Seberapa sering kita mendengar masalah dalam maintenance seperti breakdown mesin yang memakan waktu lama karena sparepart tidak tersedia, jadwal preventive maintenance tidak berjalan lancar karena stok kosong, biaya maintenance membengkak karena stok inventori sparepart sangat tinggi, autonomous maintenance tidak jalan karena alasan stok suku cadang tertentu tidak tersedia, banyak stok suku cadang yang sudah kadaluarsa karena konsumsinya rendah, dan lain sebagainya. Solusi untuk mengatasi masalah diatas adalah menjalankan sparepart management. Langkah pertamanya adalah dengan membuat analisa critical sparepart list. Analisa ini akan berhubungan erat dengan analisa critical equipment.
Analisa critical sparepart list adalah analisa yang dilakukan pada suku cadang mesin untuk menetapkan prioritas suku cadang yang perlu di-stok dan mana yang tidak perlu. Analisa ini dilakukan setelah tim membuat machine tree diagram. Ada banyak sekali manfaat dari melakukan analisa critical sparepart diantaranya adalah untuk mengalokasikan biaya maintenance secara lebih tepat dan efisien, untuk menurunkan unplanned downtime mesin yang berdampak besar, untuk membuat program preventive maintenance dapat berjalan lebih baik, meningkatkan kinerja produksi dari sisi availability dan performance maintenance dari sisi MTBF dan MTTR, dan lainnya.
Melihat sedemikian besar manfaatnya, pasti kita akan tertarik untuk segera melaksanakannya. Dalam pelaksanaannya, yang bertanggung jawab melakukan analisa ini adalah bagian maintenance, karena performance maintenance cost dan masalah kehandalan mesin adalah bagian dari lingkup kerja maintenance. Waktu terbaik untuk melakukan analisa bukanlah sampai menunggu mesinnya rusak dulu, tapi justru harus dilakukan sedini mungkin sebelum kerusakan terjadi sehingga bisa dicegah.
Bagaimana cara melakukan analisa critical sparepart list? Simak saran dari lean expert di artikel ini.***RT