Lean Manufacturing, atau dikenal juga dengan sebutan Lean Enterprise, Lean Production, atau sederhananya hanya disebut “Lean” saja merupakan sebuah metodologi praktek produksi yang memfokuskan penggunaan dan pemberdayaan sumber daya untuk menciptakan value bagi pelanggan. Caranya adalah dengan menhilangkan waste (pemborosan) yang terjadi pada proses sehingga terjadi proses yang lebih efektif dan efisien, dengan kualitas output yang lebih baik.
Pada awalnya konsep ini diterapkan oleh Toyota dalam proses produksinya. Para peneliti dari MIT yang menulis tentang konsep tersebut dalam buku “The Machine That Changed The World” memperkenalkan istilan “Lean” yang merujuk kepada konsepnya. Setelah itu barulah istilah Lean dikenal di seluruh dunia.
Konsep awal Lean dikenal dengan Toyota Production System (TPS), sebuah metode dan cara yang digunakan Toyota dalam berproduksi dan memberikan value bagi pelanggannya. Simak perjalanan sejarah Lean disini.
Memberikan Value bagi Pelanggan
Dalam kacamata pelanggan, “value” yang dimaksud disini berarti segala faktor yang membuat pelanggan bersedia membeli atau membayar untuk suatu produk atau jasa.
Dalam esensinya, Lean fokus kepada “preserving value with less work”.
Secara mendasar, Lean memiliki fokus kepada cara organisasi memaksimalkan value (nilai) yang diterima pelanggan dan pada saat bersamaan meminimalisir waste pada prosesnya. Waste (pemborosan) tersebut merupakan proses yang tidak memberikan nilai (value) kepada pelanggan.
Prinsip Dasar Lean
Seperti metodologi lain di dunia, Lean memiliki konsep atau prinsip-prinsip dasar. Prinsip inilah yang berkembang menjadi segala roadmap dan tools yang sekarang kita kenal. Berikut adalah prinsip dasar Lean:
- Berikan VALUE sesuai dengan kebutuhan dan permintaan pelanggan.
- Identifikasi VALUE STREAM untuk setiap produk / jasa.
- Buat aliran proses menjadi sebuah tahapan yang rutin dan berkelanjutan (continuous FLOW).
- Terapkan sistem tarik (PULL system) dalam proses.
- Lakukan secara konsisten hingga tercapai proses yang sempurna (ZERO-WASTE).
Yang perlu ditekankan sebelum memulai inisiatif Lean adalah bahwa Lean bukanlah sebuah program perbaikan yang instan. Dibutuhkan usaha yang berkelanjutan untuk menyempurnakan hasil dari penerapan Lean dalam organisasi. Lean harus dijalankan dengan rutin serta utuh, dan sebaiknya menjadi bagian dari budaya perusahaan.
Dalam konsepsi Lean memang terdapat banyak tools yang digunakan untuk perbaikan, seperti 5S, Kanban, QCC dan sebagainya. Banyak organisasi yang tidak ingin repot dan hanya menerapkan tool-tool secara terpisah. Apakah itu ideal? Dalam kacamata Lean, hal tersebut jauh dari ideal. Organisasi yang demikian kemungkinan akan gagal mendapatkan keuntungan besar dari penerapan Lean.
7 Waste dalam Lean
Karena fokus utama dari Lean adalah menghilangkan waste dalam proses, maka dalam konsepnya terdapat 7 macam waste (aktivitas tanpa nilai tambah dari kacamata pelanggan) yang umumnya terjadi, yang harus dihilangkan. 7 Waste tersebut diantaranya:
- Waste Transportasi (Waste ini terdiri dari pemindahan atau pengangkutan yang tidak diperlukan seperti penempatan sementara, penumpukan kembali, perpindahan barang)
- Waste Kelebihan Persediaan (Inventory, stok atau persediaan yang berlebihan)
- Waste Gerakan (Motion, waste ini berupa waktu yang digunakan untuk mencari, kemudian gerakan yang tidak efisien dan tidak ergonomis)
- Waste Menunggu (Waiting, waste ini termasuk antara lain aktivitas menunggui mesin otomatis, menunggu barang datang dsb)
- Waste Kelebihan Produksi (Over Production, menghasil produk melebihi permintaan, ataupun lebih awal dari jadwal)
- Waste Proses Berlebih (Over Processing, penambahan proses yang tidak diperlukan bagi barang produk hanya akan menambah biaya produksi
- Waste Defect (Rework, kerja ulang tidak ada nilai tambahnya (pelanggan tidak membayar).
Semua jenis waste ini sering terjadi tanpa disadari, karena telah dianggap sebagai sesuatu yang wajar dan umum, padahal sesungguhnya sangat merugikan, khususnya sering menyebabkan pertambahan biaya operasional (cost) yang seharusanya bisa dihindari. Karena itu, penerapan Lean dapat membantu organisasi memotong biaya yang tidak perlu, sekaligus meningkatkan revenue.
Ingin tahu lebih jauh mengenai bagaimana Lean bisa meningkatkan produtivitas dan profitabilitas di perusahaan? Silakan kunjungi laman ini.***