Menurut wawancara media dengan Yukitoshi Funo, VP executive Toyota, 25 Mei lalu, produsen mobil asal Jepang tersebut berencana untuk memproduksi delapan model mobil terbaru di beberapa negara berkembang. Mobil-mobil dengan kisaran harga US$12.500 ini diharapkan akan memenuhi target penjualan yang berjumlah lebih dari satu juta model pertahun di pasar berkembang pada tahun 2015.
Produsen mobil terbesar dari Jepang tersebut menyatakan bahwa mereka akan memproduksi delapan model terbaru itu di pabrik mereka di Thailand, Indonesia, Brazil dan India. Mobil-mobil ini akan dilepas ke pasaran dengan banderol 1 juta yen atau lebih (sekitar US$ 12.500).
“Kami tidak menjual mobil seharga 50.000 yen,” kata excecutive VP Toyota, Yukitoshi Funo di kantor pusat Toyota di Tokyo.
Model terbaru ini dibuat untuk dilepas ke pasar negara berkembang, seperti Cina, Indonesia dan Brazil. “Jika pelanggan dari Eropa dan Amerika Serikat menyukainya, kami akan mempertimbangkan untuk menjualnya kesana,” kata Funo.
Pada 2010, perusahaan meluncurkan Etios compact ke pasar India dengan harga dasar sekitar US$10.000, jauh lebih tinggi daripada kompetitor lokal seperti Tata Motors, yang meluncurkan Nano seharga US$2900. Penjualan total dari Etios melebihi 100.000 unit di India sejak debutnya pada 25 Mei 2010. Etios merupakan bagian dari rencana besar Toyota untuk meningkatkan penjualan mobil di pasar berkembang, yang naik dari 45% pada 2011. Toyota mencoba menguasai pasar negara berkembang setelah mengalami persaingan ketat di pasar negara maju.
Funo mendeskripsikan mobil baru keluaran Toyota tersebut memiliki faktor “excitement” tersendiri.
“Sebuah mobil harus memiliki satu faktor “excitement”. Ketika seorang ayah membeli mobil, sudah sepantasnya ia mendapatkan penghargaan dari keluarganya yang akan menyerukan ‘Selamat ya, Ayah!’ dan keluarga itu akan bergi piknik dengan mobil tersebut,” katanya.
Namun Funo menyayangkan bahwa Toyota belum bisa melebarkan pasarnya ke Myanmar. Mereka menilai bahwa pasar disana masih terlalu kecil untuk sementara ini, namun Toyota tetap memantau negara tersebut karena Myanmar telah mengadopsi demokrasi yang berarti akan lebih banyak bisnis yang bergerak masuk ke dalamnya. “Kami akan mengobservasi laju pertumbukan pasar di sebuah negara dengan pandangan yang positif.”
Toyota mengambil kembali posisinya sebagai produsen mobil nomor satu dunia di kuartal pertama 2012 dari tangan raksasa AS, General Motors. Produsen mobil yang memproduksi merek mobil Toyota, Lexus, Daihatsu dan Hino ini telah menjual 7,35 juta mobil dalam tiga bulan pertama tahun ini, atau terhitung sejak Januari – Maret 2012.
Sumber: IndustryWeek.com