Seperti yang telah kita ketahui, DMAIC atau struktur Define – Measure – Analyze – Improve – Control, adalah framework dalam inisiatif problem solving untuk memperbaiki proses yang bermasalah. Penggunaan DMAIC, yang biasa ditemukan dalam proyek Lean atau Six Sigma, dapat membantu anda mengidentifikasi akar masalah dan menentukan metode improvement yang akan digunakan untuk melakukan improvement terhadap proses. Pertanyaannya adalah, kapan anda membutuhkan DMAIC, dan kapan tidak?
Menurut Carl F. Berardinelli, senior principal health systems engineering analyst di the Mayo Clinic, Rochester, AS, ada beberapa kasus yang tidak memerlukan DMAIC, dan ada yang mutlak harus menggunakan DMAIC. Kasus-kasus apa sajakah itu?
Kapan Perlu DMAIC?
Jika anda berniat untuk memperbaiki proses, jika masalah yang ditemukan kompleks atau beresiko tinggi, DMAIC jelas diperlukan. Framework tersebut akan mencegah terlewatnya langkah-langkah krusial oleh tim dan meningkatkan peluang sukses dari proyek yang dijalankan.
Keuntungan dari penggunaan DMAIC adalah menurunkan resiko kegagalan improvement dan memberikan kemampuan kepada tim untuk mengembangkan solusi yang lebih tepat. Untuk beberapa kasus, jika resiko rendah dan solusi telah ditemukan dengan pasti, penggunaan metode DMAIC dapat dilewatkan, namun hanya jika:
- Data yang terpercaya telah cukup bagi tim untuk memilih/menemukan solusi terbaik untuk permasalahan.
- Hasil yang tidak diharapkan mungkin telah teridentifikasi, dan rencana mitigasi telah dikembangkan.
- Ada buy-in dari process owner.
Dua Cara Implementasi DMAIC
Jika solusi nyata tidak dapat ditemukan atau dibuktikan dengan data yang terpercaya, maka DMAIC harus dijalankan. Terdapat dua cara yang sering digunakan dalam implementasi kerangka kerja DMAIC. Cara pertama adalah Pendekatan Tim, dan cara kedua adalah Metode Kaizen Event. Berikut penjelasan untuk keduanya:
1) Pendekatan Tim
Pendekatan tim dilakukan dengan menunjuk individu yang memiliki kemampuan dan pengetahuan mengenai metode dan improvement tools (seperti Lean atau Six Sigma), seperti para ahli di bidang quality dan process improvement, untuk menjadi pemimpin tim. Anggota tim akan menggunakan sebagian waktu kerjanya untuk aktifitas dalam proyek improvement, dan sebagian lainnya untuk mengerjakan pekerjaan rutin mereka. Ahli di bidang quality/process improvement (team leader), dapat memegang beberapa proyek sekaligus. Jenis proyek semacam ini akan membutuhkan waktu beberapa bulan hingga selesai.
2) Metode Kaizen Event
Taktik kedua adalah dengan metode Kaizen event, proyek ekspres yang menggunakan framework DMAIC, dikerjakan secara intens sehingga dapat selesai dalam waktu seminggu. Persiapan dilakukan oleh lean atau six sigma expert, dengan pekerjaan yang ada di seputar fase Define dan Measure. Fase-fase selanjutnya dilakukan oleh tim atau individu yang bekerja secara penuh untuk proyek Kaizen event dan untuk sementara tidak melakukan pekerjaan regularnya hingga Kaizen selesai.
Dalam banyak kasus, perubahan dilakukan pada saat event berlangsung, dan implementasi skala penuh dilakukan setelah event selesai. Sangat krusial untuk memonitor impact dari perubahan yang dilakukan (baik hasil yang diharapkan ataupun tidak). Keuntungan taktik kedua ini adalah kemampuan untuk membuat perubahan dengan cepat.
Pendekatan Berbasis Pelanggan
DMAIC bukanlah metode yang diimplementasikan sebagai best practice; ia adalah metode untuk menemukan best practice. Namun DMAIC dapat dilakukan untuk perbaikan proses yang telah ada. Jika anda bermaksud untuk membuat/menyusun proses baru, gunakanlah pendekatan DFSS (Design for Six Sigma). DFSS dibangun diatas kerangka DMAIC.
DMAIC adalah kerangka kerja terstruktur yang berbasis kepada data serta fokus kepada pelanggan untuk melakukan perbaikan proses dan problem solving. DMAIC berdiri diatas pembelajaran yang diambil dari proses-proses yang telah berjalan untuk menemukan solusi permanin bagi masalah yang rumit. Semua fase saling mendukung; Define akan memberitahu tim apa yang harus diukur. Measure memberitahu tim apa yang harus dianalisa. Analyze akan membantu tim menemukan peluang untuk improve. Dan Improve akan memberikan kepada tim hal-hal yang harus dikontrol di fase Control.
Sumber:
Artikel oleh Carl F. Berardinelli, senior principal health systems engineering analyst di the Mayo Clinic, Rochester, AS. Anggota ASQ.