SHIFT SSCX FRS

Fixed Repeating Schedule merupakan sebuah elemen kunci dari Toyota Production System (TPS), yang mana sistem TPS ini sudah digunakan sejak pasca perang dunia ke II, di era 50-an. Pengembangan TPS dilakukan oleh insinyur bernama Taicho Ohno.

Sesuai dengan namanya, FRS adalah sebuah teknik produksi yang ‘unchanging’ dan diulang di hampir setiap harinya atau selama waktu yang lebih lama dari dua minggu atau satu minggu sekali. Dalam industri manufaktur, TPS terbukti bekerja efektif untuk meningkatkan efisiensi. TPS mampu menekan dan mencegah pemborosan. Selain itu, tentunya juga mampu mengurangi aktivitas yang tidak memiliki nilai tambah. Jadi, jika FRS dapat diimplementasikan dengan benar, maka seharusnya nilai ekonomi dari repitisi ini mulai terlihat jelas sehingga customer dan supplier dapat merasa yakin terhadap scheduling aktivitas mereka sendiri.

Namun, dalam mengimplementasikan FRS sering kali ditemukan banyaknya aktivitas-aktivitas dalam scheduling yang menjadi lebih kompleks dan rumit. Selain hal tersebut, ketidakpastian yang terjadi antara supply dan demand pun juga ikut menyumbang kendala dalam penerapan FRS. Sehingga banyak organisasi yang mulai beralih dari sistem tersebut.

Dan berikut adalah pemasalahan utama proses produksi dari banyaknya industri manufaktur :

Permintaan Pelanggan yang Berfluktuasi

Idealnya, proses produksi dapat dengan mudah disamaratakan atau bahkan ditingkatkan jika saja permintaan bersifat konstan, namun kenyataannya permintaan pelanggan sangat berfluktuasi. Untuk mengatasi permintaan pelanggan yang berfluktuasi ini, ada dua pendekatan yang telah diadopsi dalam lean manufacturing, yaitu dengan demand leveling dan production leveling. Pendekatan ini diadopsi untuk membantu mencegah fluktuasi pada produksi dan menjaga agar fluktuasi tetap bisa dikendalikan. Proses kerja produksi dalam sebuah manufaktur adalah manufaktur tidak akan memproduksi produk yang sama secara berulang, seperti ketika Anda akan memproduksi produk secara massal.

Baca juga  Transform Your Manufacturing Process with Lean Six Sigma

Dan hai ini lah yang dilakukan oleh Toyota. Toyota tidak pernah merakit model mobil yang sama dalam satu kali proses produksinya. Cara kerja Toyota adalah mereka memproduksi satu model pertama nya, baru kemudian model yang lainnya, dan seterusnya sampai proses produksi mobil tersebut selesai. Dengan menggunakan teknik leveling production, dalam proses produksi, Toyota dapat menambah jumlah atau menambah jenis produk nya.

5 Langkah Penerapan FRS untuk Mengoptimalkan Proses Produksi

Setelah memahami permasahan utama dalam proses produksi, maka ini lah langkah-langkah yang dibutuhkan untuk menerapkan FRS di industri manufaktur dan perlu diingat juga bahwa penerapan FRS ini adalah untuk keadaan dimana saat permintaan pelanggan sangat berfluktuasi namun, permintaan tersebut masih dapat diprediksi.

Langkah 1

Terapkan Green/Red Streem , yang disebut juga sebagai urutan dan jumlah yang tetap. Dengan menerapkan teknik ini Anda dapat menentukan kriteria yang masuk dan juga keluar untuk produk yang sudah Anda produksi dan Anda bisa gunakan kriteria tersebut untuk menentukan disiplin dalam mendukung service yang baik untuk produk Anda.  Namun, perlu juga diingat, ketika Anda menerapkan teknik ini, siklus produksi Anda harus menerapkan prinsip Satu produk satu siklus atau yang lebih dikenal dengan EPEC (Every Product Every Cycle).

Langkah 2

Menentukan kecepatan dan volume yang tetap. Hal ini dilakukan agar Anda dapat menjaga produk Anda berada di stream yang sama seperti sebelumnya, namun cobalah untuk menggunakan cara yang memang familiar untuk memaksimalkan dan meningkatkan kecepatan produksi. Dengan melakukan teknik ini, dapat memungkinkan untuk memperpendek siklus EPEC, sehingga pabrik Anda kini dapat memproduksi produk setiap dua minggu atau bahkan setiap seminggu sekali. Anda juga mungkin akan memerlukan layanan dukungan untuk mempercepat proses ini.

Baca juga  Indonesia di posisi ke-12 Top Manufacturing Countries by Value Added 

Langkah 3

Tetapkan urutan dengan volume yang tidak tetap. Langkah ini akan membantu menjaga aliran urutan yang sama. Hal ini sering dipandang sebagai bentuk umum dengan mengulangi jadwal tetap.

Langkah 4

Tentukan urutan yang tidak tetap dengan volume yang tetap. Dengan hal ini Anda perlu untuk melakukan streaming urutan dan juga EPEC.

Langkah 5

Tentukan urutan tetap dengan volume yang tidak tetap. Hal tersebut adalah dimana Anda akhirnya akan pindah ke jalur yang benar. Dengan melakukan langkah ini, akan memungkinkan Anda mengurangi ukuran produksi Anda sampai mereka dapat menyelesaikan model pertamanya, yang mana merupakan tujuan akhir untuk semua pabrik manufaktur dalam menggunakan sistem ini.

Keuntungan dari Penerapan Teknik FRS

Keuntungan dari penerapan FRS dengan menetapkan 5 langkah diatas adalah tentunya Anda akan dapat mengurangi biaya secara signifikan yang muncul akibat penerapan tanpa ada nya FRS di dalam sebuah pabrik manufaktur. Dalam pabrik yang menerapkan FRS, semua biaya dan aktivitas bersifat berulang, sehingga proses ini lah yang akan mereduksi waktu dan juga biaya.

Namun keuntungan ini hanya muncul jika green stream / produk atau service FRS masih tetap pada permintaan yang dapat diprediksi. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan review frekuensi yang layak dari permintaan produk untuk memastikan produk yang stabil dari red stream. Hal ini juga dapat memancing kematangan produk setelah introduksi awal, saat permintaan menstabilkan pergerakan produk ke dalam FRS untuk proses selanjutnya. Namun, ketika atusiasme pembelian berkurang, maka teknik ini tidak diperlukan lagi.***