Pola pikir Anda sangat mempengaruhi pencapaian karier Anda. Ada banyak pelajaran berharga yang terjadi secara alami di sepanjang perjalanan continuous improvement, Anda harus bisa memanfaatkan kesempatan ini.

Inilah yang dikatakan Larry Fast, author The 12 Principles of Manufacturing Excellence, A Lean Leader’s Guide to Achieving and Sustaining Excellence. Larry mengatakan keberhasilan kariernya sangat dipengaruhi pengalamannya ketika mempelajari dua kondisi dan menggunakannya untuk perbaikan.

Pada tahun-tahun awal bekerja di salah satu perusahaan manufaktur, Larry menemukan pelajaran penting pertamanya, yaitu fakta dimana para pemimpin sering tidak mendengarkan dengan baik, dan akibatnya mereke kehilangan kesempatan untuk melibatkan orang lain dalam penyelesaian masalah. Dalam budaya ini, telah terbentuk paradigma “pemimpin seharusnya cukup pintar untuk menyelesaikan masalah apa pun” dan “karyawan dilatih bertahun-tahun untuk tunduk kepada mereka”. Berdasarkan pengamatannya, para pemimpin cenderung melakukan pekerjaan setingkat lebih rendah dari apa yang seharusnya mereka lakukan. Salah satu perilaku yang paling merusak adalah budaya menyalahkan yang terjadi selama proses manufaktur, setiap disfungsi yang terjadi di lantai produksi operator mesin paling banyak disalahkan.

Paradigma ini sederhana, operator membuat kesalahan setiap hari, buktinya jelas terjadi pengerjaan ulang. Biaya tidak langsung yang dibutuhkan cukup tinggi baik untuk memperbaiki atau membuang material. Selain itu, penggunaan mesin yang buruk menyebabkan biaya lebih tinggi dan terjadi keterlambatan pengiriman.

Pengawas dan manajer departemen setiap pagi bertemu dengan sedikit data yang ada, hanya tumpukan memo untuk menghitung biaya dan melaporkannya dengan benar. Kurangnya data ini menghambat pemahaman akar masalah. Kesimpulannya, pertemuan ini hanya membuang-buang waktu, tidak ada proses perbaikan yang benar-benar dilakukan untuk mencari akar penyebab masalah dan penyelesaiannya.

Baca juga  Pendaftaran Kompetisi OPEXCON 2024 Ditutup 31 Agustus

Hal baik dari pengalaman ini adalah menemukan bahwa dalam manufaktur peran pemimpin adalah melayani secara langsung, interaksi langsung dengan orang-orang di departemen terkait merupakan peluang pembelajaran yang luar biasa. Larry kemudian mengembangkan hubungan dengan para operator, tidak lagi hanya mendengar masukan manajemen. Jika itu adalah masalah yang harus melibatkan manajemen, masukan operator bisa menjadi bagian dari proses.

Semua permasalahan produksi yang terjadi umumnya terjadi karena para pemimpin yang bekerja secara tidak efektif dan proses yang disfungsional. Selain analisis masalah dan metode tindakan korektif, mengubah budaya sangat penting untuk mengatur kerangka kerja guna mempertahankan perbaikan berkelanjutan.

Secara kultural, pemimpin harus meningkatkan ekspektasi mereka. Masalah proses tetap ada karena umumnya orang-orang terjebak dalam krisis manajemen. Namun, perubahan positif hanya akan dimulai jika setiap pemimpin berdiri dan berkata CUKUP! Buatlah orang-orang Anda berhenti mengatasi proses disfungsional setiap hari. Pekerjaan Anda adalah melatih mereka untuk memetakan proses yang rusak dan memecahkan masalahnya. Proses terintegrasi adalah solusinya.

Operator datang setiap hari untuk bekerja, mereka siap melakukan pekerjaan mereka dengan baik dan berharap memiliki hari yang baik. Apa yang menjadi akar dari kekacauan yang terjadi mengarah pada proses yang buruk. Sehingga pemimpin harus dilatih untuk memikirkan cara yang benar dan melatih tim mereka untuk menggunakan value stream maps, metrik yang akurat dan proses penyelesaian masalah lainnya, bukan opini, untuk benar-benar menyelesaikan masalah dengan meningkatkan proses.

sumber: industryweek.com