa menggunakan Premium. Pun, Pertamina belum berencana untuk menghapus Premium dari pasar.

Sementara itu konsumsi Pertamax Plus dan Turbo melonjak hingga 50% dibandingkan tahun lalu. Sedangkan Pertalite terbang tinggi tahun ini, dengan pertumbuhan hingga 1.689% dibandingkan periode sama tahun lalu. []

Baca juga  Strategi untuk Menciptakan Pelanggan yang Setia