Praktek-praktek dalam Leadership Standard Work (LSW) telah di fokuskan pada proses berkelanjutan dari keseharian peran pemimpin yang mampu membawa perilaku disiplin dalam proses, improvement opportunity dan juga hasil yang terukur.
Kesadaran para top manajemen akan pentingnya melibatkan peran karyawan yang berada di lapangan telah menjadi sebuah upaya untuk menanamkan budaya continuous improvement di seluruh lingkungan kerja. Melalui LSW yang juga menjadi landasan penting dari sistem Lean Management, para pemimpin di level top manajemen mulai mengajak dan melibatkan karyawan “lapangan” untuk ikut serta dalam menerapkan upaya-upaya perbaikan operasional perusahaan yang berkelanjutan.
Praktek-praktek dalam LSW telah di fokuskan pada proses berkelanjutan dari keseharian peran pemimpin yang mampu membawa perilaku disiplin dalam proses, improvement opportunity dan juga hasil yang terukur. Oleh karena itu, para praktisi di bidang Lean Management menolak standar kerja ini disebut sebagai tambahan kerja untuk para top manajemen.
Namun, dengan catatan bahwa perilaku disiplin ini harus benar-benar tercermin dari pemimpin, maka Anda, sebagai pemimpin harus mulai meninjau kembali peran Anda sebagai pemimpin selama ini. Kebiasaan yang Anda lakukan selama ini, informasi siapa Anda dan bagaimana cara Anda berperilaku. Hal ini menjadi tantangan besar untuk bisa mengadopsi dan menanamkan budaya lean filosofi dan juga sikap disiplin dari Leadership Standard Work.
Selain tantangan tersebut, zona nyaman dari kebiasaan-kebiasaan sebelumnya menimbulkan keengganan melakukan perubahan juga menjadi tantangan yang tidak kalah penting baik dari pemimpin maupun karyawan. Upaya saling sharing, teaching dan coaching yang dilakukan pemimpin dengan terlibat langsung dengan para karyawan di lapangan pun tidak cukup.
Dalam buku “Leadership on the Line : Staying Alive through the Dangers of Leading,” karya dari Heifetz and Linsky menggambarkan sebuah pendekatan untuk mengidentifikasi kebiasaan-kebiasaan apa yang menahan para pemimpin untuk mengakui penyebab berbagai permasalahan yang ada “di lapangan”. Identifikasi kebiasaan-kebiasaan ini adalah proses yang sengaja dilakukan untuk mengamati diri sebagai sebuah perilaku dari seorang pemimpin hebat. Namun, sayangnya masih jarang para pemimpin perusahaan yang melakukan hal tersebut.
Upaya mengamati diri sendiri dan memahami bagaimana cara Anda melakukan interaksi dengan para karyawan memberikan Anda wawasan kuat yang dapat memberikan perubahan postif dari kebiasaan dan perilaku seorang pemimpin.
Lalu, bagaimana pemimpin dapat menjangkau para karyawannya hingga ke level operasional ? Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan adalah melibatkan seseorang di luar lingkungan level top manajemen untuk melakukan coaching kepada seluruh karyawan. Sebagai contoh, seorang coach dari Lean Healtcare dapat mengamati tindakan-tindakan yang dilakukan oleh para pemimpin dan mencerminkannya secara positif.
Ini merupakan cara konstruktif yang membangun. Pemimpin menerima umpan balik, sehingga dapat langsung melakukan penyesuaian bertahap, dan siap untuk kembali menjangkau karyawaannya di lapangan dan melakukan evaluasi diri secara personal sebagai seorang pemimpin. Untuk menerima pembinaan, pemimpin setidaknya harus mau terbuka dan siap mengambil resiko untuk berani melakukan hal-hal yang berbeda.***