Toyota melalui organisasi non-profitnya, Toyota Production System Support Center (TSSC), turut ambil bagian dalam proyek St. Bernard pada 2012 lalu dengan implementasi Toyota Production System (Lean Manufacturing), dan donasi sebanyak 100.000 dolar AS.

Courtenay LaRoche dan kedua anaknya mengungsi ke Texas, hanya dua hari sebelum badai Katarina mengguncang New Orleans. Ia pikir, badai kali ini hanya badai biasa saja, yang akan lewat dengan cepat hanya dalam beberapa jam saja. Ia hanya mengepak pakaian untuk 2 hari bagi masing-masing orang, namun apa yang terjadi ternyata lebih buruk daripada apa yang pernah ia bayangkan. Rumahnya hancur lebur.

Kini, tujuh tahun setelah peristiwa naas itu terjadi, perubahan besar akan kembali terjadi dalam hidupnya. Namun, kali ini, perubahan tersebut akan membawa banyak kebaikan.

Dalam sebuah konferensi pers di tahun 2012 lalu, LaRoche menuturkan kisahnya, mulai dari cerita tentang rumahnya yang hampir selesai dibangun ulang di sebuah lokasi di jantung kota. Kisah pahitnya nyaris berakhir; ia dan anak-anaknya akhirnya bisa kembali ke kampung halaman mereka, berkat sumbangsih Toyota yang berkolaborasi dalam St. Bernard project, dengan implementasi Lean Manufacturing-nya.

Toyota melalui TSSC telah berkontribusi dalam proyek St. Bernard dengan mengurangi waktu re-build perumahan di New Orleans nyaris sebesar 50%, yang memungkinkan para korban badai untuk lebih cepat kembali pulang ke rumah-rumah mereka. Toyota di Amerika Utara juga menyumbangkan dana sebesar 100.000 dolar AS untuk pembangunan di proyek St. Bernard.

“Bagi saya dan anak-anak, ini adalah mimpi yang menjadi nyata. Sudah enam tahun kami menunggu, dan akhirnya kami bisa pulang ke rumah sendiri,” kata LaRoche. “Saya sangat bersyukur bahwa St. Bernard project telah membangun ulang rumah saya dengan sangat baik, dan memastikan semuanya berjalan dengan sempurna. Komitmen mereka sangat tinggi dengan apa yang mereka kerjakan disini.”

Baca juga  Roadmap Bisnis Biofuels dan Dekarbonisasi Pertamina

LaRoche hanyalah satu diantara ratusan keluarga yang merasa sangat tertolong dengan proyek St. Bernard, sebuah organisasi yang memimpin recovery New Orlean pasca Badai Katarina. Toyota, melalui organisasi non-profitnya, membangun partnership dengan St. Bernard pada Juni 2011 lalu untuk membantu melakukan sejumlah improvement dengan cara meningkatkan kualitas, produktifitas, keselamatan, dan mengurangi waktu tunggu dalam pembangunan kembali rumah-rumah penduduk.

“Proses konstruksi kami tidak pernah secepat ini sebelumnya,” kata Liz McCartney, co-founder dan direktur konstruksi di St. Bernard. “Hasilnya, kami bisa secepat mungkin mengembalikan sebanyak mungkin keluarga ke rumah mereka.”

“Dengan pelajaran dari Toyota Production System (atau Lean Manufacturing), kami mampu mencapai efisiensi yang telah secara signifikan mengurangi lead time konstruksi menjadi hanya enam minggu saja; setengahnya dari lead time sebelum kami bekerjasama dengan Toyota. Improvement yang ada sangat membantu dan memberikan perbedaan nyata dalam kemampuan kami membangun ulang rumah milik penduduk New Orleans secara cepat dan cost effective,” kata McCartney lagi.

St. Bernard adalah satu diantara 170 perusahaan non-profit yang bekerjasama dengan Toyota dalam implementasi Lean Manufacturing, untuk meningkatkan kualitas proses mereka.

“Di Toyota, kami mengukur sukses bukan hanya melalui kendaraan yang kami produksi, tapi juga melalui impact positif yang dapat kami berikan kepada komunitas lokal di Amerika Utara,” kata COO Toyota di Amerika Utara, Shigeki Terashi. “Dengan sejumlah organisasi non-profit yang memiliki kebutuhan tinggi akan peningkatan kualitas dengan biaya terjangkau, kebutuhan untuk menjalankan operasional dengan efisiensi maksimal menjadi vital.”

Dengan kolabroasi bersama Toyota, beberapa improvement telah terjadi dalam proyek St. Bernard, seperti:

  • Waktu yang dibutuhkan untuk membangun ulang rumah telah dapat dikurangi jadi 116 hari menjadi hanya 60 hari saja, atau sama dengan 48%.
  • Jumlah rumah yang selesai dibangun perbulannya telah meningkat dari rata-rata 8,6 unit menjadi 12,8 unit.
  • Proses yang terimprovisasi: kolaborasi dalam penggunaan metode TPS telah memberikan pengalaman tersendiri bagi staf profesional di St. Bernard, para supervisor konstruksi, dan anggota AmeriCorps untuk meningkatkan efisiensi pembangunan.
Baca juga  Efisiensi Pemboran di Lapangan Bangko, PHR Hemat Miliaran Rupiah

“Sebelum penerapan TPS, sangat sulit bagi kami untuk mendeteksi masalah, yang akhirnya menyebabkan banyaknya waktu terbuang dan duplikasi pekerjaan,” kata General Manager Toyota, Jamie Bonini. “Kami ingin menanamkan model konstruksi yang memiliki disiplin tinggi namun feksibel.”

Salah satu tantangan yang dihadapi adalah bagaimana cara mengembangkan cara-cara terbaik untuk menetapkan jadwal kerja untuk ratusan sukarelawan dan pekerja konstruksi yang menangani pembangunan rumah. Dimana sebelumnya mereka tidak memiliki sistem yang terorganisir sebelumnya, kini di kantor St. Bernard Project telah terpampang “management boards” untuk menelusuri jadwal sukarelawan dan karyawan dalam aktifitas konstruksi.

“Ini adalah pengalaman yang sungguh berharga,” kata Bonini. “Proyek St. Bernard sangat luar biasa, dan kami bangga menjadi bagian daripadanya.”

Sumber: Toyota Production System Support Center (TSSC) press release.