Konsep Lean Manufacturing telah berevolusi dan merambah segala industri di dunia. Saat ini, industri konstruksi rumah di New Zealand mulai mencicipi filosofi Lean yang dikenal sukses secara luas tersebut. Hal ini dikemukakan oleh Scott Sadam, konsultan konstruksi dari Certified Builders Association of New Zealand’s, di sebuah gelaran yang bertajuk “The Best Tools to Build Your Business” (17 – 18 Mei 2013). Pada event tersebut, Scott mengemukakan tips-tips untuk mereka yang bekerja di bidang konstruksi, berkaitan dengan perancangan, pemasok, dan kontraktor, mengenai bagaimana melaksanakan proses pembangunan yang lebih menghadirkan value dan minim waste.

Lean Manufacturing adalah filosofi manajemen yang didasarkan kepada Toyota Production System (TPS), dan telah berevolusi dan diadaptasi untuk penerapan di berbagai industri di dunia.

“Proses Lean adalah usaha tak kenal lelah. Ia adalah tentang identifikasi dan eliminasi waste pada produk, proses, dan perencanaan,” kata Scott. Ia adalah salah satu ahli yang mendukung ide bahwa bangunan yang Lean juga adalah bangunan yang ramah lingkungan (green building).

“Lean bukanlah sebuah jalan pintas, dan tidak dapat dicapai hanya dengan memangkas biaya. Lean adalah tentang menghadirkan banyak value dengan lebih sedikit pekerjaan; melakukan segala hal secara lebih cerdas untuk menguntungkan pelanggan dan bisnis anda,” kata Scott. “Lean juga tentang meningkatkan value secara signifikan dengan biaya rendah, dalam produk dan jasa yang bervariasi.”

Apa itu Lean Konstruksi?

Lean Konstruksi adalah kombinasi dari riset dan pengembangan praktis dalam perencanaan dan konstruksi dengan adopsi prinsip dan praktek Lean Manufacturing yang diimplementasikan dalam proses desain end-to-end dan konstruksi. Tidak seperti proses manufaktur, konstruksi adalah proses yang berbasis kepada proyek (needs); jadi secara alami, dunia konstruksi menganut sistem tarik (pull system).

Baca juga  OPEXCON, Kompetisi yang Jurinya Selalu Dinanti Peserta

Lean Konstruksi sangat mementingkan aspek continuous improvement dalam segala dimensi dari konstruksi: desain, konstruksi, aktivasi, pemeliharaan, penyelamatan, dan pengolahan ulang. Pendekatan ini bertujuan untuk mengatur dan memperbaiki proses konstruksi dengan biaya yang minim dan menghasilkan value yang maksimal, dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan.

Istilah “Lean Konstruksi” (Lean Construction) dibuat oleh International Group for Lean Construction dalam pertemuan pertama mereka pada tahun 1993. Kata “konstruksi” dalam Lean Konstruksi mengacu kepada keseluruhan industri, bukan hanya pada saat konstruksi bangunan berlangsung. Karena itulah, konsep ini berlaku bagi banyak pihak yang memiliki kepentingan dalam konstruksi seperti pemilik bangunan, arsitek, desainer, insinyur, kontraktor, dan pemasok.***

Sumber: Scoop.co.nz & Wikipedia.