Setiap bisnis pastinya menghadapi hambatan dan memiliki kekurangan, misalnya fungsi yang kurang efisien daripada yang diinginkan, kenaikan biaya dan kehilangan peluang. Bagi industri perbankan, pemrosesan pinjaman adalah salah satu contoh utamanya.

Salah satu jalan menuju perbaikannya adalah menerapkan Lean Six Sigma pada prosesnya. Menggunakan Lean sebagai dasar untuk pemrosesan ulang teknik pinjaman memungkinkan kinerja bank maksimal dan mencapai produktivitas optimal. Beberapa ahli mengatakan, bank-bank melaporkan bahwa cara ini telah berhasil membuat mereka menghemat antara 20% – 40%persen, bahkan terkadang lebih.

Pepatah asing mengatakan “Jika dapat sesuatu yang buruk dapat diprediksi, maka itu dapat dicegah,” ini relevan dengan bisnis penerapan Lean untuk masalah ini. Pelajari prosesnya, identifikasi penundaan, dan cari tahu perbaikan untuk meningkatkan produktivitas.

Diperlukan pelacakan terperinci mengenai berapa banyak waktu dan usaha yang dibutuhkan masing-masing dan menyelidiki penyebab masalahnya. Selama periode waktu tertentu, akan terindikasi perbaikan yang diperlukan. Salah satunya adalah konsistensi di mana pinjaman diproses – berapa lama proses yang dibutuhkan untuk setiap aplikasi. Alasan lainnya pun diperhatikan, misalnya karena kesibukan, tidak cukup banyak karyawan, dan liburan yang menghambat pekerjaan.

Beberapa masalah beserta solusinya:

1. Pelatihan

Hambatan terhadap proses yang menyebabkan backlog dan bottleneck terjadi bila kurangnya orang terlatih. Tim karyawan yang dilatih secara silang (dengan bidang lain yang berkaitan) dapat didukung melalui outsourcing saat alur kerja dirasa sangat berat. Sebagai alternatif, sebuah proses dapat dimulai di mana pinjaman dalam proses diputar di antara operasi bank atau cabang lainnya. Perkiraannya adalah bahwa proses “load balancing” semacam itu dapat menciptakan kenaikan produktivitas sebesar 15%.

 

2. Proses itu sendiri

Salah satu masalah terbesar dengan pemrosesan pinjaman adalah praktik untuk memperlakukan semua pinjaman dengan cara yang sama. Solusinya adalah penyelarasan yang lebih baik antara upaya yang dikeluarkan dengan resiko terhadap sebuah peminjaman. Dengan begini, masalah proses umum lainnya akan dipecahkan. Memperlancar proses dan mengkorelasikan effort risiko dengan usaha dapat menghemat 25%  waktu dan biaya pemrosesan.

Baca juga  Actions speak louder than words, ubah idemu jadi aksi nyata

3. Mengumpulkan, menganalisis, menyajikan data aplikasi pinjaman.

Ini sering terjadi pada kasus “TMI” (Too Much Information), di mana informasi dikumpulkan (misalnya tentang status pernikahan si peminjam atau data tentang hubungannya dengan bank), yang sebetulnya tak ada hubungannya dengan keputusan bank untuk pemberian pinjaman.

 

Menstandardisasi format dan membuatnya cukup fleksibel untuk merefleksikan risiko yang sesuai dengan informasi, detail dan analisisnya, dengan kemungkinan kegagalan. Apalagi setiap informasi pasti memengaruhi keputusan. Restrukturisasi bagian proses ini bisa menghemat sebanyak 35% dalam waktu pemrosesan.

Lean Six Sigma bukan untuk setiap lembaga keuangan, namun aplikasinya untuk fungsi seperti produksi pinjaman dapat secara dramatis meningkatkan rasio produktivitas. Setiap bank yang ingin memperbaiki kinerjanya akan dilayani dengan baik untuk mengadopsi Lean guna membantu menyederhanakan dan memprioritaskan operasi penting.

Ingin tahu lebih banyak tentang Lean Six Sigma? Klik www.sscxinternational.com untuk berkonsultasi dengan konsultan dan training provider Lean Six Sigma berpengalaman di Asia Pasifik.