Mengamati sejumlah kisah sukses perusahaan dengan platform marketplace atau e-commerce, misalnya Tokopedia, Kaskus, ataupun Lazada ditambah kesuksesan perusahaan teknologi berbasis aplikasi seperti Gojek, Uber dan Grabtaxi, nampaknya tak lepas dari sejumlah prinsip utama Lean Six Sigma.
Marketplace merupakan pasar digital yang menjual beragam produk dari banyak merek yang disediakan oleh berbagai vendor. Bisnis ini laris manis lantaran keuntungan dari jasa pihak ketiga mempertemukan pelanggan dengan vendor. Layanan jasa pihak ketiga tersebut bersifat open access karena sebagian besar website marketplace memberi fasilitas kepada vendor yang turut bergabung secara gratis.
Salah satu champion dalam bisnis online di Indonesia adalah Tokopedia. Menurut penuturan CEO Tokopedia, William Tanuwijaya, tingkat kunjungan ke website telah mencapai puluhan juta setiap bulannya. Sekitar 50 persen pembeli Tokopedia berasal dari Jawa dan 19 persen dari DKI Jakarta. Sementara penjual mencapai 55 persen dari luar Jakarta dan 36 persen dari Jakarta.
Tingkat pertumbuhan berhasil dicapai berkat program bebas komisi transaksi untuk vendor atau merchant yang digagas sedari awal Tokopedia berdiri sekitar 2009 lalu. Hal tersebut mengindikasikan kesuksesan marketplace berbanding lurus dengan kesuksesan para merchant.
Di sisi lain e-commerce menyelenggarakan operasi bisnisnya melalui pemasaran produk dari merek atau vendor yang sama, sehingga pilihan belanja secara online jangkauannya sangat spesifik. Namun justru model pemasaran demikian yang membuat toko online seperti Lazada terus menanjak ke puncak suskes. Lazada sengaja membeli produk dari supplier, memasukkannya ke warehouse sebagai stok ataupun untuk tujuan penjualan kepada para pelanggan.
Operasi bisnis demikian memungkinkan Lazada melakukan kontrol aktivitas supplier sekaligus pelanggan meliputi kontrol kualitas produk, distribusi hingga aftersales. Sehingga trust atau tingkat kepercayaan menjadi variabel pokok dalam platform e-commerce terkait kualitas produk dari supplier.
Marketplace dan e-commerce merupakan dua platform yang berbeda secara signifikan. Perbedaan tersebut meliputi produk yang tersedia, model bisnis, sumber profit, proses pembayaran serta proses pengiriman barang. Meski berbeda, kedua platform bisnis online tersebut berhasil merajai pasar nasional seiring peningkatan pengguna internet dan telepon pintar.
Prinsip Six Sigma apa yang sebenarnya mereka gunakan sehingga bisnis berhasil ? Menurut Peter Pande dalam bukunya “The Six Sigma Way: Team Fieldbook” setidaknya ada enam prinsip utama Six Sigma yang inheren dengan operasi bisnis online berplatform marketplace, e-commerce ataupun perusahaan teknologi pengembang aplikasi, yaitu:
1. Mengutamakan Pelanggan
Pelaku bisnis berhasil mendefinisikan ulang pengertian pelanggan yang tak terbatas pada pembeli. Dalam operasi bisnis marketplace dan e-commerce, pelanggan bisa berarti rekan dan tim kerja, pemerintah, dan masyarakat umum pengguna jasa. Keberhasilan memaknai pelanggan berpengaruh kepada prioritas dan skala kebutuhan perusahaan. Bisnis online dan aplikasi berbasis website tak bisa mengabaikan kenyataan pola konsumsi pelanggan berkontribusi pada kecenderungan produksi perusahaan.
2. Manajemen Berbasis Data dan Fakta
Dalam bisnis online dan aplikasi, basis utama transaksi adalah informasi valid tentang produk berdasarkan data dan fakta bukan sebuah opini atau pendapat tanpa dasar. Kemajuan para pelaku bisnis dunia maya lebih karena berhasil menyampaikan informasi secara tepat tanpa cacat sesuai permintaan konsumen atau pelanggan.
3. Fokus pada Proses, Manajemen dan Perbaikan
Keberhasilan platform marketplace, e-commerce dan perusahaan pengembang teknologi aplikasi, salah satunya karena kemampuan teknis proses bisnis dipadu dengan kemampuan manajerial yang tinggi untuk terus melakukan perbaikan. Pemahaman teknis tentang proses bisnis penting untuk melakukan efesiensi perusahaan, meningkatkan daya saing, meninggalkan pola-pola bisnis konvensional yang usang ditelan zaman.
4. Manajemen yang Proaktif
Ibarat Nahkoda, peran seorang pemimpin perusahaan sangat menentukan arah yang hendak dituju. Melalui tatakelola manajerial yang peka terhadap kebutuhan dan situasi zaman, para pemimpin di bisnis online membuktikan bahwa mereka sampai saat ini berasil melakukan perubahan yang signifikan. Bahkan dalam bisnis aplikasi seperti Gojek, telah teruji membuka lapangan kerja, menyerap angkatan kerja baru dan masyarakat usia produktif lantaran manajemen yang tanggap dengan situasi ekonomi nasional.
5. Kolaborasi Tanpa Batas
Terus membuka peluang kerjasama antartim dan partner baru merupakan kunci kesuksesan bisnis online. Melibatkan banyak pihak dalam proses bisnis berarti meningkatkan arus komunikasi, permintaan produk dan akhirnya meningkatkan transaksi dan akumulasi kapital. Bisnis online bahkan meninggalkan pola klasik merchant melakukan monopoli produk dan harga. Hal demikian dimungkinkan karena sistem pengawasan muncul secara internal dari kedua belah pihak, pelanggan maupun penyedia jasa.
6. Selalu Mengejar Kesempurnaan
Bisnis online dengan beragam platform sarat dengan kemajuan dan pengembangan teknologi. Sebuah perusahaan tak bisa fanatis dengan satu pendekatan bisnis, namun terus berupaya mengembangkan cara-cara baru operasi bisnis, menghasilkan produk tanpa cacat. Pembaruan dan penyempurnaan teknologi informasi terus dilakukan untuk memaknai pasar dan menciptakan tren dan pola-pola baru produksi-konsumsi masyarakat.