TPM (Total Productive Maintenance) adalah pendekatan holistik untuk meningkatkan perawatan mesin dan peralatan untuk mencapai produktivitas tertinggi. Indikator kesuksesan TPM diukur menggunakan OEE (Overall Equipment Effectiveness) yang mengukur kinerja berdasarkan enam kategori kerugian: downtime (kerusakan), idling dan minor stops (operasi berhenti), reduced speed (penurunan kecepatan operasi), process defect (produk cacat)dan rework (pengerjaan ulang),dan start-up losses (scrap/reject saat startup produksi).
TPM adalah program yang menekankan pemeliharaan yang dijalankan secara proaktif dan preventif untuk memaksimalkan efisiensi operasional peralatan melalui pemberdayaan operator. Selain menciptakan proses yang bebas dari kerusakan, TPM juga membuat lingkungan kerja menjadi aman tanpa ada kecelakaan karena dalam implementasinya membangun rasa tanggung jawab bersama. Dan jika dijalankan secara benar, akan efektif membantu meningkatkan produktivitas. Namun sayangnya, manfaat penuh TPM sering tidak terwujud. Banyak perusahaan kehilangan momentum mencapai perubahan budaya yang diperlukan untuk implementasi TPM yang sukses. Akibatnya perusahaan tidak lagi memiliki daya tarik terhadap TPM.
Menetapkan Prioritas TPM
Salah satu tantangan dalam mendorong upaya TPM adalah menetapkan prioritas perawatan oleh bagian teknisi dan operator. Sementara mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan operasi, seringkali mereka kurang melihat gambaran besar dari keseluruhan operasi. Seringkali personel lini tidak mengetahui atau memahami dampak berbagai mesin atau unit produksi terhadap kinerja dan keuntungan utama bisnis sehingga mereka tidak dapat memprioritaskan peningkatan di area dengan dampak terbesar. Dalam hal ini, perusahaan membutuhkan pendekatan terstruktur, berbasis data untuk menetapkan prioritas perawatan. Pendekatan ini memprioritaskan elemen-elemen TPM yang akan mendorong manfaat finansial terbesar bagi perusahaan. Tentu untuk fokus pada manfaat finansial yang lebih luas, pendekatan harus diambil menggunakan berbagai sudut pandang, termasuk melibatkan departemen keuangan. Dengan demikian, tim TPM dapat bekerja lebih sistematis sehingga kinerja bisnis tercapai.
Mengutip Industryweek, langkah-langkah sistematis yang diperlukan tim TPM untuk mendorong kinerja bisnis adalah sebagai berikut:
- Mengakses dan menganalisis data penting. Sebagian besar sistem perencanaan sumber daya perusahaan (ERP) saat ini menawarkan kemampuan data real-time, tetapi seringkali data ini hanya digunakan untuk perencanaan dan tujuan pelaporan keuangan daripada peningkatan kinerja.
- Tim TPM perlu mengakses dan menelusuri detail laporan untuk menemukan data operasi dasar seperti waktu henti setiap mesin atau catatan kinerja untuk mesin, jalur produksi, atau unit bisnis tertentu. Dengan berfokus pada lini produksi, tim TPM mampu mendorong kontribusi langsung dan membangun momentum yang dibutuhkan untuk implementasi TPM yang lebih luas di masa depan.
- Mengembangkan dashboard dan KPI yang akurat. Mengakses data hanyalah langkah pertama. Selanjutnya, manajer harus mengidentifikasi informasi yang benar-benar berguna untuk upaya peningkatan kinerja. Tim TPM perlu mengembangkan dashboard real-time yang akan mengisolasi dan menentukan data yang mereka butuhkan untuk mendorong hasil lebih cepat.
- Menanamkan akuntabilitas dan menerapkan tata kelola yang kuat. Pendekatan yang jelas dan terstruktur dengan pengawasan manajemen tingkat tinggi dapat membantu organisasi memfokuskan waktu, uang, dan sumber daya pada elemen-elemen yang akan memiliki dampak langsung dan terukur pada kinerja bisnis.
- Meningkatkan pemanfaatan sistem pemeliharaan dan kemampuan TI yang ada. Sebagian besar organisasi berinvestasi banyak dalam teknologi seperti sistem manajemen pemeliharaan terkomputerisasi (CMMS), tetapi seringkali tidak sepenuhnya dimanfaatkan. Dengan melakukan penilaian pemanfaatan sistem secara menyeluruh, tim akan mendapat banyak peluang baru yang dapat meningkatkan OEE.
Mengidentifikasi Peluang Perbaikan
Peluang dengan nilai terbesar tentu bervariasi di setiap industri atau perusahaan. Tetapi memprioritaskan data, transparansi, tata kelola dan masalah sistem dapat membantu tim TPM mencapai manfaat finansial yang terukur. Dan sekali lagi, tujuan akhir implementasi TPM adalah untuk meningkatkan kinerja keuangan secara keseluruhan sementara penerapan TPM yang lebih efektif dan tepat sasaran menjadi sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Dampak positif dari program TPM yang dapat dibuktikan melalui kinerja keuangan inilah yang kemudian membantu tim TPM membangun dan mempertahankan momentum keberhasilan saat ini menuju perubahan budaya jangka panjang.
Ingin tahu cara mengidentifikasi peluang TPM dan memahami pilar-pilar TPM? Atau ingin belajar bagaimana membangun infrastuktur TPM dan membentuk tim TPM yang mampu melakukan continuous improvement? Ikuti Public Training SSCX The Power of Total Productive Maintenance Workshop, 11 – 12 Agustus 2020. Segera hubungi tim SSCX sekarang juga di Wa.me/628175763021 atau event@sscx.asia untuk mendapatkan penawaran istimewa. Kuota terbatas, ya!